EdukasiTips

5 Cerita Dongeng Pendek Bergambar Penuh Imajinasi untuk Si Kecil

Tiara Motik

5 Cerita Dongeng Pendek Bergambar Penuh Imajinasi untuk Si Kecil

Bayangkan betapa serunya saat si kecil mendengar kisah penuh warna, ditemani gambar-gambar yang menghidupkan setiap tokoh di dalamnya. Dunia dongeng bukan hanya soal hiburan, tetapi juga jendela imajinasi yang bisa menumbuhkan rasa ingin tahu, empati, dan kreativitas anak.

Melalui cerita bergambar, anak-anak akan lebih mudah membayangkan alur kisah, memahami pesan moral, sekaligus merasa dekat dengan karakter yang mereka temui.

Dalam artikel ini, kami hadirkan berbagai cerita dongeng pendek bergambar yang penuh imajinasi, siap menemani waktu santai sekaligus menambah keceriaan sebelum tidur.

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Si Kancil dan Buaya

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Si Kancil dan Buaya
Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Si Kancil dan Buaya

Di tepi sungai yang lebar, Si Kancil tampak bingung. “Hmm… bagaimana caranya aku bisa menyeberang ke seberang sana?” gumamnya.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia pun memanggil para buaya yang sedang berjemur. “Halo, Buaya! Aku datang membawa berita baik untuk kalian,” teriak Kancil.

Seekor buaya besar mendekat. “Berita apa, Kancil?” tanyanya dengan suara berat.

Kancil tersenyum licik. “Raja hutan mengirim aku untuk membagikan daging segar kepada kalian. Tapi aku harus menghitung jumlah buaya lebih dulu, supaya dagingnya cukup,” katanya.

Buaya-buaya sangat gembira mendengarnya. “Benarkah? Wah, cepat hitung kami!” sahut buaya lain bersemangat.

Kancil lalu berkata, “Tolong berbarislah dari tepi sungai hingga ke seberang sana. Dengan begitu aku bisa menghitung kalian dengan mudah.”

Para buaya pun segera berbaris panjang, membentang dari satu sisi sungai ke sisi lainnya.

Kancil melompat ke punggung buaya pertama sambil berkata, “Satu!”
Ia melompat lagi ke buaya kedua. “Dua!” Begitu seterusnya, hingga akhirnya ia sampai ke tepi seberang sungai.

Sesampainya di darat, Kancil tertawa. “Hahaha! Terima kasih, Buaya-buaya. Aku sudah bisa menyeberang tanpa basah sedikit pun.”

Buaya besar marah. “Hei! Jadi tidak ada daging untuk kami?”

Kancil menjawab sambil berlari ke hutan, “Tidak ada! Tapi kalian sudah membantuku. Terima kasih, sampai jumpa!”

Buaya-buaya hanya bisa mendengus kesal. Sementara itu, Kancil berjalan riang di hutan seberang, merasa puas dengan kecerdikannya.

Pesan moral: kecerdikan bisa membantu kita keluar dari masalah, tapi jangan menipu berlebihan, karena suatu hari bisa berbalik menjadi bumerang.

Baca juga: 6 Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Si Kecil dan Si Dewasa

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Bintang yang Jatuh ke Taman

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Bintang yang Jatuh ke Taman
Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Bintang yang Jatuh ke Taman

Suatu malam yang sunyi, sebuah bintang kecil jatuh perlahan ke sebuah taman bunga. Ia terjebak di antara kelopak mawar yang harum.

“Aduh… di mana aku sekarang? Kenapa gelap sekali di bawah sini?” gumam si Bintang.

Seekor kucing putih yang sedang berjalan mendekat. “Eh? Kenapa ada cahaya di bunga itu?” tanyanya penasaran.

Bintang pun menjawab pelan, “Halo… aku Bintang. Aku jatuh dari langit. Sekarang aku tak tahu cara kembali.”

Kucing tersenyum ramah. “Wah, kau cantik sekali! Jangan sedih, Bintang. Aku akan menemanimu malam ini.”

