TipsEdukasi

3 Cerita Dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca yang Tak Pernah Usang

Tiara Motik

3 Cerita Dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca yang Tak Pernah Usang

Siapa yang tidak kenal dengan cerita dongeng Cinderella dan sepatu kaca? Dongeng klasik ini sudah diceritakan turun-temurun dan tetap memikat hati banyak orang hingga sekarang.

Dari balutan gaun indah, sepatu kaca yang ajaib, hingga kisah cintanya dengan pangeran, cerita dongeng Cinderella selalu menghadirkan kehangatan sekaligus pelajaran berharga tentang kebaikan hati dan harapan.

Menariknya, dongeng ini memiliki banyak versi yang tak kalah seru untuk kamu simak. Yuk, kita telusuri berbagai cerita dongeng Cinderella dan sepatu kaca yang tak pernah usang dan masih relevan hingga hari ini.

Cerita Dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca

Cerita Dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca
Cerita Dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca

Pada suatu waktu, hiduplah seorang gadis bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Setiap hari Cinderella dipaksa membersihkan rumah, memasak, dan melakukan semua pekerjaan berat.

“Cinderella, cepat sapu lantai ini!” bentak salah satu kakak tirinya.
“Iya, Kak…” jawab Cinderella lembut, meski hatinya sedih.

Suatu hari, terdengar kabar bahwa kerajaan mengadakan pesta dansa. Semua gadis diundang agar pangeran bisa memilih calon pendamping hidupnya. Kakak tiri Cinderella sangat bersemangat.
“Aku yakin pangeran akan memilihku!” kata kakak tiri pertama.
“Tidak mungkin, tentu dia akan memilihku!” sahut kakak tiri kedua.

Cinderella pun berkata pelan, “Bolehkah aku ikut juga?”
Ibu tirinya tertawa sinis. “Kau? Mana mungkin. Kau tidak punya gaun indah, lebih baik tetap di dapur!”

Malam pesta pun tiba. Cinderella hanya bisa menangis sendirian di rumah. Tiba-tiba, muncullah seorang peri dengan tongkat ajaib.
“Jangan bersedih, anak manis. Aku akan membantumu,” ucap sang peri.

Dengan sihirnya, labu berubah menjadi kereta indah, tikus menjadi kuda, dan gaun compang-camping Cinderella menjadi gaun cantik berkilauan lengkap dengan sepatu kaca.
“Pergilah ke pesta, tapi ingat, sihir ini hanya sampai tengah malam,” pesan peri.
“Terima kasih banyak, Ibu Peri,” jawab Cinderella gembira.

Di istana, semua orang terpana melihat kecantikan Cinderella. Pangeran pun langsung menghampirinya.
“Boleh aku berdansa denganmu?” tanya pangeran.
“Dengan senang hati,” jawab Cinderella malu-malu.

Mereka menari dengan bahagia. Namun, saat lonceng berdentang dua belas kali, Cinderella panik.
“Aku harus pergi sekarang!” serunya, lalu berlari meninggalkan istana.

Dalam tergesa-gesa, salah satu sepatu kacanya terlepas di tangga istana. Pangeran mengambilnya.
“Siapa pun pemilik sepatu ini, dialah yang akan menjadi istriku,” tegas pangeran.

Keesokan harinya, para pengawal kerajaan berkeliling mencoba sepatu kaca itu ke setiap gadis. Kakak tiri Cinderella pun memaksakan kakinya.
“Lihat, aku cocok!” katanya.
“Tapi kakimu terlalu besar,” jawab pengawal.

Lalu, Cinderella mencoba sepatu itu. Ajaib, pas sekali di kakinya.
“Dialah pemilik sebenarnya!” seru pengawal.

Pangeran pun datang, menatap Cinderella penuh kebahagiaan.
“Akulah yang kucari selama ini. Maukah kau menikah denganku?”
Cinderella tersenyum bahagia. “Ya, Pangeran.”

Akhirnya, Cinderella hidup bahagia bersama pangeran, sementara ibu tiri dan kakak tirinya menyesali perlakuan buruk mereka.

Baca juga: 4 Dongeng Sunda Pendek​ Lengkap dengan Terjemahannya

Cerita Dongeng Cinderella Bahasa Inggris

Cerita Dongeng Cinderella Bahasa Inggris
Cerita Dongeng Cinderella Bahasa Inggris

Once upon a time, there was a kind girl named Cinderella who lived with her wicked stepmother and two cruel stepsisters.
(Pada suatu waktu, hiduplah seorang gadis baik hati bernama Cinderella yang tinggal bersama ibu tirinya yang jahat dan dua kakak tirinya yang kejam.)

They treated her unfairly, making her clean the house, cook, and do all the chores.
(Mereka memperlakukannya dengan tidak adil, memaksanya membersihkan rumah, memasak, dan melakukan semua pekerjaan rumah.)

One day, news came that the king would hold a grand ball so the prince could choose his bride.
(Suatu hari, datang kabar bahwa raja akan mengadakan pesta dansa besar agar pangeran bisa memilih calon istrinya.)

The stepsisters were excited and tried on beautiful gowns.
(Kakak tirinya sangat bersemangat dan mencoba gaun-gaun indah.)

“Prince will surely notice me,” said the first sister.
(“Pangeran pasti akan memilihku,” kata kakak tiri pertama.)

“No, it will be me!” argued the second.
(“Tidak, tentu aku yang akan dipilih!” bantah kakak tiri kedua.)

Cinderella softly asked, “May I go too?”
(Cinderella dengan lembut bertanya, “Bolehkah aku ikut juga?”)

