Saat rasa jenuh mulai datang, membaca contoh cerita fiksi bisa menjadi cara sederhana untuk menyegarkan pikiran tanpa harus menguras waktu. Cerita-cerita seperti ini biasanya menawarkan alur yang ringan, tokoh yang mudah dibayangkan, dan kejutan kecil yang membuatmu betah mengikuti tiap paragrafnya.
Melalui contoh cerita fiksi yang menarik, kamu bisa merasakan berbagai suasana, mulai dari lucu, hangat, hingga penuh imajinasi, tanpa perlu membaca cerita yang terlalu panjang.
Di artikel ini, kamu akan menemukan contoh cerita fiksi yang seru dan mudah dinikmati, cocok banget untuk menemani waktu senggang, mengisi jeda belajar, atau sekadar melepas penat setelah hari yang padat. Dengan pilihan cerita yang beragam, kamu tinggal pilih mana yang paling sesuai dengan mood-mu hari ini.
Table of Contents
Contoh Cerita Fiksi yang Pendek

Mencari contoh cerita fiksi yang pendek dan mudah dipahami? Kamu berada di tempat yang tepat! Cerita fiksi pendek biasanya memiliki alur sederhana namun tetap mampu menghadirkan kejutan, pesan moral, atau imajinasi yang memikat.
Cocok banget buat kamu yang ingin membaca cepat, menambah referensi, atau belajar menulis cerita sendiri dengan gaya yang lebih ringan. Simak saja beberapa contoh cerita fiksi yang pendek ini!
Contoh Cerita Fiksi: Toko Kenangan
Di ujung jalan yang jarang dilewati orang, ada sebuah bangunan kecil dengan papan kayu bertuliskan Toko Kenangan. Pintu tokonya selalu setengah terbuka, seolah mengajak siapa pun untuk masuk.
Suatu sore, Nara, siswi kelas enam yang baru saja bertengkar dengan sahabatnya, berhenti di depannya. Ia tidak pernah melihat toko itu sebelumnya.
Saat masuk, ia mendapati rak-rak kayu berisi botol kaca kecil. Setiap botol berisi cahaya lembut dengan warna yang berbeda. Di balik meja, seorang nenek tersenyum ramah.
“Ini toko apa, Nek?” tanya Nara pelan.
“Toko kenangan,” jawab nenek itu. “Setiap botol menyimpan satu momen dari seseorang. Kamu bisa melihatnya, tapi ingat, tidak semua kenangan menyenangkan.”
Nara menelusuri rak. Ada botol berwarna biru muda bertuliskan Tertawa di Tengah Hujan, botol jingga dengan label Hari Pertama Berani, dan botol merah muda bernama Pelukan yang Tidak Terlupakan.
Tanpa sadar, Nara mengambil satu botol berwarna keemasan. Labelnya hanya bertuliskan: Meminta Maaf. Saat botol dibuka, cahaya lembut mengalir keluar dan memperlihatkan bayangan seorang anak yang ragu-ragu berdiri di depan pintu rumah temannya sebelum akhirnya tersenyum dan memeluknya.
Nara terdiam. Ia teringat betapa mudahnya ia dan Nia, sahabatnya, tertawa bersama, dan betapa kecil penyebab pertengkaran mereka sebenarnya. Rasa hangat menyentuh dadanya.
“Kenangan itu bukan untuk dibawa pulang,” kata nenek itu lembut. “Hanya untuk diingat.”
Nara mengangguk, mengembalikan botol, lalu keluar dari toko. Ia berniat langsung ke rumah Nia untuk meminta maaf.
Namun saat ia menoleh ke belakang, toko kecil itu sudah tidak ada. Yang tersisa hanya jalan kosong dan suara angin sore.
Nara tersenyum. Mungkin toko kenangan muncul hanya untuk orang yang benar-benar membutuhkannya. Dan hari itu, ia memang membutuhkannya.
Baca juga: Cerita Fiksi Itu Apa, Sih? Kenali Jenis dan Contohnya
Contoh Cerita Fiksi: Pasar Tengah Malam
Setiap malam, Arvan selalu tidur lebih cepat dari teman-temannya. Tapi pada suatu malam, ia terbangun karena mendengar suara seperti denting bel kecil dari luar jendela.
