Islam

Mendalami Tafsir Surat Yasin Ayat 40: Ketetapan Ilahi dan Keseimbangan Alam Semesta

Dwi

surat yasin ayat 40

Surat Yasin ayat 40, pada dasarnya tidak hanya berbicara mengenai benda langit, tapi ada banyak pesan tersirat didalamnya apabila dipelajari. Tentu saja mempelajari makna surat Yasin ayat 40 tidak hanya akan menambah pengetahuan, tapi juga penguat iman.

Di zaman modern seperti sekarang ini, ketika manusia sering merasa mampu “mengatur segalanya”, Surat Yasin ayat 40 datang sebagai pengingat bahwa ada sebuah “sistem” yang bekerja di luar kendali manusia. Sistem tersebut sangat rapi, presisi, dan sepenuhnya berada dalam ketetapan Allah SWT.

Sekilas Tentang Surat Yasin

sekilas surat yasin ayat 40
Mendalami Tafsir Surat Yasin Ayat 40: Ketetapan Ilahi dan Keseimbangan Alam Semesta 1

Surat Yasin merupakan surat ke-36 dalam Al-Qur’an dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini sering disebut sebagai jantung Al-Qur’an karena kandungannya merangkum tema-tema besar keimanan: tauhid, kerasulan, kebangkitan setelah mati, serta tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.

Salah satu ciri khas Surat Yasin adalah caranya mengajak manusia berpikir. Allah tidak hanya memerintah, tetapi mengajak manusia merenungi langit, bumi, siang, malam, kehidupan, dan kematian. Ayat 40 adalah contoh paling jelas dari pendekatan reflektif ini.

Bacaan Surat Yasin Ayat 40 (Arab, Latin, dan Artinya)

bacaan surat yasin ayat 40
Mendalami Tafsir Surat Yasin Ayat 40: Ketetapan Ilahi dan Keseimbangan Alam Semesta 2

Arab:

لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Latin:

Lā asy-syamsu yanbaghī lahā an tudrikal-qamara wa lā al-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakin yasbaḥūn.

Artinya:

“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Baca Juga: Bacaan Surat Al Ikhlas, Makna dan Pentingnya Tauhid Bagi Umat Muslim

Tafsir Surat Yasin Ayat 40

Mendalami Surat Yasin ayat 40, tentu harus melalui tafsir ulama, dan berikut penjelasannya.

Tafsir Ibnu Katsir

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Surat Yasin ayat 40 adalah gambaran nyata tentang keteraturan benda-benda langit yang sempurna. Allah SWT menegaskan bahwa matahari dan bulan masing-masing memiliki garis edar dan tugasnya sendiri, sehingga tidak mungkin salah satunya melampaui atau menabrak peran yang lain.

Ayat ini menegaskan bahwa matahari tidak akan pernah mengejar bulan, sebagaimana bulan juga tidak akan mengambil alih fungsi matahari. Keduanya bergerak dalam sistem yang telah ditentukan Allah dengan sangat presisi. Matahari berperan menerangi siang hari, sementara bulan mengatur fase malam dan perhitungan waktu. Meski berada dalam satu sistem langit, tidak pernah terjadi kekacauan atau benturan peran.

Ibnu Katsir mengutip pendapat Mujahid yang menyatakan bahwa malam tidak akan datang sebelum siang selesai, dan sebaliknya siang tidak akan muncul sebelum malam benar-benar berakhir. Pergantian ini berlangsung terus-menerus, konsisten, dan tidak pernah meleset, menunjukkan bahwa alam semesta tidak berjalan secara kebetulan.

Lebih jauh, Ibnu Katsir menggambarkan pergerakan siang dan malam seperti alat pemintal—berputar dengan stabil, ritmis, dan tidak pernah berhenti. Setiap putaran berlangsung sesuai ketetapan Allah SWT, tanpa bisa dipercepat, diperlambat, atau diubah oleh makhluk mana pun.

Makna yang ingin ditekankan dalam tafsir ini bukan sekadar fenomena astronomi, tetapi pesan tauhid yang sangat kuat. Keteraturan alam semesta adalah bukti nyata bahwa seluruh ciptaan tunduk pada satu kehendak, satu pengatur, dan satu kekuasaan mutlak—yaitu Allah SWT.

Dengan kata lain, Surat Yasin ayat 40 mengajak manusia untuk merenung: jika benda langit yang begitu besar dan dahsyat saja patuh pada aturan Allah, maka manusia seharusnya lebih sadar untuk hidup sesuai dengan ketentuan-Nya.

Tafsir As-Sa’di (Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di)

As-Sa’di menjelaskan bahwa matahari, bulan, siang, dan malam masing-masing telah ditetapkan batas, waktu, dan kekuatannya oleh Allah. Tidak satu pun yang mampu melampaui ketentuan tersebut.

Ketika matahari muncul, kekuasaan malam menghilang. Saat malam datang, siang pun berakhir. Karena itu Allah berfirman, “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan”—artinya, matahari tidak mungkin hadir di wilayah kekuasaan malam.

Demikian pula malam tidak bisa mendahului siang sebelum masa siang berakhir. Semuanya bergerak bolak-balik secara terus-menerus pada garis edarnya.

Menurut As-Sa’di, ayat ini merupakan bukti yang sangat kuat tentang keagungan Allah, khususnya sifat qudrat (kekuasaan), hikmah (kebijaksanaan), dan ilmu-Nya yang sempurna.

Tafsir Ringkas Kementerian Agama RI

Dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa ayat ini merupakan bagian dari sunatullah—ketetapan Allah yang tidak pernah berubah. Matahari tidak mungkin mengejar bulan hingga terjadi tabrakan, dan malam tidak dapat mendahului siang.

Setiap ciptaan memiliki garis edar yang telah digariskan untuknya. Semua berjalan sesuai fungsi dan waktunya masing-masing. Tafsir ini menegaskan bahwa keteraturan alam adalah tanda kekuasaan Allah yang nyata dan terus berlangsung dari masa ke masa.

Baca Juga: Surat Al Baqarah Ayat 1-15, Arab, Latin, dan Maknanya

Fadhilah Surat Yasin Ayat 40

1. Menyadari Allah sebagai Pencipta Alam Semesta

Ayat ini menanamkan kesadaran bahwa alam tidak berdiri sendiri. Matahari, bulan, siang, dan malam semuanya berada dalam kendali Allah SWT.

2. Menyadari bahwa Allah yang Menciptakan Manusia

Jika benda langit saja tunduk pada ketetapan-Nya, maka manusia—yang jauh lebih kecil—tentu lebih layak untuk tunduk dan taat.

3. Membuat yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin

Jika Allah mampu mengatur jutaan benda langit tanpa benturan, maka tidak ada masalah hidup manusia yang terlalu rumit bagi-Nya.

4. Mendapat Jiwa yang Tenang

Merenungi ayat ini melahirkan ketenangan. Hidup terasa lebih teratur ketika kita sadar bahwa semuanya berjalan dalam skenario Ilahi.

5. Memperkuat Keimanan

Ayat ini menguatkan iman melalui pendekatan rasional dan visual: lihatlah langit, maka iman akan tumbuh.

6. Kemudahan dalam Segala Urusan

Banyak ulama menganjurkan membaca ayat-ayat kauniyah seperti ini sebagai pengingat bahwa Allah Maha Mengatur segala urusan.

7. Dikabulkan Permohonannya

Ayat ini sering dibaca dalam doa agar Allah meluruskan urusan hidup sebagaimana Dia meluruskan peredaran alam.

8. Mengingatkan pada Kematian

Sebagaimana siang dan malam berganti, hidup dan mati pun silih berganti sesuai waktu yang telah ditentukan.

9. Dijauhkan dari Musibah

Keyakinan bahwa hidup berada dalam kendali Allah membuat seseorang lebih tenang dan tidak mudah panik menghadapi ujian.

Bacaan Surat Yasin ayat 40 mengajarkan bahwa keteraturan alam semesta adalah ketetapan Allah SWT. Tidak ada yang berjalan begitu saja, tidak ada yang melampaui batas. Semua bergerak sesuai garis edar yang telah Allah tetapkan.

Ayat ini mengajarkan kita satu hal, bahwa semua sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Apabila Allah SWT, sudah berkehendak, maka tidak ada sesuatu yang bisa melampaui-Nya.

Seperti halnya Surat Yasin Ayat 40, apabila kamu ingin menyampaikan pesan kebaikan seperti ini, baik melalui website, blog, atau konten digital lainnya, maka bekerjasama dengan Digtal Agency Malang, seperti Optimaise, adalah sebuah langkah yang tepat.

Optimaise, tidak hanya menawarkan layanan jasa penulisan artikel profesional, tapi juga jasa SEO, yang akan membuat website milikmu berada di peringkat satu mesin pencari Google. Karena seperti sebuah hadits Nabi Muhammad SAW  “sampaikanlah walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).

Baca Juga

Optimaise