TipsEdukasi

Apa Itu Dongeng? Pengertian, Jenis, dan 6 Contohnya

Tiara Motik

Apa Itu Dongeng? Pengertian, Jenis, dan 6 Contohnya

Pernahkah kamu mendengar kisah Malin Kundang yang durhaka pada ibunya, atau cerita Timun Mas yang cerdik melawan raksasa jahat? Kisah-kisah itu bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari dongeng, warisan cerita rakyat yang sudah turun-temurun diceritakan dari mulut ke mulut.

Dongeng bukan hanya membuat anak-anak betah mendengarkan, tapi juga mengajarkan nilai moral yang relevan sampai sekarang. Lalu, sebenarnya apa itu dongeng? Apa saja jenis-jenisnya, dan contoh cerita populer yang mungkin sudah sering kamu dengar sejak kecil?

Pengertian Dongeng

Pengertian Dongeng
Pengertian Dongeng

Dongeng adalah cerita sederhana yang biasanya diceritakan dari mulut ke mulut dan bertujuan untuk menghibur sekaligus memberikan pelajaran hidup. Saat kamu mendengar kata dongeng, mungkin kamu langsung teringat pada kisah-kisah yang sering dibacakan sebelum tidur.

Dongeng tidak hanya berisi cerita fantasi dengan tokoh hewan, manusia, atau makhluk ajaib, tetapi juga sarat pesan moral yang bisa kamu ambil untuk kehidupan sehari-hari.

Sebagai bagian dari warisan budaya, dongeng memiliki fungsi penting bagi perkembangan imajinasi dan karakter. Ketika kamu mendengarkan dongeng, kamu diajak masuk ke dunia penuh keajaiban yang bisa membuat rasa ingin tahu semakin besar.

Misalnya, dongeng tentang kancil yang cerdik mengajarkan kamu arti kecerdikan dan kewaspadaan. Ada juga dongeng yang menekankan pentingnya kejujuran, kerja keras, dan kebaikan hati.

Selain itu, dongeng juga menjadi sarana komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak. Melalui dongeng, kamu bisa belajar nilai-nilai kehidupan dengan cara yang menyenangkan.

Jadi, dongeng bukan sekadar cerita pengantar tidur, melainkan juga media pembelajaran yang membantu kamu memahami arti kebaikan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup.

Baca juga: 6 Cerita Dongeng Inspiratif untuk Menemani Malam Si Kecil

Jenis-jenis Dongeng

Jenis-jenis Dongeng
Jenis-jenis Dongeng

Kalau kamu sudah tahu apa itu dongeng, sekarang saatnya mengenal lebih dalam tentang jenis-jenisnya. Setiap dongeng punya ciri khas dan pesan yang berbeda, sehingga kamu bisa menemukan banyak nilai kehidupan dari berbagai cerita.

Ini adalah jenis-jenis dongeng yang sering kita jumpai:

  1. Fabel adalah jenis dongeng yang tokohnya adalah hewan, tetapi berperilaku seperti manusia. Dari fabel, kamu bisa belajar nilai moral, misalnya tentang kecerdikan, kejujuran, atau kerja sama. Contohnya dongeng Kancil dan Buaya.
  2. Legenda adalah dongeng yang menceritakan asal-usul suatu tempat, benda, atau peristiwa. Saat kamu mendengar legenda, kamu akan mengetahui cerita yang sering dikaitkan dengan sejarah, seperti Legenda Danau Toba atau Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu.
  3. Mite adalah dongeng yang berhubungan dengan hal-hal gaib, dewa, atau makhluk mitologi. Biasanya, kamu akan menemukan cerita tentang asal-usul dunia, para dewa, atau makhluk sakti.
  4. Sage adalah dongeng yang berisi kisah kepahlawanan. Dari jenis ini, kamu bisa belajar tentang keberanian dan pengorbanan, misalnya kisah Ciung Wanara.
  5. Dongeng jenaka adalah dongeng yang tujuannya membuat kamu tertawa, tetapi tetap ada pesan moral di dalamnya. Misalnya, cerita tentang Pak Belalang.