Her stepmother laughed cruelly. “You? In those rags? Impossible!”
(Ibu tirinya tertawa sinis. “Kau? Dengan pakaian compang-camping itu? Mustahil!”)

On the night of the ball, Cinderella sat alone, crying. Suddenly, a fairy godmother appeared.
(Pada malam pesta, Cinderella duduk sendirian sambil menangis. Tiba-tiba, seorang peri ibu muncul.)

“Don’t cry, my dear. You shall go to the ball,” she said kindly.
(“Jangan menangis, anak manis. Kau akan pergi ke pesta,” ucap sang peri dengan lembut.)

With a wave of her wand, a pumpkin turned into a golden carriage, mice became horses, and Cinderella’s rags became a stunning gown with sparkling glass slippers.
(Dengan sekali ayunan tongkatnya, sebuah labu berubah menjadi kereta emas, tikus-tikus berubah menjadi kuda, dan pakaian lusuh Cinderella berubah menjadi gaun indah dengan sepatu kaca berkilauan.)

“Go and enjoy yourself, but remember, at midnight the magic ends,” warned the fairy godmother.
(“Pergilah dan bersenang-senanglah, tapi ingat, sihir ini akan berakhir saat tengah malam,” pesan sang peri.)

At the ball, everyone admired Cinderella’s beauty. The prince was captivated.
(Di pesta, semua orang kagum pada kecantikan Cinderella. Pangeran pun terpesona.)

“May I have this dance?” he asked.
(“Bolehkah aku berdansa denganmu?” tanyanya.)

“Yes, Your Highness,” she replied shyly.
(“Ya, Paduka,” jawab Cinderella dengan malu-malu.)

They danced all night, but when the clock struck twelve, Cinderella hurried away, leaving behind one glass slipper.
(Mereka menari sepanjang malam, tetapi saat jam menunjukkan tengah malam, Cinderella bergegas pergi, meninggalkan salah satu sepatu kacanya.)

The next day, the prince declared, “Whoever fits this slipper shall be my bride.”
(Keesokan harinya, pangeran berkata, “Siapa pun yang cocok dengan sepatu ini akan menjadi istriku.”)

The stepsisters tried, but their feet were too big. Finally, Cinderella tried it on, and it fit perfectly.
(Kakak tirinya mencoba, tapi kaki mereka terlalu besar. Akhirnya, Cinderella mencobanya, dan pas dengan sempurna.)

“You are the one I’ve been looking for,” said the prince joyfully.
(“Kaulah yang selama ini kucari,” kata pangeran dengan gembira.)

Cinderella smiled. “Yes, it was me.”
(Cinderella tersenyum. “Ya, akulah orangnya.”)

They were married soon after and lived happily ever after, while the stepmother and stepsisters regretted their cruelty.
(Mereka menikah tak lama kemudian dan hidup bahagia selamanya, sementara ibu tiri dan kakak tirinya menyesali kekejaman mereka.)

Baca juga: 3 Dongeng Kancil dan Buaya yang Cocok untuk Pengantar Tidur

Cerita Dongeng Cinderella Pendek

Cerita Dongeng Cinderella Pendek
Cerita Dongeng Cinderella Pendek

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang gadis baik hati bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Setiap hari, Cinderella harus memasak, mencuci, dan membersihkan rumah, sementara ibu tiri dan kakak tirinya bersenang-senang.

Suatu hari, datang kabar bahwa raja akan mengadakan pesta dansa besar. Semua gadis diundang agar pangeran bisa memilih calon istrinya. Kakak tiri Cinderella sangat bersemangat, sedangkan Cinderella hanya bisa menatap sedih karena dilarang ikut.

Saat ia menangis, muncullah seorang peri ibu. Dengan tongkat sihirnya, peri mengubah labu menjadi kereta kencana, tikus menjadi kuda, dan pakaian lusuh Cinderella menjadi gaun indah lengkap dengan sepatu kaca.
“Pergilah ke pesta, tetapi ingat, sihir ini hanya berlaku sampai tengah malam,” pesan sang peri.

Di istana, semua mata tertuju pada Cinderella. Pangeran pun mengajaknya menari. Mereka menari sepanjang malam hingga lonceng berdentang dua belas kali. Cinderella panik dan berlari pulang, meninggalkan salah satu sepatu kacanya di tangga istana.

Keesokan harinya, pangeran memerintahkan pengawal kerajaan mencari gadis pemilik sepatu itu. Banyak yang mencoba, termasuk kakak tiri Cinderella, tetapi tak ada yang cocok. Saat Cinderella mencobanya, sepatu itu pas di kakinya. Semua orang terkejut, termasuk ibu tirinya.

Pangeran pun berkata bahagia, “Kaulah yang selama ini kucari.”
Cinderella tersenyum haru, lalu berkata, “Aku bersedia.”

Akhirnya, Cinderella menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanya, sementara ibu tiri dan kakak tirinya menyesali perbuatan mereka.

Dari berbagai versi cerita dongeng Cinderella dan sepatu kaca, kita bisa melihat bahwa kisah sederhana tentang kebaikan hati, ketabahan, dan keberuntungan tetap relevan hingga sekarang.

Sama halnya dengan dongeng yang tak lekang oleh waktu, kekuatan strategi digital juga bisa bertahan lama bila dikelola dengan tepat. Di sinilah Optimaise, digital agency Malang penyedia jasa backlink terpercaya, hadir untuk membantu bisnismu tumbuh dengan strategi SEO yang efektif dan berkelanjutan.

Jadi, setelah menikmati kisah Cinderella yang penuh keajaiban, jangan lupa juga untuk menyimak artikel dongeng sebelum tidur romantis yang bisa membuat malammu semakin hangat dan bermakna.

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise