Mencari cara seru untuk mengenalkan nilai-nilai kehidupan pada anak? Membacakan contoh dongeng fabel bisa jadi pilihan yang tepat. Cerita tentang hewan yang bertingkah seperti manusia ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak melatih imajinasi, memahami karakter, dan menangkap pesan moral dengan cara yang ringan.
Di bahasan kali ini, kamu akan menemukan beberapa contoh dongeng fabel yang seru dan edukatif, cocok untuk dibacakan sebelum tidur, saat waktu belajar, atau sekadar mengisi waktu luang bersama si kecil. Siap menjelajah dunia cerita hewan yang penuh warna? Mari mulai!
Table of Contents
Contoh Dongeng Fabel Bahasa Inggris dan Terjemahannya

Belajar bahasa Inggris sebenarnya bisa dibuat jauh lebih menyenangkan, salah satunya lewat contoh dongeng fabel. Cerita pendek tentang hewan yang punya sifat seperti manusia ini membuat kita mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan.
Di bagian ini, kamu akan menemukan beberapa contoh dongeng fabel berbahasa Inggris lengkap dengan terjemahannya, jadi kamu bisa menikmati ceritanya tanpa takut ada makna yang terlewat.
Contoh Dongeng Fabel: The Elephant and the Tiny Friend
In a peaceful rainforest, there lived a gentle elephant named Lumo. He was the biggest animal in the forest, yet he had the kindest heart. One morning, while Lumo was drinking from the river, he heard a tiny cry for help coming from behind a rock.
When he looked closer, he saw a little ant trapped under a fallen leaf. The ant struggled, but the leaf was too heavy. With one soft lift of his trunk, Lumo freed the tiny creature.
“Thank you, mighty elephant,” said the ant. “I may be small, but I will remember your kindness.”
Lumo smiled. “Everyone deserves help, no matter their size.”
A few days later, Lumo wandered into a hunter’s trap. A strong rope tightened around his leg, and he couldn’t break free. He called for help, but the other animals were too frightened to come near.
Suddenly, the tiny ant appeared with hundreds of her friends. They worked together, biting the rope little by little. After a long effort, the rope finally snapped, and Lumo was free.
“I can’t believe you saved me,” Lumo said gratefully.
The ant replied, “kindness always returns, even from the smallest friend.”
Since that day, the elephant and the ant became inseparable companions who helped the forest stay safe and peaceful.
Baca juga: Mengulik Cerita Dongeng Cinderella Bahasa Inggris dan Pesan Moral di Baliknya
Terjemahannya:
Di sebuah hutan hujan yang damai, hiduplah seekor gajah lembut bernama Lumo. Ia adalah hewan terbesar di hutan, tetapi hatinya paling baik. Suatu pagi, saat Lumo sedang minum di sungai, ia mendengar suara kecil meminta tolong dari balik batu.
Ketika ia melihat lebih dekat, ternyata ada seekor semut kecil yang terjebak di bawah daun jatuh. Semut itu berusaha bergerak, tetapi daunnya terlalu berat. Dengan satu sentuhan lembut belalainya, Lumo membebaskan si kecil itu.
“Terima kasih, gajah yang kuat,” kata si semut. “Aku mungkin kecil, tetapi aku akan ingat kebaikanmu.”
Lumo tersenyum. “Semua makhluk pantas dibantu, sekecil apa pun.”
Beberapa hari kemudian, Lumo masuk ke perangkap pemburu. Tali kuat menjerat kakinya, dan ia tak bisa bebas. Ia memanggil pertolongan, tetapi hewan lain takut mendekat.
Tiba-tiba, semut kecil itu datang bersama ratusan temannya. Mereka bekerja bersama, menggigit tali sedikit demi sedikit. Setelah berusaha lama, tali itu putus, dan Lumo bebas.
“Aku tak percaya kau menyelamatkanku,” kata Lumo bersyukur.
Si semut menjawab, “kebaikan selalu kembali, bahkan dari teman yang paling kecil.”
Sejak hari itu, gajah dan semut menjadi sahabat yang menjaga hutan tetap aman dan damai.
Contoh Dongeng Fabel: The Ant That Saved the Day
In a lively meadow near a clear stream, there lived a tiny ant named Piko. He was smaller than most ants, but he had a big heart and always tried to help others. One sunny morning, the meadow animals gathered for the annual Forest Festival. Everyone was excited, except the bees.
Their hive had been damaged by strong winds the night before, and without honey, they couldn’t prepare the sweet drink for the festival. The animals grew worried because the festival couldn’t begin without it.
Piko stepped forward. “Maybe I can help,” he said.
The animals laughed softly. “You’re too small, Piko. How can you fix a hive?”
But Piko didn’t give up. He gathered hundreds of ants from his colony. Working together, they carried small pieces of leaves and sticky tree sap. Bit by bit, they rebuilt the broken hive.
The bees were amazed. With their home repaired, they quickly made the honey needed for the celebration.
When the festival began, all the animals cheered for Piko and his friends. The meadow sparkled with music and joy.
“You truly saved the day,” said the Queen Bee warmly.
Piko smiled shyly. “No one is too small to make a big difference.”
Terjemahannya:
Di padang rumput yang hidup dekat sungai jernih, hiduplah seekor semut kecil bernama Piko. Ia lebih kecil dari semut lainnya, tetapi berhati besar dan selalu ingin membantu. Suatu pagi yang cerah, hewan-hewan berkumpul untuk Festival Hutan Tahunan. Semua bersemangat, kecuali lebah.
Sarang lebah mereka rusak karena angin kencang semalam, dan tanpa madu, mereka tidak bisa menyiapkan minuman manis untuk festival. Hewan-hewan menjadi cemas karena festival tidak bisa dimulai tanpa itu.
Piko maju. “Mungkin aku bisa membantu,” katanya.
Hewan lain tersenyum ragu. “Kamu terlalu kecil, Piko. Mana bisa memperbaiki sarang lebah?”
Namun Piko tidak menyerah. Ia mengumpulkan ratusan semut dari koloninya. Bersama-sama, mereka membawa potongan daun dan getah pohon yang lengket. Sedikit demi sedikit, mereka membangun kembali sarang yang rusak.
Lebah-lebah terpukau. Dengan sarang yang sudah diperbaiki, mereka segera membuat madu untuk festival.
Saat festival dimulai, semua hewan bersorak untuk Piko dan teman-temannya. Padang rumput dipenuhi musik dan kegembiraan.
“Kamu benar-benar menyelamatkan hari ini,” ujar Ratu Lebah.
Piko tersenyum malu. “Tak ada makhluk yang terlalu kecil untuk membawa perubahan besar.”
Contoh Dongeng Fabel dalam Bahasa Sunda dan Terjemahannya

Fabel Sunda selalu punya daya tarik tersendiri. Ada humor, ada kearifan lokal, dan ada cara penyampaian yang membuat kita terasa seperti sedang mendengar cerita dari orang tua zaman dulu.
Supaya lebih mudah dipahami, setiap contoh dongeng fabel disertai terjemahan bahasa Indonesia. Jadi meskipun kamu tidak terlalu fasih bahasa Sunda, kamu tetap bisa menikmati pesannya dengan nyaman.
Contoh Dongeng Fabel: Kacang Bulao jeung Monyet Nu Kabeurangan
Di hiji leuweung nu héjo royo-royo, aya tangkal kacang bulao nu sok ngahasilkeun buah biru ngagurilap. Buah ieu jarang pisan aya, sarta ngan tangkal éta nu miboga kakuatan pikeun tumuwuhkeunana.
Dina hiji poe, monyet nu kabeurangan ngaranna Doran manggihan tangkal éta. Nalika ningali buah bulao nu caang kawas permata, panonna langsung murudul.
“Tangtos ieu kedah janten milik abdi!” pikirna bari gancang mungut sadayana buah anu aya. Monyet séjén ngingetan, “Doran, ulah loba teuing. Buah éta kudu dibagikeun.” Tapi Doran teu ngadéngékeun. Anjeunna terus dahar nepi ka beuteungna beurat.
Teu lila, angin gede datang. Tangkal kacang bulao ngagolér, sarta buah anu acan asak ragrag kabéh kana taneuh. Doran kaget. Ayeuna tangkal éta teu bisa ngahasilkeun buah deui salila sababaraha musim. Anjeunna sedih sabab teu aya deui buah bulao pikeun dinikmati.
Monyet séjén nyampeurkeun sarta nyarios, “lamun ti awal anjeun teu serakah, tangkal ieu moal ruksak. Urang sadayana bisa njaga jeung nikmatin babarengan.”
Doran sadar kana kalepatanana. Ti harita, anjeunna jadi monyet nu leuwih mikirkeun batur tibatan diri sorangan.
Terjemahannya:
Di sebuah hutan yang hijau dan rimbun, ada pohon kacang bulao yang menghasilkan buah berwarna biru berkilau. Buah ini sangat langka dan hanya pohon itu yang bisa menumbuhkannya.
Suatu hari, seekor monyet yang serakah bernama Doran menemukan pohon tersebut. Saat melihat buah biru yang berkilau seperti permata, matanya langsung berbinar.
“Ini harus menjadi milikku!” pikirnya sambil mengambil semua buah yang ada. Monyet lain mengingatkannya, “Doran, jangan terlalu banyak. Buah itu harus dibagi.” Tapi Doran mengabaikannya. Ia makan terus sampai perutnya terasa berat.
Tidak lama kemudian, angin besar datang. Pohon kacang bulao tumbang, dan semua buah yang belum matang jatuh ke tanah. Doran terkejut. Kini pohon itu tidak bisa menghasilkan buah lagi selama beberapa musim. Ia sedih karena tak ada lagi buah bulao yang bisa ia nikmati.
Monyet lain mendekat dan berkata, “kalau sejak awal kamu tidak serakah, pohon ini tidak akan rusak. Kita semua bisa menjaganya dan menikmatinya bersama.”
Doran pun menyadari kesalahannya. Sejak saat itu, ia menjadi monyet yang lebih peduli pada teman-temannya daripada hanya memikirkan dirinya sendiri.
Contoh Dongeng Fabel: Indung Entog jeung Anakna Nu Ngalalawora
Di sisi situ nu cai na hérang, hirup saurang indung entog ngaranna Nira. Anjeunna miboga tilu anak entog nu lucu-lucu, tapi salah sahijina, si Keri, sok pisan ngalalawora. Mun indungna nyarios, anjeunna sok teu ngadéngékeun jeung ukur mikirkeun kaulinan sorangan.
Dinten éta, Nira ngajak barudakna diajar ngojay ka tengah situ. “Anaking, tong jauh-jauh. Di tengah aya cai nu jero pisan,” ceuk indung entog. Dua anakna nurut, tapi Keri teu ngindungkeun waler. Anjeunna malah ngojay leuwih jauh, kagoda ku kilap cai nu nyorot tina panonpoé.
Tiba-tiba aya arus kuat nu narik Keri ka tengah. Anjeunna mimiti kagok, suaranya ngagorowok, “Indung! Tulung!” Nira kaget teras gancang ngojay sakenceng-kencengna pikeun nyalametkeun anakna. Dua anak entog séjén nuturkeun bari hariwang.
Sanggeus usaha cukup lila, Nira hasil narik Keri ka pinggir situ. Keri nangis bari ceurik-ceurik; anjeunna éra jeung sedih lantaran henteu nurut ti awal. Nira ngelus sirah anakna sarta nyarios, “Anaking, indung teu kungsi ngahalangan. Indung ngan hayang anjeun aman.”
Ti harita, Keri jadi leuwih nurut jeung leuwih ati-ati. Anjeunna sadar yén indungna salawasna nyarios pikeun ngajaga, lain ngahalangan kabagjaan.
Terjemahannya:
Di tepi danau yang airnya jernih, hiduplah seekor induk entok bernama Nira. Ia memiliki tiga anak entok yang lucu, tetapi salah satunya, Keri, sangat ceroboh. Saat ibunya menasihati, ia sering tidak mendengarkan dan hanya ingin bermain.
Hari itu, Nira mengajak anak-anaknya berlatih berenang. “Anak-anak, jangan terlalu jauh. Di tengah ada air yang sangat dalam,” katanya. Dua anaknya patuh, tetapi Keri tidak menghiraukannya. Ia malah berenang lebih jauh karena tergoda cahaya air yang berkilau.
Tiba-tiba arus kuat menarik Keri ke tengah dan ia panik. “Ibu! Tolong!” teriaknya. Nira terkejut dan langsung berenang sekuat tenaga untuk menyelamatkannya, diikuti dua anak lain yang cemas.
Setelah berjuang cukup lama, Nira berhasil menarik Keri kembali ke tepi. Keri menangis malu dan takut karena tidak menurut sejak awal. Nira mengelus kepalanya dan berkata, “Ibu tidak pernah melarang. Ibu hanya ingin kamu aman.”
Sejak saat itu, Keri menjadi lebih patuh dan berhati-hati. Ia sadar bahwa nasihat ibunya selalu untuk kebaikan dan keselamatannya.
Contoh Dongeng Fabel Nusantara

Indonesia punya begitu banyak cerita hewan yang diwariskan turun-temurun, dan tiap daerah membawa warnanya sendiri. Ada yang jenaka, ada yang penuh petualangan, ada juga yang memberi kita tamparan moral yang halus.
Dalam bagian ini, kamu bisa menjelajahi berbagai contoh dongeng fabel Nusantara yang menggambarkan keberagaman dan kebijaksanaan dari tiap daerah.
Contoh Dongeng Fabel: Dongeng Si Kancil dan Harimau
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor harimau besar bernama Rimba. Ia terkenal gagah, tetapi juga mudah marah.
Suatu pagi, Rimba berjalan menyusuri sungai untuk mencari makan. Namun hari itu ia tidak menemukan apa pun. Perutnya keroncongan, dan kesabarannya menipis.
Tak jauh dari sana, Si Kancil sedang melompat-lompat riang sambil mencari buah segar. Begitu melihat Rimba mendekat, Kancil langsung tahu bahwa ia harus berhati-hati. Harimau itu terlihat lapar dan cukup berbahaya.
“Kancil! Hari ini kamu tidak bisa lolos. Aku akan menjadikanmu sarapan,” geram Rimba.
Si Kancil tersenyum tenang. “Tentu kamu boleh memakan aku, Rimba. Tapi sebelum itu, aku ingin menunjukkan satu makanan yang jauh lebih besar dan lebih lezat dari tubuhku.”
Harimau itu berhenti. “Makanan apa?”
“Di sungai ada seekor ‘kancil raksasa’. Dagingnya pasti lebih banyak,” jawab Kancil dengan nada meyakinkan.
Rimba penasaran. Ia mengikuti Kancil menuju tepi sungai. Ketika mereka sampai, Kancil menunjuk ke permukaan air yang jernih.
“Itu dia! Lihat bayangannya di air!”
Saat menatap sungai, Rimba melihat pantulan dirinya sendiri. Namun karena air bergerak, bayangan itu tampak seperti hewan besar berbulu yang sedang menatap balik. Rimba mengira itu benar-benar hewan lain.
“Dia menantangmu, Rimba! Cepat tangkap sebelum ia kabur!” kata Kancil pura-pura cemas.
Tanpa berpikir panjang, Harimau melompat ke sungai untuk menangkap “kancil raksasa” itu. Air langsung menyembur tinggi, dan Rimba terjebur dengan keras. Ia panik karena arus cukup kuat, membuatnya berjuang untuk kembali ke daratan.
Saat Rimba berhasil naik ke tepi, Si Kancil sudah pergi jauh sambil tertawa kecil.
Rimba menggeram kesal, namun ia akhirnya sadar bahwa kemarahan dan terburu-buru hanya membuatnya tertipu. Sementara itu, Kancil melanjutkan perjalanan dengan hati lega, bersyukur karena kecerdikannya kembali menyelamatkan dirinya.
Baca juga: 5 Cerita Fiksi Dongeng untuk Anak yang Menginspirasi dan Mudah Dipahami
Contoh Dongeng Fabel: Legenda Kera dan Siput
Pada zaman dahulu, di sebuah hutan yang damai, hiduplah seekor kera bernama Goro yang terkenal cepat, lincah, dan penuh percaya diri.
Semua hewan mengakui kelincahannya, sehingga Goro sering merasa dirinya paling hebat. Di sisi lain, hiduplah seekor siput bernama Sili yang bergerak sangat lambat, tetapi terkenal sabar dan bijaksana.
Suatu hari, Goro melihat Sili sedang berjalan pelan menuju sungai. “Hei, Sili! Dengan kecepatan seperti itu, kamu bisa tiba besok pagi!” ejek Goro sambil tertawa keras.
Sili tersenyum kecil. “Memang aku lambat, tapi aku selalu sampai pada tujuan.”
Goro semakin mengejek. “Baiklah, kalau begitu, kita lomba menuju sungai! Aku yakin kamu tidak akan pernah bisa mengalahkanku.”
Walau tahu peluangnya kecil, Sili menerima tantangan itu. “Bukan soal menang atau kalah, Goro. Ini soal membuktikan bahwa setiap makhluk punya cara sendiri untuk bergerak.”
Lomba pun dimulai. Goro melompat cepat dari dahan ke dahan, sementara Sili merayap perlahan. Namun setelah beberapa menit, Goro berhenti di tengah jalan untuk beristirahat. “Ah, siput itu pasti masih jauh di belakang,” pikirnya.
Sementara itu, Sili terus bergerak tanpa berhenti. Sedikit demi sedikit, ia mendekati sungai. Ketika Goro terbangun dari tidurnya, matahari sudah hampir terbenam. Ia panik dan berlari secepat mungkin.
Namun terlambat. Sesampainya di sungai, Goro melihat Sili sudah menunggu di sana, tersenyum ramah.
“Aku… aku kalah dari siput?” ujar Goro tak percaya.
Sili menjawab lembut, “kecepatan bukan segalanya, Goro. Ketekunan dan kesabaran bisa membawa kita lebih jauh.”
Sejak hari itu, Goro tidak lagi meremehkan makhluk lain. Ia belajar bahwa setiap hewan, cepat atau lambat, memiliki kelebihan dan kemampuannya masing-masing.
Melalui berbagai contoh dongeng fabel yang sudah dibahas, kita bisa melihat betapa banyak nilai moral yang dapat dipelajari anak dengan cara yang menyenangkan. Koleksi contoh dongeng fabel ini bukan hanya membantu mengasah imajinasi, tetapi juga menjadi jembatan bagi orang tua untuk mengenalkan karakter baik sejak dini.
Jika kamu ingin terus menemukan contoh dongeng fabel atau konten edukatif lainnya, pastikan situsmu mudah ditemukan oleh pembaca. Di sinilah Optimaise hadir sebagai digital marketing agency Malang yang juga menyediakan layanan jasa SEO Bali untuk membantu website kamu tampil lebih optimal di mesin pencari.
Jangan lupa juga untuk menyimak berbagai dongeng pendek anak SD lainnya agar proses belajar si kecil semakin seru dan penuh inspirasi.