Ciri-ciri Dongeng

Ketika kamu mendengar dongeng, mungkin yang terbayang hanyalah cerita pengantar tidur yang penuh imajinasi. Padahal, dongeng memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari jenis cerita lainnya. Dengan mengenali ciri-ciri dongeng, kamu akan lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan sekaligus menikmati keindahan alurnya. Berikut adalah beberapa ciri utama dongeng yang perlu kamu ketahui:

  1. Dongeng umumnya diwariskan dari mulut ke mulut, misalnya dari orang tua atau kakek-nenek kepada kamu.
  2. Bersifat fantasi atau khayalan. Kamu bisa menemukan tokoh hewan yang berbicara, benda hidup, atau makhluk ajaib.
  3. Alur sederhana, jalan ceritanya mudah kamu ikuti, sehingga cocok untuk anak-anak maupun orang dewasa.
  4. Mengandung pesan moral. Dongeng selalu menyelipkan nilai-nilai kehidupan, seperti kejujuran, kerja keras, dan kebaikan hati.
  5. Kamu akan menemukan perbedaan mencolok, seperti tokoh baik melawan tokoh jahat.
  6. Bersifat menghibur dan mendidik. Selain seru untuk didengar, dongeng juga membantu kamu belajar tentang makna hidup.

Dongeng Sebelum Tidur Panjang

Dongeng Sebelum Tidur Panjang
Dongeng Sebelum Tidur Panjang

Pernahkah kamu merasa sulit tidur lalu mencari cerita yang bisa menemanimu hingga terlelap? Di situlah dongeng panjang sebelum tidur hadir sebagai teman yang menenangkan.

Cerita-cerita ini biasanya penuh petualangan seru, tokoh-tokoh yang unik, dan pesan moral yang bisa kamu renungkan sebelum menutup mata. Apalagi, semakin panjang dongengnya, semakin banyak pula pelajaran hidup yang bisa kamu petik di dalamnya.

Dongeng Anak Sebelum Tidur

Buat kamu yang sering menemani si kecil tidur, dongeng anak bisa menjadi pilihan paling tepat. Cerita sederhana dengan tokoh yang lucu dan jalan cerita ringan mampu membuat anak lebih rileks, bahkan bisa menjadi momen hangat antara kamu dan buah hati. Tak hanya sekadar hiburan, dongeng sebelum tidur juga bisa menanamkan nilai kebaikan sejak dini.

Bintang yang Jatuh ke Bumi

Di suatu malam yang tenang, langit dipenuhi ribuan bintang yang berkilau indah. Salah satunya adalah bintang kecil bernama Luma.

Luma berbeda dari bintang lainnya, ia selalu penasaran dengan kehidupan di bawah sana, di Bumi. Setiap malam, Luma memandangi pepohonan, lautan, dan cahaya lampu dari rumah-rumah kecil di bumi dengan penuh kagum.

Suatu hari, Luma berdoa, “Andai aku bisa turun sebentar saja ke bumi, aku ingin tahu bagaimana rasanya berada di sana.” Doa itu ternyata dikabulkan. Dengan cahaya lembut, Luma perlahan meluncur dari langit dan jatuh ke sebuah padang rumput yang sunyi.

Di sana, Luma bertemu seorang anak bernama Dira. Dira terkejut melihat cahaya terang di hadapannya. “Siapa kamu?” tanya Dira dengan mata berbinar.

“Aku Luma, bintang kecil dari langit,” jawab Luma sambil tersenyum.

Dira dan Luma pun bermain bersama. Mereka berlari di padang rumput, tertawa, dan bercerita. Luma merasa sangat bahagia bisa merasakan dunia yang selama ini hanya ia lihat dari kejauhan. Namun, malam semakin larut, dan Luma mulai kehilangan cahayanya.

