TipsEdukasi

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dengan 3 Metode

Tiara Motik

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dengan 3 Metode

Jika kamu ingin memahami biaya sebenarnya dari produk yang kamu hasilkan, maka mempelajari cara menghitung harga pokok produksi dengan beberapa metode adalah langkah yang wajib kamu kuasai.

Setiap metode menawarkan perspektif berbeda tentang bagaimana biaya dialokasikan, sehingga kamu bisa memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnismu.

Melalui beberapa metode yang paling sering digunakan, kamu akan melihat bagaimana perhitungan biaya bisa memengaruhi harga jual, strategi produksi, hingga efisiensi operasional. Dengan begitu, kamu bisa menerapkan cara menghitung harga pokok produksi secara lebih akurat dan terarah.

Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah total biaya yang kamu keluarkan untuk menghasilkan satu produk, mulai dari bahan baku, tenaga kerja langsung, hingga biaya overhead seperti listrik, sewa, atau penyusutan peralatan.

Memahami konsep ini penting karena menentukan seberapa besar modal yang benar-benar kamu habiskan dalam setiap proses produksi.

Dengan mengetahui cara menghitung harga pokok produksi, kamu bisa menentukan harga jual yang realistis dan tetap kompetitif di pasar. Selain itu, kamu dapat memantau efisiensi operasional, mengetahui titik pemborosan, dan memastikan bisnismu tetap sehat secara finansial.

Dalam praktiknya, cara menghitung harga pokok produksi dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi lalu membaginya dengan jumlah unit yang dihasilkan.

Kesadaran terhadap perhitungan ini membantu kamu mengelola usaha secara lebih profesional dan membuat keputusan bisnis yang lebih terukur.

Baca juga: 15 Dongeng Sebelum Tidur Romantis yang Bikin Senyum Sendiri!

Apa Tujuan Menghitung Harga Pokok Produksi?

Menghitung harga pokok produksi sangat penting untuk memastikan bisnismu berjalan efisien dan menguntungkan. Dengan memahami biaya sebenarnya dari setiap produk, kamu bisa mengelola usaha dengan lebih terarah dan terukur.

Inilah beberapa tujuan utama yang perlu kamu ketahui:

  1. Menentukan harga jual yang tepat
    • Tanpa perhitungan HPP yang akurat, harga jual hanya didasarkan pada tebakan. Dengan HPP, kamu bisa menetapkan harga yang wajar dan tetap kompetitif.
  2. Mengontrol biaya produksi
    • Perhitungan ini membantu kamu menemukan area pemborosan, mengevaluasi efisiensi produksi, dan menekan biaya yang tidak perlu.
  3. Menilai profitabilitas produk
    • Kamu bisa membandingkan HPP dengan harga jual untuk mengetahui apakah sebuah produk benar-benar menghasilkan keuntungan.
  4. Membantu perencanaan dan pengambilan keputusan
    • HPP yang jelas memudahkan kamu menentukan strategi produksi, volume produksi, hingga kapan harus melakukan efisiensi atau investasi alat baru.

Dengan memahami tujuan menghitung HPP, kamu dapat mengelola usaha secara lebih profesional dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Unsur dalam Harga Pokok Produksi

Unsur dalam Harga Pokok Produksi
Unsur dalam Harga Pokok Produksi

Untuk memahami harga pokok produksi dengan benar, kamu perlu mengetahui unsur-unsur yang membentuk total biaya produksi.

Unsur ini menjadi dasar penting sebelum kamu masuk ke perhitungan yang lebih detail. Secara umum, ada tiga komponen utama yang selalu digunakan dalam penentuan HPP:

  1. Biaya bahan baku langsung adalah seluruh material yang benar-benar digunakan untuk membuat produk. Contohnya kain untuk pakaian, tepung untuk roti, atau kayu untuk furnitur. Tanpa bahan baku ini, produk tidak akan bisa dihasilkan.
  2. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya untuk pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Mulai dari gaji, upah lembur, hingga sistem borongan. Tenaga kerja langsung adalah pihak yang mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
  3. Biaya overhead pabrik ini mencakup biaya tidak langsung, seperti listrik, air, sewa tempat produksi, penyusutan mesin, perawatan alat, atau gaji supervisor. Unsur ini sering diabaikan, padahal sangat memengaruhi total biaya produksi.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dan Contohnya

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dan Contohnya
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dan Contohnya

Memahami cara menghitung harga pokok produksi penting untuk memastikan setiap produk yang kamu hasilkan memiliki biaya dasar yang jelas.

Melalui perhitungan yang tepat, kamu bisa menentukan harga jual yang sehat, menghindari kerugian, serta memantau efisiensi produksi. Agar prosesnya lebih mudah dipahami, kamu bisa mengikuti alur berikut.

Pertama, kumpulkan seluruh komponen biaya yang diperlukan. Dalam praktiknya, kamu perlu mengidentifikasi tiga unsur utama:

  1. Biaya bahan baku langsung yang mencakup seluruh material yang benar-benar masuk ke dalam produk. Catat sesuai jumlah pemakaian aktual agar hasil perhitungan tidak meleset.
  2. Biaya tenaga kerja langsung yang mencakup upah atau gaji pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Bisa berupa gaji bulanan, borongan, hingga lembur.
  3. Biaya overhead pabrik, termasuk biaya listrik, air, sewa tempat, penyusutan alat, perawatan mesin, hingga gaji supervisor. Meski tidak melekat pada satu unit produk, biaya ini tetap harus dialokasikan secara proporsional.

Setelah seluruh data biaya sudah lengkap, kamu dapat menghitung HPP menggunakan rumus dasar berikut:

HPP = (Bahan Baku + Tenaga Kerja Langsung + Overhead) ÷ Jumlah Unit Produksi

Agar hasilnya akurat, pastikan kamu menentukan periode produksi dan jumlah unit dengan konsisten. Semakin banyak unit yang dihasilkan, semakin kecil biaya per unitnya. Sebaliknya, jika volume produksi menurun, biaya per unit bisa meningkat.

Agar lebih jelas, berikut contoh perhitungannya:

Misalkan kamu membuat 100 cup brownies dalam satu kali produksi.

  • Biaya bahan baku: Rp500.000
  • Biaya tenaga kerja langsung: Rp250.000
  • Biaya overhead pabrik: Rp150.000

Hitung total biaya produksi:

Total biaya = 500.000 + 250.000 + 150.000 = Rp900.000

Selanjutnya, bagi total biaya dengan jumlah produk:

HPP = 900.000 ÷ 100 = Rp9.000 per cup

Dari sini kamu bisa menentukan harga jual dengan lebih strategis. Jika ingin margin 50%, maka harga jual idealnya sekitar Rp13.500–Rp15.000 per cup.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu bukan hanya mengetahui angka HPP, tetapi juga memahami struktur biaya yang membentuk produkmu.

Inilah manfaat utama ketika kamu menerapkan cara menghitung harga pokok produksi secara benar, keputusan bisnis menjadi lebih terukur, harga jual lebih strategis, dan operasional bisnis dapat berjalan lebih efisien.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi yang Sering Digunakan

Di tengah persaingan bisnis yang makin ketat, memahami cara menghitung harga pokok produksi bukan lagi sekadar teori, tetapi kunci untuk menjaga bisnismu tetap bernapas.

Kamu tentu tidak ingin menetapkan harga jual hanya berdasarkan feeling, bukan? Karena itu, kamu perlu tahu metode perhitungan yang paling efektif digunakan pelaku usaha.

Setiap bisnis punya karakter berbeda, dan tiap metode menawarkan cara pandang yang unik. Ketika kamu memahami opsi-opsi ini, kamu bisa memilih strategi biaya yang paling relevan dan menerapkan cara menghitung harga pokok produksi dengan lebih percaya diri.

Metode Full Costing

Metode full costing adalah cara menghitung seluruh biaya produksi dengan memasukkan semua komponen biaya, baik biaya tetap maupun variabel.

Pendekatan ini cocok dipakai ketika kamu ingin memahami cara menghitung harga pokok produksi secara lengkap tanpa ada biaya yang terlewat.

Dalam full costing, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan seluruh overhead pabrik seperti listrik, sewa, serta penyusutan alat dimasukkan ke dalam perhitungan.

Agar lebih jelas, berikut contoh sederhana:

Misalkan kamu memproduksi 200 botol minuman herbal, maka:

  • Biaya bahan baku: Rp1.000.000
  • Biaya tenaga kerja langsung: Rp500.000
  • Overhead variabel (listrik, air): Rp300.000
  • Overhead tetap (sewa, penyusutan): Rp400.000

Total biaya = 1.000.000 + 500.000 + 300.000 + 400.000 = Rp2.200.000

HPP per unit (full costing) = 2.200.000 ÷ 200 = Rp11.000 per botol

Dengan metode ini, kamu bisa menerapkan cara menghitung harga pokok produksi secara lebih akurat dan komprehensif.

Metode Variable Costing

Metode variable costing adalah pendekatan perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan biaya variabel ke dalam harga pokok produksi.

Artinya, kamu hanya menghitung biaya yang berubah sesuai jumlah produksi, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung variabel, serta overhead variabel seperti listrik dan bahan pembantu.

Metode ini sangat berguna ketika kamu ingin memahami cara menghitung harga pokok produksi berdasarkan biaya yang benar-benar dipengaruhi oleh volume produksi.

Agar lebih jelas, berikut contoh perhitungannya:

Misalkan kamu memproduksi 100 bungkus keripik singkong, maka:

  • Bahan baku langsung: Rp300.000
  • Tenaga kerja langsung variabel: Rp150.000
  • Overhead variabel: Rp100.000

Total biaya variabel = Rp550.000

HPP per unit (variable costing) = 550.000 ÷ 100 = Rp5.500 per bungkus

Melalui metode ini, kamu bisa memahami cara menghitung harga pokok produksi dengan fokus pada biaya yang benar-benar berubah sesuai kapasitas produksi.

Baca juga: Cara Menabung 1 Juta per Bulan untuk Anak Sekolah? Simak Langkah Realistis Ini!

Metode Activity-Based Costing (ABC)

Metode Activity-Based Costing (ABC) adalah pendekatan perhitungan biaya yang mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang benar-benar mengonsumsi sumber daya.

Dalam metode ini, kamu tidak hanya membagi biaya secara rata, tetapi menghitung biaya sesuai aktivitas seperti setup mesin, pengepakan, inspeksi kualitas, atau proses distribusi.

Pendekatan ini sangat membantu kamu yang ingin memahami cara menghitung harga pokok produksi secara lebih akurat, terutama jika bisnismu memiliki banyak lini produk dengan kebutuhan aktivitas berbeda.

Berikut contoh sederhananya:

Kamu memproduksi dua jenis sabun, total overhead Rp100.000. Pembagian aktivitas:

  • Sabun A memakai aktivitas 60%
  • Sabun B memakai aktivitas 40%

Maka alokasi overhead:

  • Sabun A: 600.000 × 60% = Rp360.000
  • Sabun B: 600.000 × 40% = Rp240.000

Melalui alokasi berbasis aktivitas, kamu bisa menerapkan cara menghitung harga pokok produksi yang lebih presisi, terutama saat tiap produk membutuhkan tingkat aktivitas berbeda.

Menguasai cara menghitung harga pokok produksi bukan hanya membantu kamu memahami struktur biaya, tetapi juga memberi fondasi kuat dalam menentukan harga jual, mengatur strategi produksi, dan menjaga profitabilitas bisnis.

Jika kamu ingin mengembangkan bisnismu lebih jauh melalui strategi digital, Optimaise sebagai digital agency Malang siap membantu kamu dengan jasa press release profesional.

Setelah memahami cara menghitung harga pokok produksi, kamu juga bisa rileks sejenak dan menyimak dongeng sebelum tidur untuk menutup harimu dengan lebih tenang.

Bagaimana reaksimu?

Klik satu emoji untuk mengirim reaksimu.

Baca Juga

Optimaise
Advertisement