Rasa penasaran membuatnya keluar rumah. Ketika melihat jam, hampir pukul dua belas tepat.
Di ujung gang, ia melihat cahaya redup seperti lampu-lampu pasar. Padahal biasanya tempat itu gelap dan sepi. Arvan berjalan mendekat, dan saat jarum jam mencapai pukul 00.00, sebuah pasar muncul begitu saja, seolah tumbuh dari udara.
Pasar itu tidak seperti pasar biasa. Lapak-lapaknya kecil, penjaga tokonya tampak asing, dan barang yang dijual lebih aneh lagi.
Ada yang menjual potongan mimpi indah, suara tawa, bau hujan pertama, hingga petunjuk kecil tentang masa depan. Semua tertata rapi seperti barang sehari-hari.
Arvan berhenti di sebuah lapak kecil yang dijaga pria tua dengan mata ramah. Di atas mejanya, ada toples-toples bening berisi cahaya tipis.
“Ini apa, Pak?” tanya Arvan.
“Ini adalah keputusan yang belum dibuat,” jawab si pria. “Jika kamu membuka salah satunya, kamu bisa melihat ke arah mana langkahmu akan membawamu.”
Arvan terdiam. Ia teringat tentang perlombaan sains yang hampir ia tinggalkan karena merasa tak percaya diri. Tiba-tiba, matanya tertarik pada satu toples berlabel Berani Mencoba. Cahaya keemasan di dalamnya berputar perlahan.
Tanpa berpikir lama, Arvan membuka toples itu. Cahaya langsung mengalir keluar dan berubah menjadi bayangan dirinya sedang berdiri di panggung, memegang piala kecil. Ia terlihat gugup, tapi tersenyum.
Cahaya itu menghilang pelan, dan pria tua hanya mengangguk singkat. “Pasar ini tidak menawarkan kepastian,” katanya. “Hanya keberanian untuk memilih.”
Saat jam menunjukkan 00.59, lampu pasar meredup. Tepat pukul 01.00, semuanya lenyap. Hanya gang kosong yang tersisa.
Arvan pulang dengan langkah ringan. Besok, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Pasar itu mungkin tidak akan muncul lagi, tetapi keberanian yang ia temukan malam itu sudah cukup.
Contoh Cerita Fiksi untuk Anak SD

Butuh contoh cerita fiksi yang cocok untuk anak SD? Cerita-cerita ini biasanya dibuat dengan bahasa yang sederhana, penuh pesan positif, dan tokoh-tokoh yang dekat dengan dunia anak.
Dengan membaca cerita seperti ini, anak-anak bisa melatih daya imajinasi sekaligus memahami nilai-nilai kebaikan melalui alur yang seru dan mudah diikuti.
Contoh Cerita Fiksi: Garis Kapur yang Tidak Bisa Terhapus
Suatu pagi di sekolah, Nina datang lebih awal karena mendapat tugas piket. Ketika sedang menyapu halaman depan kelas, ia menemukan sepotong kapur warna biru muda tergeletak di bawah bangku panjang. Kapur itu terlihat biasa saja, tapi ada sesuatu yang membuatnya menarik, warnanya seperti langit saat baru subuh.
Karena penasaran, Nina menggambar satu garis kecil di lantai dekat pintu kelas. Namun ketika ia mencoba menghapusnya dengan tangan, garis itu tidak hilang. Bahkan ketika disiram sedikit air dari ember piket, garis itu tetap menempel seperti bagian dari lantai.
“Eh… kok nggak hilang ya?” gumamnya.
Saat teman-temannya mulai berdatangan, mereka ikut melihat garis itu. Riko mencoba menggosoknya dengan sapu, lalu dengan sepatu, tapi hasilnya sama saja, tidak berubah sedikit pun.
“Coba kita ikuti garisnya,” kata Riko sambil menunjuk ke arah ujungnya. Garis itu ternyata memanjang ke arah belakang sekolah, melewati taman kecil, lalu meliuk seperti ular menuju gerbang samping yang jarang dibuka.
Anak-anak pun berjalan mengikuti garis itu. Meski terlihat seperti garis kapur biasa, rasanya seperti sedang mengikuti petunjuk tersembunyi.
Garis itu berakhir di belakang gudang sekolah, tepat di depan tembok besar yang ditutupi tanaman rambat. Di sana, mereka menemukan sesuatu yang tak pernah mereka sadari sebelumnya, sebuah pintu kayu tua yang warnanya hampir sama dengan tembok, sehingga sulit dilihat jika tidak diperhatikan.
“Masa ada pintu di sini?” bisik Nina.
Ketika mereka mendorongnya, pintu itu terbuka pelan. Di baliknya, terdapat ruang kecil yang dipenuhi barang-barang lama, kursi rusak, papan tulis tua, dan tumpukan buku-buku yang sampulnya sudah menguning.
Namun ada satu benda yang menarik perhatian mereka, sebuah kotak kayu kecil di atas meja pendek. Di dalam kotak itu, ada secarik kertas dengan tulisan tangan halus:
“Untuk siapa pun yang menemukannya, ini adalah kapur milik penjaga sekolah terdahulu. Ia biasa menggambar garis agar anak-anak menemukan hal-hal yang terlupakan.”
Nina menatap kapur biru di tangannya. “Jadi memang sengaja… agar kita menemukan pintu ini.”
Mereka pun membawa catatan itu ke guru piket. Guru menjelaskan bahwa gudang itu memang pernah dipakai untuk menyimpan perlengkapan lama, namun pintunya tertutup tanaman sehingga jarang terlihat.
Sejak hari itu, kapur biru itu disimpan di ruang guru sebagai kenang-kenangan. Dan setiap kali melewati garis biru yang tetap tidak bisa terhapus di lantai kelas, Nina tersenyum kecil. Ia merasa seperti pernah mengikuti jejak seseorang yang ingin anak-anak selalu penasaran dan berani menemukan hal-hal baru.
Contoh Cerita Fiksi: Pohon Kecil di Belakang Kelas
Di belakang kelas 4B, ada sebuah pohon kecil yang tumbuh sendirian. Tingginya tidak sampai dua meter, daunnya sedikit, dan batangnya tampak tipis. Kebanyakan murid mengira pohon itu hanyalah tanaman biasa, mungkin tumbuh dari biji yang terbawa angin. Tidak ada yang terlalu memerhatikannya, kecuali Mila.
Setiap istirahat, Mila sering duduk di bangku dekat pohon kecil itu sambil membaca. Suatu hari, saat ia menutup bukunya, ia memperhatikan sesuatu yang tidak biasa, ada sebuah tunas kecil muncul di ujung ranting, bentuknya mirip tetesan air. Warna tunas itu bukan hijau seperti daun lainnya, melainkan kuning lembut seperti cahaya pagi.
“Lucu banget,” gumam Mila sambil menyentuhnya perlahan. Aneh, tunas itu terasa hangat.
Keesokan harinya, tunas kuning itu berubah bentuk menjadi bulatan kecil seperti buah, tetapi bukan buah sungguhan. Bentuknya tampak bulat, namun ringan seperti balon kecil. Ketika Mila menyentuhnya, buah itu memancarkan cahaya sebentar, lalu berubah menjadi warna oranye.
Mila memanggil Rafi dan Siska, dua temannya. “Lihat deh… dia berubah warna.”
Rafi mengerutkan kening. “Mungkin ini buah aneh. Jangan-jangan berbahaya.”
“Enggak kok,” jawab Mila. “Kayaknya dia cuma merespons kita.”
Besoknya, ketika kelas sedang gaduh karena tugas kelompok yang belum selesai, mereka bertiga kembali ke belakang kelas. Pohon kecil itu kini memiliki tiga buah dengan warna berbeda: oranye, biru, dan merah muda.
Mila mendekat dan menyentuh buah berwarna biru. Tepat saat itu, buah itu mengeluarkan bunyi halus, mirip suara hembusan angin.