“Aku harus kembali ke langit, Dira. Jika tidak, aku akan padam,” kata Luma pelan. Dira menunduk sedih, tetapi ia mengangguk mengerti. Dengan pelukan hangat, Dira melepas sahabat barunya.

Luma kembali ke langit, dan sejak itu ia bersinar lebih terang daripada bintang lain. Dira pun setiap malam menatap ke langit, mencari Luma, dan selalu berkata, “Selamat malam, sahabatku.”

Sepatu Ajaib Si Lina

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Lina. Lina suka sekali berlari dan melompat, tetapi ia hanya punya sepasang sepatu lama yang sudah usang. Meskipun begitu, Lina selalu merawatnya dengan penuh kasih.

Suatu sore, saat Lina membersihkan sepatunya di tepi sungai, tiba-tiba muncullah seekor burung berwarna emas. Burung itu berkata, “Lina, karena hatimu tulus, aku akan memberikan hadiah.” Seketika, sepatu Lina berubah menjadi sepatu baru yang berkilau.

Awalnya Lina mengira itu hanya sepatu biasa. Namun, ketika ia memakainya, ia merasa tubuhnya ringan sekali. Saat mencoba melompat, ia bisa melompat tinggi hingga menyentuh ranting pohon. Ketika berlari, ia berlari secepat angin. Ternyata sepatu itu adalah sepatu ajaib!

Lina sangat gembira dan mulai menggunakan sepatu itu untuk membantu orang lain. Ia bisa menyeberang sungai dengan cepat untuk mengantar obat, atau melompat tinggi mengambil buah-buahan untuk tetangga yang membutuhkan. Semua orang di desa sangat berterima kasih kepadanya.

Namun, suatu hari Lina terlalu asyik bermain dan hampir lupa mengapa sepatu itu diberikan kepadanya. Ia hanya berlari-lari sendiri tanpa membantu siapa pun. Burung emas pun muncul kembali dan berpesan, “Ingat, Lina, sepatu ajaib ini akan bersinar jika kamu menggunakannya untuk kebaikan, bukan hanya untuk bersenang-senang.”

Sejak saat itu, Lina selalu ingat pesan tersebut. Ia menggunakan sepatu ajaibnya untuk berbagi kebaikan, bukan hanya untuk dirinya sendiri.

Setiap malam sebelum tidur, Lina melihat sepatunya yang berkilau lembut dan tersenyum. Ia tahu, kekuatan ajaib bukan hanya berasal dari sepatunya, tetapi juga dari hati yang penuh kebaikan.

Kereta Api yang Suka Menyanyi

Di sebuah stasiun kecil yang dikelilingi sawah hijau, ada sebuah kereta api bernama Rara. Rara berbeda dengan kereta lainnya. Jika kereta lain hanya berbunyi tuut… tuut…, Rara suka sekali menyanyi setiap kali ia berjalan di atas rel. Suaranya riang, membuat orang-orang tersenyum ketika mendengarnya.

“Kereta api kok bisa bernyanyi?” tanya seorang anak kecil kepada ibunya sambil melambaikan tangan ke arah Rara.
“Karena Rara kereta yang berhati gembira,” jawab sang ibu sambil tersenyum.

Setiap pagi, saat mengantar penumpang, Rara selalu menyanyikan lagu ceria. Penumpang pun ikut bersenandung, sehingga perjalanan terasa lebih singkat. Burung-burung di langit bahkan sering terbang mendekat untuk mendengarkan nyanyiannya.

Namun, suatu hari hujan deras turun. Angin kencang membuat Rara merasa sedih. Ia berhenti bernyanyi dan hanya berjalan pelan. Penumpang yang biasanya ceria pun ikut diam, suasana menjadi muram.

Melihat itu, seorang anak kecil di gerbong depan mulai bernyanyi pelan, “La… la… la…” Suaranya disambut penumpang lain, hingga seluruh gerbong penuh nyanyian. Rara pun merasa hangat kembali. Ia menyadari bahwa meski dirinya lelah, nyanyiannya bisa memberi semangat banyak orang.

