Menjelang waktu tidur, tak ada yang lebih indah daripada menceritakan kisah seru yang membuat si kecil tersenyum sebelum memejamkan mata.
Cerita dongeng pendek bukan hanya membantu anak lebih cepat terlelap, tetapi juga membuka pintu imajinasi dan memberikan pelajaran hidup yang berharga.
Dari petualangan hewan lucu hingga kisah ajaib penuh keajaiban, beberapa dongeng ini siap menjadi teman setia malam hari. Yuk, siapkan selimut hangat dan biarkan dongeng-dongeng ini membawa si kecil terbang ke dunia mimpi yang penuh warna!
Table of Contents
Cerita Dongeng Pendek dalam Bahasa Inggris
Dongeng selalu punya cara ajaib untuk membawa kita masuk ke dunia penuh keajaiban, petualangan, dan pesan moral yang membekas di hati.
Dalam cerita dongeng pendek dalam bahasa Inggris ini, kamu akan bertemu dengan tokoh-tokoh cerdas, hewan-hewan lucu, hingga makhluk ajaib yang siap mengajakmu berkeliling dunia imajinasi.
Cocok untuk belajar bahasa sambil menikmati cerita, setiap kisah akan membawamu pada pengalaman baru yang seru dan bermanfaat. Siap memulai perjalanan ini? Yuk, kita mulai petualangannya!
Baca juga: Eksplor 12 Kota Wisata di Indonesia yang Menawarkan Pengalaman Tak Terlupakan
Cerita Dongeng Pendek Si Kancil dan Buaya
One sunny day, Kancil walked along the riverbank. On the other side, he saw delicious fruit trees. But the river was full of hungry crocodiles.
Kancil thought hard, then called, “Hello, Crocodiles!”
A big crocodile appeared. “What do you want, little one? Are you here to be my lunch?”
Kancil smiled. “Oh no. I bring a message from the King of the Forest. He wants to invite all crocodiles to a grand feast! But first, I must count you.”
The crocodiles were excited. They lined up across the river, nose to tail, making a bridge.
Kancil hopped onto the first crocodile. “One!” Then to the next, “Two! Three! Four…” He counted loudly as he crossed.
When he reached the last crocodile, Kancil leapt to the far bank.
“Thank you for helping me cross!” he laughed. “The feast? Oh, that was just my trick!”
The crocodiles roared in anger, but Kancil was already eating sweet fruits, safe and happy.
Cerita Dongeng Pendek Liliput
One calm morning, the tiny people of Lilliput discovered something unbelievable, a giant man lying asleep on their beach. He was taller than their tallest tower, with hands the size of small boats.
The Lilliputians, each no taller than six inches, panicked. “What if he wakes up and crushes our homes?” cried a villager. The general ordered, “Tie him up before he opens his eyes!”
Dozens of tiny soldiers worked together. They brought ropes as thick as tree trunks to them, ladders made from bamboo, and carefully climbed onto the giant’s chest, arms, and legs, securing him tightly.
When the man awoke, he was startled. “Where am I? Who are you?” he asked, his voice like thunder.
The general replied, “You are in the land of Lilliput. Who are you, giant?”
“My name is Gulliver,” he said gently. “I am a traveler. I mean no harm, but I am lost and very hungry.”
After some discussion, the king decided to trust him. The Lilliputians brought tiny loaves of bread and buckets of water for him to drink.
In return, Gulliver promised to help their kingdom. He lifted heavy stones to build bridges, caught fish bigger than their houses, and scared away enemy ships with his size.
Over time, Gulliver and the Lilliputians became close friends, proving that even the smallest and the largest can live in harmony.
Cerita Dongeng Pendek Si Kancil Mencuri Mentimun
One scorching afternoon, Kancil ran as fast as he could, escaping a hungry wolf chasing him. He darted into a lush vegetable garden surrounded by a tall fence. Digging a small hole, he slipped inside and hid for several minutes.
When he was sure the wolf had passed without noticing, hunger and thirst drove him toward fresh, green cucumbers. But before he could pick one, Farmer Badu arrived. Kancil fled at once.
The next day, he still craved those cucumbers. From a distance, he saw the garden was empty. Without wasting time, he sneaked in, picked three cucumbers, and ate them by the fence. He repeated this for three days.
Farmer Badu grew suspicious. Many cucumbers were damaged or missing. “It must be that naughty Kancil!” he said. Discovering the entry hole, he set a trap, digging a deeper pit nearby, covering it with thin wood and leaves.
The next day, Kancil fell straight into the trap. Thinking hard, he spotted Tortoise passing by. “Why are you down there, Kancil?” Tortoise asked. “I’m praying and hiding. Tomorrow is the end of the world,” Kancil replied seriously. Tortoise believed him and joined him in the pit.
Kancil tricked other animals the same way until the pit was crowded. The next morning, a terrible smell filled the hole, Kancil had farted. Angry, Tiger grabbed him and tossed him out.
“Thank you for freeing me!” Kancil laughed, running away swiftly while the animals shouted in anger.
Cerita Dongeng Pendek Sebelum Tidur
Bayangkan sebelum tidur, si kecil ditemani kisah seru yang mengajak mereka berpetualang ke dunia penuh keajaiban.
Cerita dongeng pendek sebelum tidur untuk anak bukan hanya membuat waktu tidur jadi lebih menyenangkan, tapi juga membantu menumbuhkan imajinasi, rasa ingin tahu, dan nilai-nilai baik sejak dini.
Dari kisah cerdik, pahlawan kecil yang pemberani, hingga dunia fantasi yang penuh warna, setiap cerita bisa menjadi jembatan manis menuju mimpi indah mereka malam ini.