“Aku tahu,” kata Mila pelan. “Buahnya berubah sesuai suasana hati kelas.”
Rafi yang biasanya tidak percaya hal-hal seperti itu hanya bisa melongo. “Maksudmu… warna-warnanya karena kita ribut?”
“Kayaknya iya.”
Setelah diperhatikan lebih lama, mereka sadar pola itu benar. Setiap kali kelas gaduh, buah biru muncul. Ketika semua murid sedang semangat belajar, muncul buah oranye. Dan jika kelas sedang rukun, buah merah muda tumbuh.
Suatu hari, kelas 4B bertengkar besar karena berebut peran di drama sekolah. Pada sore hari, pohon kecil itu layu. Daunnya menunduk, dan buah-buahnya menghilang. Mila panik.
Ia mengajak teman sekelas untuk berkumpul di belakang kelas. “Pohon ini mengikuti perasaan kita. Kalau kita terus bertengkar, dia sedih.”
Anak-anak saling menatap. Perlahan, mereka meminta maaf satu sama lain. Keesokan harinya, pohon kecil itu kembali tegak, dan satu buah merah muda muncul lagi, lebih cerah dari sebelumnya.
Sejak hari itu, kelas 4B sepakat menjaga suasana tetap damai. Bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk pohon kecil yang diam-diam menjaga hati seluruh kelas.
Contoh Cerita Fiksi berupa Dongeng

Kalau kamu suka kisah penuh keajaiban, contoh cerita fiksi berupa dongeng selalu jadi pilihan favorit. Dongeng menghadirkan dunia magis, karakter unik, serta pesan moral yang menghangatkan hati.
Dari hewan yang bisa berbicara hingga benda-benda ajaib, dongeng membantu pembaca menikmati petualangan imajinatif yang tak lekang oleh waktu.
Contoh Cerita Fiksi: Taman Rahasia Milik Si Kelinci Putih
Di sebuah lembah yang sunyi, hiduplah seekor kelinci putih bernama Lino. Bulu Lino begitu halus dan matanya jernih seperti embun pagi.
Ada satu hal yang membuat hewan-hewan hutan penasaran, setiap sore, Lino selalu menghilang sebentar lalu kembali dengan wajah cerah, seolah baru pulang dari tempat yang sangat menyenangkan.
Pada suatu hari, Tupai Cica mengikuti Lino secara diam-diam. Ia ingin tahu ke mana kelinci putih itu selalu pergi. Namun langkah Lino sangat ringan; Cica hampir kehilangan jejaknya ketika kelinci itu masuk ke balik semak rimbun.
Di balik semak itu, Cica terkejut melihat sebuah taman kecil tersembunyi. Taman itu penuh bunga-bunga lembut dengan warna pastel, rumput yang terasa hangat, dan kolam air jernih yang memantulkan cahaya seperti kaca. Di tengahnya ada sebuah batu besar yang biasa dipakai Lino untuk duduk sambil menikmati angin.
“Wah… ini tamanmu?” tanya Cica tiba-tiba, tidak bisa menahan diri.
Lino menoleh dan tersenyum. “Iya. Ini taman rahasiaku. Tempatku menenangkan diri kalau hari terasa terlalu ramai.”
Cica ikut duduk. “Kenapa tidak pernah kau ceritakan pada siapa pun?”
Lino mengusap telinganya yang panjang. “Aku takut kalau banyak hewan datang, taman ini jadi rusuh. Padahal tempat ini diciptakan untuk membuat hati tenang.”
Cica mengangguk pelan. Ia tahu banyak hewan yang sering berebut makanan atau saling ribut soal hal kecil. Tanpa tempat seperti ini, wajar jika Lino ingin sesekali menyendiri.
Namun keesokan harinya, seekor burung kecil bernama Pilo datang sambil menangis karena kehilangan sarangnya. Cica yang melihatnya bingung harus menolong bagaimana. Ia teringat pada taman rahasia Lino.
“Pilo, ikut aku,” katanya.
Ia membawa burung kecil itu ke taman rahasia. Lino sempat terkejut, tetapi ia melihat mata Pilo yang penuh kesedihan.