Dengan penuh semangat, Rara kembali menyanyi lebih indah dari sebelumnya. Hujan perlahan reda, dan matahari muncul menyinari rel yang berkilau. Penumpang bersorak gembira, dan Rara pun tahu bahwa lagu kecilnya bisa membawa kebahagiaan.

Sejak saat itu, Rara berjanji untuk tidak pernah berhenti bernyanyi, karena suaranya adalah hadiah berharga bagi semua orang yang menaikinya.

Dongeng Asli Indonesia

Indonesia kaya dengan cerita rakyat yang penuh makna, mulai dari kisah asal-usul tempat hingga tokoh legendaris yang menginspirasi.

Dongeng asli Indonesia bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari warisan budaya yang perlu kamu kenal dan lestarikan. Dengan mendengarkannya, kamu bisa belajar banyak hal tentang kebijaksanaan nenek moyang sekaligus mencintai budaya sendiri.

Malin Kundang

Di sebuah kampung nelayan di pantai Sumatra, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang bersama ibunya. Malin adalah anak yang rajin membantu, tetapi mereka hidup serba sederhana. Sejak kecil, Malin bercita-cita merantau agar bisa mengubah nasib keluarganya.

Ketika dewasa, Malin ikut berlayar bersama kapal dagang. Ia bekerja keras hingga akhirnya menjadi seorang pedagang kaya. Malin memiliki kapal besar dan pakaian mewah. Namun, kekayaannya membuat Malin lupa diri.

Suatu hari, kapal Malin berlabuh di kampung halamannya. Ibunya sangat gembira mendengar kabar itu dan segera datang menyambut. “Malin, anakku! Kau sudah pulang!” seru sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

Namun, Malin merasa malu melihat ibunya yang miskin dan berpakaian sederhana. Di depan istri dan awak kapalnya, ia menyangkal, “Aku tidak kenal perempuan tua ini! Mana mungkin dia ibuku?”

Sang ibu terkejut dan sangat sedih. Ia tidak menyangka anak yang dibesarkannya tega berbuat seperti itu. Dengan hati hancur, sang ibu menengadahkan tangan dan berdoa, “Ya Tuhan, jika benar dia anakku dan dia durhaka, maka hukumlah dia.”

Tak lama kemudian, langit menjadi gelap, badai besar datang menghantam kapal Malin. Kapalnya terbalik, dan Malin terhempas ke pantai. Perlahan tubuhnya berubah menjadi batu. Batu itu masih bisa kamu lihat hingga sekarang, dikenal sebagai Batu Malin Kundang.

Kisah ini mengingatkan bahwa sebesar apa pun keberhasilanmu, jangan pernah melupakan dan menyakiti orang tua yang telah membesarkanmu dengan kasih sayang.

Lutung Kasarung

Di sebuah kerajaan di Pasundan, hiduplah dua putri bernama Purbararang dan adiknya, Purbasari. Sang raja memilih Purbasari sebagai penggantinya karena hati sang adik lembut dan bijak. Purbararang marah besar. “Mengapa adikku yang dipilih? Seharusnya aku!” gerutunya. Karena iri, ia menuduh Purbasari terkena penyakit aneh dan mengasingkannya ke hutan.

Di hutan, Purbasari duduk sendirian. “Apa aku bisa bertahan di sini?” katanya lirih. Tiba-tiba datang seekor lutung yang ramah. “Jangan takut, Putri. Aku akan menemanimu. Namaku Lutung Kasarung,” ucap kera itu.

Sejak hari itu, Lutung Kasarung selalu membantu. Ia mencari buah, membangun gubuk, bahkan dengan kesaktiannya membuat taman indah. Purbasari tersenyum, “Terima kasih, Kasarung. Tanpamu aku pasti kesepian.”