Cerita Dongeng Pendek Timun Emas
Dahulu kala, seorang janda bernama Mbok Sirni sangat menginginkan anak. Suatu hari, raksasa Buto Ijo datang.
“Aku akan memberimu biji mentimun. Dari situ akan lahir anak yang kau inginkan,” kata Buto Ijo.
“Tapi, apa syaratnya?” tanya Mbok Sirni.
“Ketika dia berusia enam belas tahun, kau harus menyerahkannya padaku!” jawab sang raksasa.
Mbok Sirni setuju. Ia menanam biji itu, dan dari sebuah timun besar berwarna emas, keluarlah bayi cantik yang ia beri nama Timun Emas.
Enam belas tahun kemudian, Buto Ijo datang. “Mbok Sirni! Saatnya kau menepati janji!” teriaknya.
Mbok Sirni buru-buru memberi Timun Emas sebuah buntalan. “Anakku, di dalam ini ada biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Gunakan saat kau dikejar,” pesan ibunya.
Timun Emas berlari. Buto Ijo mengejarnya.
“Hentikan! Kau tidak bisa lari dariku!” teriak Buto Ijo.
Timun Emas menebar biji mentimun, tumbuh kebun lebat. Raksasa itu menembusnya. Ia melempar jarum, menjadi hutan bambu runcing. Raksasa itu tetap mengejar. Garam yang ditebar berubah menjadi laut luas, namun Buto Ijo berenang melewatinya.
Akhirnya, Timun Emas melempar terasi, berubah menjadi lautan lumpur panas. “Aaaargh!” jerit Buto Ijo sebelum tenggelam.
Timun Emas pulang ke rumah.
“Ibu, aku selamat!” katanya.
“Syukurlah, anakku,” jawab Mbok Sirni sambil memeluknya.
Cerita Dongeng Pendek Bawang Merah dan Bawang Putih
Dahulu kala, hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih bersama ibu tiri dan saudara tirinya, Bawang Merah. Sejak ayahnya meninggal, Bawang Putih diperlakukan seperti pembantu, sementara Bawang Merah dimanja.
Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai. Tanpa sengaja, selendang kesayangan ibu tirinya hanyut terbawa arus. Ia panik dan mengikuti arus sungai hingga bertemu seorang nenek tua.
“Aku melihat selendangmu,” kata sang nenek, “Tapi kau harus menemaniku dan membantu pekerjaan rumah terlebih dahulu.”
Bawang Putih setuju dan bekerja dengan rajin. Setelah selesai, nenek itu memberikan dua pilihan: sebuah labu besar atau labu kecil.
“Aku pilih yang kecil saja,” kata Bawang Putih.
Sesampainya di rumah, labu itu dibelah, di dalamnya terdapat emas, perhiasan, dan permata. Ibu tiri dan Bawang Merah menjadi iri.
Keesokan harinya, Bawang Merah pura-pura menjatuhkan selendang di sungai dan menemui nenek itu. Namun, ia malas bekerja dan bersikap kasar. Meski begitu, nenek tetap memberinya pilihan labu. Bawang Merah memilih yang besar, berharap mendapat lebih banyak harta.
Ketika labu dibelah, bukannya harta, keluar ular-ular berbisa yang mengejar mereka. Ibu tiri dan Bawang Merah menjerit ketakutan.
Sejak saat itu, ibu tiri menyesali perbuatannya dan mulai memperlakukan Bawang Putih dengan baik. Mereka pun hidup rukun.
Baca juga: 9 Rekomendasi Destinasi Wisata di Jawa Timur yang Cocok untuk Libur Panjang
Cerita Dongeng Pendek Malin Kundang
Dahulu kala, di sebuah kampung nelayan di Sumatera Barat, hiduplah seorang anak bernama Malin Kundang bersama ibunya. Mereka hidup sederhana, namun Malin tumbuh menjadi anak rajin dan pintar.
Suatu hari, Malin mendapat tawaran berlayar bersama kapal dagang. “Ibu, izinkan aku pergi. Aku ingin mencari rezeki,” pinta Malin. Dengan berat hati, ibunya mengizinkan dan berpesan, “Jangan pernah lupa pada ibumu.”
Bertahun-tahun kemudian, Malin menjadi saudagar kaya. Ia menikahi seorang wanita bangsawan. Saat kapalnya berlabuh di dekat kampungnya, ibunya yang sudah tua mendengar kabar itu dan bergegas menemuinya di pelabuhan.
“Malin, anakku! Ini ibumu!” seru sang ibu.
Namun, Malin malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh. “Kau salah orang! Aku bukan anakmu!” katanya kasar. Istrinya pun menghina sang ibu.
Hati sang ibu hancur. Dengan air mata, ia berdoa, “Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka ini.”
Langit mendung, ombak besar menghantam kapal Malin. Angin berhembus kencang, kilat menyambar. Saat Malin mencoba berlari ke kapal, tubuhnya perlahan mengeras menjadi batu.
Hingga kini, di pantai Air Manis terdapat batu yang menyerupai sosok manusia bersujud, konon itulah Malin Kundang.
Membacakan dongeng sebelum tidur bukan hanya menjadi momen manis antara orang tua dan anak, tetapi juga cara efektif menumbuhkan imajinasi, rasa ingin tahu, dan nilai-nilai positif sejak dini.
Sama seperti cerita yang mampu membangun dunia indah di benak pendengar, websitemu pun membutuhkan sentuhan kreatif dan strategi tepat agar bisa menonjol di dunia digital.
Optimaise, sebagai digital agency Malang yang juga menyediakan jasa SEO Bali, siap membantu menghadirkan brandmu di mesin pencari.
Dan jika kamu ingin merasakan sentuhan cerita yang lebih hangat, jangan lewatkan artikel “dongeng sebelum tidur romantis” yang akan membuat hati ikut tersenyum.