Lino pun mengangguk pelan. “Tidak apa-apa. Biarkan ia beristirahat.”
Hari demi hari, hewan yang membutuhkan ketenangan datang satu per satu. Tidak ada yang berisik. Tidak ada yang mengganggu.
Mereka menjaga tempat itu seperti menjaga perasaan teman sendiri. Taman kecil itu bukan lagi rahasia, tapi tetap terasa damai karena semua menghormatinya.
Lino menyadari sesuatu, taman itu tidak hilang keindahannya meski ia berbagi. Justru semakin banyak hati yang merasa tenang, taman itu semakin indah.
Sejak itu, taman rahasia si kelinci putih menjadi tempat semua hewan kembali menemukan kedamaian, perlahan, dengan lembut, seperti angin sore yang menyapa daun-daun bunga.
Baca juga: 5 Jenis-jenis Dongeng dan Ciri-cirinya yang Perlu Kamu Ketahui
Contoh Cerita Fiksi: Rumah Kecil di Punggung Siput
Di sebuah hutan kecil yang tenang, hiduplah seekor siput bernama Sipo. Sipo berbeda dari siput lainnya karena ia memiliki rumah yang unik di punggungnya, bukan sekadar cangkang biasa, melainkan rumah kecil berwarna krem dengan jendela bulat dan pintu mungil. Setiap hewan yang melihatnya pasti terpesona.
Namun, meski rumahnya indah, Sipo sering merasa kesepian. “Andai saja aku bisa pergi lebih cepat, tentu aku punya banyak teman,” gumamnya suatu pagi. Siput-siput lain biasa menggoda Sipo karena jalannya yang super lambat.
Suatu hari, saat sedang berjalan menuju kolam, Sipo mendengar suara tangisan kecil. Ia berhenti dan melihat seekor kupu-kupu muda bernama Lala sedang duduk di atas daun, sayapnya tersangkut ranting.
“Aduh… aku nggak bisa terbang pulang,” keluh Lala.
Tanpa ragu, Sipo menawarkan bantuan. “Kamu bisa naik ke rumahku. Memang aku berjalan lambat, tapi aku pasti akan mengantarmu.”
Lala tersenyum lega dan naik ke atas rumah kecil di punggung Sipo. Mereka mulai perjalanan yang panjang namun penuh cerita seru. Sipo menceritakan bentuk-bentuk awan lucu yang sering ia lihat, sementara Lala bercerita tentang bunga-bunga yang ia kunjungi.
Sepanjang perjalanan, hewan-hewan lain yang biasanya menertawakan Sipo kini justru kagum. Mereka melihat bagaimana Sipo, dengan kesabaran dan keberaniannya, membantu teman baru tanpa mengeluh. Meski perlahan, ia terus melangkah.
Setibanya di padang bunga tempat Lala tinggal, kupu-kupu kecil itu memeluk Sipo. “Terima kasih, Sipo. Kamu lambat, tapi hatimu cepat dalam menolong.”
Sejak hari itu, Sipo tidak lagi merasa kesepian. Banyak hewan datang berkunjung ke rumah kecilnya, meminta cerita atau sekadar duduk beristirahat. Rumah kecil di punggungnya berubah menjadi tempat singgah yang damai bagi siapa pun yang membutuhkan.
Dan Sipo pun mengerti satu hal penting, tidak perlu menjadi cepat untuk bisa berguna. Yang penting adalah ketulusan hati saat melangkah.
Contoh cerita fiksi memberikan banyak inspirasi untuk menumbuhkan kreativitas dan imajinasi, baik bagi pembaca maupun penulis pemula. Dengan memahami berbagai jenis dan gaya cerita, kamu bisa lebih mudah membuat kisah yang menarik dan bermakna.
EJika kamu membutuhkan dukungan untuk memperkuat kehadiran digital, Optimaise sebagai digital agency Malang yang ahli dalam jasa backlink siap membantu meningkatkan performa website kamu secara optimal.
Sebelum menutup halaman ini, jangan lupa juga menyimak artikel dongeng sebelum tidur romantis untuk menambah inspirasi cerita lainnya.