Berita tentang kehidupan Purbasari sampai ke telinga Purbararang. Ia pun datang menantang adiknya. “Kalau benar kau pantas jadi ratu, buktikan! Siapa di antara kita yang punya calon suami paling tampan?”

Purbararang bangga menunjukkan tunangannya yang gagah. “Lihatlah, dialah calon suamiku,” katanya sombong. Purbasari menunduk malu. “Aku hanya punya Lutung Kasarung…”

Saat itulah, Lutung Kasarung berdiri tegak. Cahaya terang menyelimutinya, dan ia berubah menjadi seorang pangeran tampan. “Aku sesungguhnya pangeran yang dikutuk. Karena ketulusan Purbasari, kutukan itu kini hilang,” ucapnya.

Semua orang terkejut, termasuk Purbararang. “Maafkan aku, Purbasari. Aku telah iri padamu,” katanya menyesal. Purbasari memaafkan sang kakak dengan tulus.

Akhirnya, Purbasari dinobatkan sebagai ratu, didampingi Pangeran Kasarung. Mereka memimpin dengan bijak, sementara Purbararang belajar untuk tidak iri hati lagi.

Baca juga: Cara Mudah Klaim DANA Gratis Tanpa Takut Penipuan Online

Timus Mas

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Rondo. Ia sangat ingin punya anak. Suatu malam, ia bertemu raksasa. “Aku bisa memberimu seorang anak,” kata raksasa itu, “tapi saat anak itu beranjak dewasa, harus kau serahkan padaku.”

Karena sangat berharap, Mbok Rondo menyetujuinya. Beberapa waktu kemudian, ia menemukan sebuah biji timun. “Tanamlah ini,” pesan raksasa. Saat timun itu tumbuh, di dalamnya ada seorang bayi cantik. Mbok Rondo menamainya Timun Mas.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis baik hati. Namun, Mbok Rondo selalu cemas. Suatu hari raksasa datang menagih. “Sudah saatnya aku mengambil Timun Mas!” teriaknya. Mbok Rondo panik. “Tolonglah, beri kami waktu sedikit lagi,” pintanya.

Malam itu, Mbok Rondo memberi Timun Mas empat bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Nak, jika raksasa mengejarmu, lemparkan bungkusan ini satu per satu,” pesannya.

Keesokan harinya, raksasa benar-benar datang. “Timun Mas! Kau tak bisa lari dariku!” Timun Mas berlari sekuat tenaga. Saat raksasa hampir menangkapnya, ia melempar bungkusan pertama. Seketika tumbuh hutan timun berduri. Raksasa terhambat, tapi terus mengejar.

Timun Mas melempar jarum. Jarum itu berubah menjadi hutan bambu runcing. Raksasa berdarah-darah, namun belum menyerah. Timun Mas segera melempar garam. Tanah berubah menjadi laut luas. Raksasa berenang dengan susah payah.

Akhirnya, Timun Mas melempar terasi. Seketika lautan mendidih dan menelan sang raksasa. “Akhirnya aku selamat,” ucap Timun Mas lega.

Ia kembali ke pelukan Mbok Rondo. “Terima kasih, Ibu. Doamu menyelamatkanku,” katanya. Sejak itu, mereka hidup bahagia bersama, bebas dari ancaman raksasa.

Dari semua penjelasan tadi, bisa kamu simpulkan bahwa dongeng bukan hanya sekadar cerita pengantar tidur, melainkan juga media untuk menyampaikan nilai moral, pengetahuan, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mengenal pengertian, ciri, hingga contoh dongeng membuatmu semakin paham bahwa kisah sederhana pun bisa memberi dampak besar dalam kehidupan.

Nah, jika kamu sedang membangun website dan ingin kontenmu tampil di Google, Optimaise sebagai penyedia jasa SEO Bali siap membantu dengan strategi yang tepat dan ramah algoritma.

Yuk, lanjutkan membacanya di artikel dongeng sebelum tidur romantis untuk menambah inspirasi cerita lainnya.

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise