Pernah merasa tagihan listrik tiba-tiba naik tanpa tahu penyebabnya? Padahal, pemakaian listrik di rumah terasa biasa saja. Di sinilah pentingnya memahami cara menghitung kWh listrik, karena dari angka inilah seluruh biaya listrik ditentukan.
Tanpa disadari, satu alat elektronik yang menyala terlalu lama bisa memberi pengaruh besar pada total tagihan bulanan. Melalui pembahasan ini, kamu akan melihat bahwa cara menghitung kWh listrik sebenarnya tidak rumit dan bisa dilakukan sendiri di rumah.
Dengan memahami rumus dan contohnya, kamu bisa lebih sadar terhadap kebiasaan penggunaan listrik sehari-hari dan mengatur pemakaian agar lebih efisien tanpa harus mengorbankan kenyamanan.
Table of Contents
Mengenal Istilah kWh Listrik

Saat membahas tagihan listrik, kamu pasti sering melihat istilah kWh. kWh merupakan singkatan dari kilowatt hour, yaitu satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah energi listrik yang kamu gunakan selama periode tertentu.
Banyak orang mengira kWh adalah daya listrik, padahal sebenarnya kWh menunjukkan konsumsi energi, bukan besarnya daya alat elektronik.
Sebagai gambaran, peralatan listrik di rumah memiliki daya yang berbeda-beda, misalnya lampu 10 watt, rice cooker 300 watt, atau AC 800 watt. Ketika alat-alat tersebut digunakan dalam jangka waktu tertentu, daya itulah yang kemudian dikonversi menjadi kWh.
Karena itu, semakin lama kamu menggunakan perangkat elektronik dengan daya besar, semakin besar pula nilai kWh yang tercatat.
Memahami istilah kWh akan memudahkan kamu saat mempelajari cara menghitung kWh listrik. Dengan pemahaman ini, kamu tidak hanya tahu angka di meteran, tetapi juga mengerti dari mana angka tersebut berasal. kWh menjadi dasar perhitungan biaya listrik yang harus kamu bayar setiap bulan.
Jika kamu sudah paham arti kWh, langkah berikutnya adalah mempraktikkan cara menghitung kWh listrik secara mandiri. Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan konsumsi listrik harian, mengontrol pemakaian alat elektronik, dan lebih bijak dalam menghemat energi di rumah.
Baca juga: Ingin Dapat Bantuan Pemerintah? Ini Cara Daftar Bantuan UMKM Online
Rumus Menghitung kWh Listrik

Memahami rumus menghitung kWh listrik sangat penting agar kamu bisa memperkirakan pemakaian listrik di rumah dengan lebih akurat.
kWh (kilowatt hour) adalah satuan energi listrik yang menunjukkan seberapa besar daya listrik yang digunakan dalam satuan waktu tertentu.
Secara sederhana, cara menghitung kWh listrik dilakukan dengan mengalikan daya listrik (dalam watt), lama pemakaian (dalam jam), lalu dibagi 1.000.
Rumusnya:
kWh = (Daya listrik (Watt) × Waktu pemakaian (Jam)) / 1.000
Sebagai contoh, kamu menggunakan televisi dengan daya 100 watt selama 5 jam. Maka perhitungannya adalah 100 × 5 / 1.000 = 0,5 kWh. Artinya, televisi tersebut mengonsumsi energi listrik sebesar 0,5 kWh. Jika kamu ingin mengetahui estimasi biaya listriknya, tinggal mengalikan hasil kWh dengan tarif listrik per kWh yang berlaku.
Dengan memahami cara menghitung kWh listrik, kamu bisa lebih bijak dalam menggunakan peralatan elektronik. Kamu dapat mengatur durasi pemakaian, memilih perangkat hemat energi, dan menghindari pemborosan listrik yang tidak perlu.
Perhitungan sederhana ini juga membantu kamu memantau tagihan listrik bulanan agar tetap sesuai anggaran dan tidak mengejutkan di akhir bulan.
Berapa Biaya 1 kWh Listrik?

Mengetahui biaya 1 kWh listrik penting agar kamu bisa memperkirakan pengeluaran listrik setiap bulan dengan lebih terencana. Di Indonesia, tarif listrik per kWh tidak bersifat tunggal karena ditentukan berdasarkan golongan daya dan jenis pelanggan, apakah termasuk subsidi atau non-subsidi.
Per Desember 2025, tarif listrik yang berlaku merupakan tarif Triwulan IV 2025 (Oktober–Desember) dan tidak mengalami kenaikan. Untuk pelanggan rumah tangga non-subsidi, berikut gambaran tarif per 1 kWh yang perlu kamu ketahui:
- 900 VA (R-1/TR): sekitar Rp 1.352 per kWh
- 1.300 VA (R-1/TR): sekitar Rp 1.444,70 per kWh
- 2.200 VA (R-1/TR): sekitar Rp 1.444,70 per kWh
- 3.500–5.500 VA (R-2/TR): sekitar Rp 1.699,53 per kWh
- 6.600 VA ke atas (R-3/TR): sekitar Rp 1.699,53 per kWh
Semakin besar daya listrik di rumah kamu, biasanya tarif per kWh juga lebih tinggi. Ini penting diperhatikan karena akan berpengaruh langsung pada total tagihan bulanan.
Sementara itu, pelanggan sosial yang mendapat subsidi menikmati tarif yang lebih rendah, antara lain:
- 450 VA (S-1/TR): sekitar Rp 325 per kWh
- 900 VA (S-1/TR): sekitar Rp 455 per kWh
Dengan mengetahui tarif sesuai golongan listrik, kamu bisa lebih mudah menerapkan cara menghitung kWh listrik. Caranya adalah dengan mengalikan total pemakaian kWh dengan tarif per kWh yang berlaku di rumahmu.
Pemahaman tentang cara menghitung kWh listrik juga membantu kamu mengontrol penggunaan alat elektronik, memilih perangkat yang hemat energi, serta menghindari lonjakan tagihan di akhir bulan. Dengan begitu, pengeluaran listrik bisa lebih terkendali dan sesuai dengan anggaran yang kamu rencanakan.
Baca juga: Bagaimana Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah? Ini 9 Langkah Sederhana
Cara Menghitung kWh Listrik dan Contohnya
Memahami cara menghitung kWh listrik sangat penting agar kamu bisa mengetahui seberapa besar konsumsi listrik di rumah dan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan.
Dengan perhitungan yang tepat, kamu tidak hanya bergantung pada angka di tagihan, tetapi juga bisa mengontrol pemakaian listrik harian maupun bulanan dengan lebih bijak.
Secara umum, cara menghitung kWh listrik menggunakan rumus dasar, yaitu daya alat listrik (dalam watt) dikalikan dengan lama pemakaian (dalam jam), lalu dibagi 1.000. Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah energi listrik yang digunakan.
Setelah itu, kamu tinggal mengalikan angka kWh dengan tarif listrik per kWh sesuai golongan daya rumahmu untuk mengetahui estimasi biaya.
Agar lebih mudah dipahami, ini langkah menghitung pemakaian listrik per alat elektronik:
- Cari daya alat listrik, biasanya tercantum pada stiker atau spesifikasi produk, misalnya 75 watt atau 750 watt.
- Hitung watt-jam (Wh) dengan mengalikan daya dan lama pemakaian.
- Contohnya, kipas angin 75 watt digunakan selama 8 jam: 75 × 8 = 600 Wh.
- Ubah Wh menjadi kWh dengan membagi hasilnya dengan 1.000.
- Contohnya, 600 Wh ÷ 1.000 = 0,6 kWh.
- Hitung biaya listrik dengan mengalikan kWh dengan tarif listrik.
- Contohnya, 0,6 kWh × Rp1.444 = sekitar Rp866.
Dengan mengetahui cara menghitung pemakaian per alat maupun dari token listrik, kamu bisa memperkirakan biaya secara realistis, menyesuaikan kebiasaan penggunaan, dan menghindari lonjakan tagihan yang sering terjadi tanpa disadari.
Pemahaman yang berbasis data dan perhitungan seperti ini pada dasarnya juga relevan dalam dunia digital, khususnya dalam mengelola performa website agar hasilnya optimal dan terukur.
Jika kamu sedang ingin meningkatkan visibilitas website melalui strategi SEO yang berkelanjutan, Optimaise hadir sebagai digital agency Malang penyedia jasa backlink berkualitas yang fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Setelah menyimak pembahasan yang bersifat informatif ini, kamu juga bisa mengajak anak untuk membaca artikel dongeng pendek anak SD sebagai selingan ringan yang edukatif dan menyenangkan di waktu senggang.
