Mencari cerita fiksi dongeng yang bukan hanya seru dibacakan, tetapi juga penuh nilai moral untuk anak? Tenang, kamu berada di tempat yang tepat.
Dalam artikel ini, kamu akan menemukan lima kisah pilihan yang mudah dipahami, imajinatif, dan bisa membantu anak belajar tentang keberanian, kebaikan hati, hingga arti berbagi.
Setiap cerita disusun dengan alur sederhana dan karakter yang dekat dengan dunia anak, sehingga cocok untuk dibacakan sebelum tidur atau digunakan sebagai bahan belajar sehari-hari.
Yuk, eksplorasi kisah-kisah menginspirasi yang bisa menumbuhkan imajinasi sekaligus membentuk karakter positif!
Table of Contents
Cerita Fiksi Dongeng: Timun Mas

Di sebuah desa yang sunyi, hiduplah seorang janda bernama Mbok Sarni. Ia sangat merindukan kehadiran seorang anak. Pada suatu pagi, seorang raksasa mengerikan muncul dari balik pepohonan dan menawarkan sebuah solusi, sebuah biji timun besar yang akan berubah menjadi seorang anak.
Namun, ada syaratnya, ketika anak itu tumbuh besar, raksasa akan datang menagihnya. Dengan harapan dan ketakutan yang bercampur, Mbok Sarni menerima biji itu.
Biji timun tersebut kemudian tumbuh menjadi buah yang sangat besar. Ketika dibelah, keluarlah seorang bayi perempuan mungil yang diberi nama Timun Mas.
Mbok Sarni membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Tahun demi tahun berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis cerdas dan baik hati, tetapi ancaman raksasa selalu menghantui.
Suatu hari, raksasa itu datang untuk menagih janji. Mbok Sarni yang ketakutan memberikan empat bungkusan kecil kepada Timun Mas, berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi, benda-benda ajaib pemberian seorang pertapa.
“Gunakan ini untuk melindungi dirimu,” pesan Mbok Sarni sambil memeluk anak kesayangannya itu.
Timun Mas berlari sekuat tenaga ketika raksasa mengejarnya. Ia melempar biji mentimun, dan seketika tumbuhlah hutan timun yang lebat. Raksasa menerobosnya dengan marah. Timun Mas melemparkan jarum, berubah menjadi hutan bambu yang runcing.
Namun raksasa tetap memaksa. Ketika garam dilempar, tanah berubah menjadi lautan luas yang menghambat langkah sang raksasa. Terakhir, Timun Mas melempar terasi, dan muncul lumpur panas yang menelan raksasa itu sepenuhnya.
Dengan rasa lega dan syukur, Timun Mas kembali ke pelukan Mbok Sarni. Desa pun kembali damai, dan keberanian Timun Mas menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun.
Baca juga: Mengulik Cerita Dongeng Cinderella Bahasa Inggris dan Pesan Moral di Baliknya
Cerita Fiksi Dongeng: Si Kancil
Di sebuah hutan tropis yang rimbun, hiduplah seekor kancil kecil yang dikenal cerdik dan lincah. Semua penghuni hutan tahu, kalau ada masalah rumit yang tak bisa diselesaikan, Si Kancil pasti punya akal untuk mengatasinya.
Namun, kelicikannya kadang membuat beberapa hewan merasa kesal, terutama Buaya yang sejak lama menyimpan dendam padanya.
Suatu hari, musim kemarau panjang melanda hutan. Sungai besar yang biasanya mengalir deras berubah menjadi aliran kecil dan banyak hewan kesulitan mencari air.
Di seberang sungai, terdapat kebun mentimun segar milik Petani Tua, tempat yang sangat ingin dicapai Si Kancil untuk menghilangkan rasa haus dan lapar.
Namun, di sungai itu pula, para buaya kelaparan sedang menunggu. Mereka tahu Kancil pasti akan mencoba menyeberang.
Dengan langkah hati-hati, Si Kancil berdiri di tepi sungai dan memanggil semua buaya. “Hai Buaya! Raja ingin mengetahui jumlah kalian! Aku ditugasi menghitung,” ujarnya penuh percaya diri.
Para buaya yang bangga namanya disebut segera berbaris dari tepi hingga seberang sungai. Si Kancil melompat di atas punggung mereka sambil menghitung keras, “Satu, dua, tiga…” hingga akhirnya mencapai seberang dengan selamat.
Saat mencapai tanah kering, ia menoleh sambil tertawa kecil, “Terima kasih, Buaya! Kalian sudah jadi jembatan yang hebat!” Para buaya pun marah besar, menyadari bahwa mereka baru saja ditipu lagi.
Si Kancil melanjutkan perjalanannya ke kebun mentimun dan menikmati hasil kecerdikannya. Namun, kali ini ia belajar bahwa kelicikan juga bisa mendatangkan bahaya.
Ia bersumpah suatu hari akan menolong hewan-hewan lain dengan kecerdasannya, bukan hanya untuk kesenangan pribadi.
Sejak saat itu, cerita tentang kecerdikan Si Kancil menjadi legenda yang dikenang seluruh penghuni hutan.
Cerita Fiksi Dongeng: Bawang Merah Bawang Putih

Di sebuah desa yang damai, hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih bersama ayahnya. Ia dikenal lembut, rajin, dan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan. Namun hidupnya berubah setelah sang ayah menikah lagi.
Ibu tiri dan saudara tirinya, Bawang Merah, memperlakukannya dengan kejam. Semua pekerjaan rumah dibebankan padanya, sementara Bawang Merah hanya bermalas-malasan.
Suatu hari, Bawang Putih kehilangan selendang kesayangannya yang hanyut di sungai saat mencuci. Ia panik, karena itu satu-satunya peninggalan ibunya. Dengan penuh tekad, ia mengikuti aliran sungai hingga tiba di sebuah pondok kecil.
Di sana tinggal seorang nenek tua yang ramah. “Selendangmu ada padaku,” kata sang nenek, “tapi tolong bantu aku lebih dulu.”
Tanpa mengeluh, Bawang Putih membantu sang nenek menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan menimba air.
Setelah selesai, nenek itu memberikan dua pilihan hadiah, labu besar atau labu kecil. Dengan rendah hati, Bawang Putih memilih labu kecil. Ketika ia pulang dan membukanya, labu itu berisi emas, perhiasan, dan berbagai benda berharga.
Melihat itu, ibu tiri dan Bawang Merah menjadi iri. Mereka memaksa Bawang Merah meniru cara Bawang Putih. Namun karena sifatnya yang malas dan kasar, ia tidak membantu sang nenek dengan baik.
Ia tetap memilih labu terbesar dengan rakus. Tapi ketika dibuka, labu itu meledak dan mengeluarkan ular serta hewan berbahaya yang membuat mereka ketakutan.
Sejak kejadian itu, ibu tiri dan Bawang Merah sadar bahwa kesombongan dan kemalasan hanya membawa kesulitan. Mereka meminta maaf kepada Bawang Putih dan mulai memperlakukannya dengan baik. Bawang Putih pun memaafkan mereka, dan kehidupan keluarga itu kembali damai.
Cerita itu menjadi pengingat bahwa kebaikan hati selalu membawa keberuntungan, sedangkan keserakahan hanya menimbulkan kerugian.
Cerita Fiksi Dongeng: Malin Kundang
Di sebuah kampung nelayan yang sederhana, hiduplah seorang pemuda bernama Malin Kundang bersama ibunya. Sejak kecil, Malin dikenal rajin dan pantang menyerah, meski hidup mereka serba kekurangan.
Suatu hari, Malin memutuskan merantau ke kota pelabuhan untuk mengubah nasib. Ibunya sempat ragu, namun akhirnya merelakan kepergian itu sambil menitipkan doa terbaik.
Waktu berlalu. Malin bekerja keras di kapal dagang hingga akhirnya sukses besar. Ia memiliki kapal megah, banyak awak, dan dihormati di berbagai negeri.
Namun dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, di sisi lain sang ibu terus menunggu kepulangan anaknya, meski setiap hari yang dilaluinya penuh kesunyian.
Suatu pagi, kapal mewah berlabuh di pesisir kampung. Warga geger melihat pemuda tampan yang kini kaya raya turun bersama istrinya yang anggun.
Sang ibu berlari mendekat, mengenali anak yang ia rindukan selama bertahun-tahun. “Malin, anakku!” serunya dengan mata berkaca-kaca.
Namun Malin menghindar. Ia malu mengakui ibunya yang tampak lusuh di depan istri dan awak kapalnya. “Kau salah orang,” kata Malin dingin.
Ibunya terkejut, tetapi tetap memohon, “aku ibumu, Malin… kau pulang, Nak.”
Malin justru menghardik dan menyuruh para penjaga menjauhkan ibu itu. Hati sang ibu hancur.
Dengan putus asa, ia menengadah ke langit sambil berdoa lirih, “jika benar dia anakku dan ia durhaka, biarlah Tuhan menunjukkan jalan-Nya.”
Langit tiba-tiba menggelap, ombak besar menghantam pantai. Kapal Malin diguncang badai dahsyat. Saat Malin berusaha melarikan diri, petir menyambar keras, dan tubuhnya perlahan membatu. Dalam sekejap, Malin berubah menjadi batu karang yang kini dikenal sebagai batu Malin Kundang.
Sejak saat itu, masyarakat percaya bahwa kesombongan dan durhaka kepada orang tua membawa petaka, sedangkan rasa hormat dan kasih sayang akan selalu dibalas dengan kebaikan.
Baca juga: Bagaimana Kisah Asli Putri Salju Dongeng Versi Grimm? Simak Selengkapnya di Sini
Cerita Fiksi Dongeng: Lampu Lentera Berisi Bintang Kecil

Di sebuah desa yang terletak di lereng gunung, hiduplah seorang gadis bernama Mira. Ia selalu membawa sebuah lentera tua ke mana pun ia pergi.
Lentera itu istimewa, di dalamnya tidak ada api atau minyak, melainkan sebutir bintang kecil yang bercahaya lembut seperti kilau senja.
Lentera itu adalah warisan dari ibunya. Meski tak pernah tahu bagaimana bintang itu masuk ke dalam lentera, Mira selalu merasa bintang kecil itu melindunginya.
Neneknya pernah berkata, “Bintang itu bisa mengabulkan satu keinginan, tetapi cahaya yang dipinjam darinya harus dibayar dengan sesuatu yang berharga.”
Suatu malam, desa mereka tiba-tiba ditelan kegelapan yang tak wajar. Bulan lenyap, matahari tak terbit keesokan paginya, dan seluruh dunia terasa membeku tanpa cahaya. Tanaman merunduk layu, hewan-hewan gelisah, dan penduduk panik.
Bintang dalam lentera Mira meredup, seolah memberi isyarat. Dengan keberanian yang tumbuh dari kepedulian, Mira memutuskan mendaki gunung untuk mencari sumber kegelapan itu.
Di puncak, ia menemukan sosok raksasa berwarna gelap yang berpendar samar, Penjaga Senja, makhluk kuno yang mengatur peralihan cahaya dan malam.
“Aku menyerap terlalu banyak cahaya,” gumam Penjaga Senja lemah. “Tanpa keseimbangan, dunia akan tenggelam dalam kegelapan.”
Mira mengangkat lentera kecilnya. “Ambillah sinar dari bintang ini. Tapi kembalikan cahaya dunia.”
Bintang kecil itu bergetar lalu keluar dari lentera, memancarkan kilau hangat yang menembus pekatnya malam. Cahaya itu mengisi kekosongan Penjaga Senja, memulihkan keseimbangannya. Dalam hitungan detik, matahari terbit kembali dan langit cerah seperti sedia kala.
Namun lentera Mira kini kosong. Ia kehilangan bintang kecilnya selamanya. Walau hatinya berat, Mira pulang dengan bangga, pengorbanannya telah menyelamatkan seluruh desa.
Sejak itu, orang percaya bahwa cahaya terbesar berasal dari hati yang berani memberi, bukan dari benda yang bersinar.
Melalui berbagai cerita fiksi dongeng yang telah kamu simak, kita bisa melihat betapa setiap kisah mampu menanamkan nilai kebaikan dengan cara yang sederhana namun membekas. Cerita fiksi dongeng selalu menjadi jembatan yang memperkaya imajinasi sekaligus membentuk karakter anak.
Jika kamu ingin membuat konten berkualitas dengan gaya bercerita yang menarik, kamu bisa mengandalkan Optimaise, digital agency Malang yang berpengalaman dalam jasa penulisan artikel kreatif dan SEO-friendly.
Terus ikuti berbagai cerita fiksi dongeng lainnya dan jangan lewatkan kumpulan dongeng pendek anak SD yang seru untuk dibacakan setiap hari!