Tak lama kemudian, bunga malam ikut bersuara lembut. “Kamu tahu, Bintang, cahayamu membuat taman ini lebih indah. Semua bunga merasa bahagia.”

Bintang merasa senang mendengarnya, tapi ia tetap rindu pada langit. “Aku senang di sini, tapi tugasku adalah bersinar di langit malam.”

Saat itu, angin malam bertiup lembut. “Bintang kecil, mari kuantar kau pulang. Kau harus kembali agar semua anak bisa menatapmu dari bumi.”

Bintang menatap kucing dan bunga. “Terima kasih sudah menemaniku. Aku takkan melupakan kalian.”

Dengan bantuan angin, Bintang perlahan naik kembali ke langit. Dari atas, ia bersinar lebih terang.

Kucing menatap ke langit sambil berkata, “Selamat jalan, sahabat kecil. Bersinarlah selalu untuk kami.”

Pesan moral: pertemuan singkat bisa membawa kebahagiaan yang indah, meski akhirnya kita harus berpisah.

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Gajah Kecil dan Bayangannya

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Gajah Kecil dan Bayangannya
Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Gajah Kecil dan Bayangannya

Di sebuah padang rumput luas, hiduplah seekor gajah kecil bernama Lala. Suatu siang, saat matahari bersinar terik, Lala melihat sesuatu yang aneh di tanah.

“Siapa itu? Kenapa ada makhluk hitam besar mengikutiku?” tanya Lala dengan suara gemetar.

Bayangan di tanah ikut bergerak ketika Lala melangkah. “Jangan ikut aku! Pergi sana!” teriak Lala sambil berlari.

Seekor monyet yang melihatnya tertawa. “Hahaha, Lala, kenapa kau berlari-lari begitu?”

“Ada monster hitam besar yang terus mengejarku!” jawab Lala panik.

Monyet menunjuk ke tanah. “Itu bukan monster, Lala. Itu bayanganmu sendiri.”

“Bayangan? Maksudmu… itu bagian dari diriku?” tanya Lala bingung.

Tak lama, burung hantu tua datang mendekat. “Benar, Lala. Bayangan muncul karena tubuhmu menutupi cahaya matahari. Jadi selama ada cahaya, bayanganmu akan selalu menemanimu.”

Lala menatap bayangan itu lagi. “Jadi… dia bukan monster jahat?”

Burung hantu tersenyum bijak. “Tentu saja tidak. Justru dia selalu setia bersamamu ke mana pun kau pergi.”

Mendengar itu, Lala merasa lega. Ia pun mencoba melompat sambil berkata, “Halo, bayanganku! Kalau begitu, ayo kita bermain bersama!”

Bayangannya menirukan setiap gerakan Lala. Gajah kecil itu tertawa riang sambil berputar-putar.

“Hahaha! Ternyata kau teman yang menyenangkan!” seru Lala gembira.

Sejak hari itu, Lala tidak pernah takut lagi pada bayangannya. Ia malah sering bermain bersama “teman setianya” setiap kali matahari bersinar.

Pesan moral: terkadang kita takut pada sesuatu hanya karena belum memahaminya. Saat kita berani mengenalinya, rasa takut itu bisa berubah menjadi persahabatan.

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Pohon yang Ingin Berjalan

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Pohon yang Ingin Berjalan
Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Pohon yang Ingin Berjalan

Di tepi hutan, tumbuhlah sebuah pohon muda bernama Lino. Setiap hari, ia melihat kupu-kupu, burung, dan kelinci bebas berjalan atau terbang ke mana pun.

“Aduh, enaknya jadi kalian. Bisa jalan-jalan dan melihat dunia. Sedangkan aku cuma berdiri di sini,” keluh Lino.

Seekor kupu-kupu biru hinggap di ranting nya. “Kenapa sedih, Lino?”

“Aku ingin berjalan seperti kalian. Aku bosan hanya berdiri di tempat,” jawab Lino.

Kupu-kupu tersenyum. “Tapi, bukankah banyak hewan datang padamu untuk berteduh? Itu juga istimewa.”

Namun Lino tetap mengeluh. “Aku ingin tahu seperti apa dunia di luar hutan.”

Malam itu, angin malam berbisik lembut. “Baiklah, tidurlah Lino. Aku akan memberimu mimpi indah.”

Dalam mimpinya, Lino memiliki kaki dan bisa berjalan. Ia melintasi sungai, gunung, dan padang rumput. Awalnya ia senang, tapi lama-kelamaan merasa lelah. Hewan-hewan yang biasa berteduh di bawahnya kini kebingungan karena Lino tak ada di tempat.

Ketika terbangun, Lino berkata lirih, “Ah… ternyata jika aku berjalan, banyak yang kehilangan tempat bernaung.”

Seekor burung kecil menimpali, “Benar, Lino. Justru dengan tetap di tempat, kau bisa memberi manfaat besar.”

Lino pun tersenyum. “Kalau begitu, aku akan berdiri tegak di sini. Biar semua makhluk bisa datang padaku.”

Sejak hari itu, Lino tidak iri lagi. Ia bangga menjadi pohon yang kuat dan berguna.

Pesan moral: kadang kita merasa hidup orang lain lebih indah. Tapi jika kita mau melihat, apa yang kita miliki juga berharga bagi banyak orang.

Baca juga: 3 Dongeng Si Kancil dan Buaya dengan Trik Cerdik Menyeberangi Sungai

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Burung Pipit yang Kehilangan Suara

Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Burung Pipit yang Kehilangan Suara
Cerita Dongeng Pendek Bergambar: Burung Pipit yang Kehilangan Suara

Di sebuah hutan yang damai, hiduplah seekor burung pipit bernama Pio. Ia terkenal dengan kicauannya yang merdu setiap pagi. Semua hewan suka mendengar suaranya.

Namun suatu hari, saat Pio mencoba bernyanyi, suaranya hilang. “Ciiit… ciit… oh tidak! Suaraku ke mana?” seru Pio panik.

Seekor kelinci mendekat. “Pio, kenapa kau terlihat gelisah?”

“Aku kehilangan suaraku. Aku takut teman-teman tak mau lagi mendengarku,” jawab Pio sedih.

Kelinci tersenyum menenangkan. “Jangan khawatir, mungkin ada cara lain untuk membuat hutan tetap riang.”

Tiba-tiba, angin berhembus lembut. “Pio, meski suaramu hilang, aku bisa meniup dedaunan. Dengarlah…”

Whooshhh… Daun-daun bergetar, menimbulkan suara merdu seperti musik.

Pio terkejut. “Wah, indah sekali! Suara daun ini terdengar seperti lagu.”

Kemudian sungai kecil bergumam, “Biarkan aku ikut bernyanyi. Suara gemericikku akan melengkapi musik hutan.”

Air sungai mengalir, menambah harmoni.

Pio tersenyum bahagia. “Jadi meski aku tak bisa bernyanyi, hutan tetap punya musik yang indah. Aku tidak sendirian.”

Semua hewan berkumpul dan bersorak, “Hidup hutan musik! Terima kasih, Pio, karena sudah mengingatkan kami bahwa lagu bisa datang dari mana saja.”

Sejak saat itu, Pio tidak lagi sedih. Ia ikut menari di dahan sambil menikmati simfoni alam yang diciptakan bersama angin dan sungai.

Pesan moral: ketika kita kehilangan sesuatu, bukan berarti segalanya berakhir. Selalu ada cara baru untuk memberi kebahagiaan.

Pada akhirnya, dongeng bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga jendela imajinasi yang membuka wawasan dan menumbuhkan kreativitas anak sejak dini.

Sama halnya dengan dunia digital, setiap cerita perlu disampaikan dengan cara yang tepat agar pesan bisa sampai ke hati audiens. Di sinilah Optimaise sebagai digital marketing agency Malang hadir dengan layanan jasa SEO yang mampu membuat situs webmu akan lebih mudah ditemukan, relevan, dan berdampak.

Jadi, mari terus merangkai kisah, baik untuk anak-anak maupun untuk bisnismu. Jangan lupa juga untuk menyimak artikel menarik lainnya, seperti dongeng sebelum tidur romantis, yang pastinya akan membuat malammu semakin hangat dan penuh makna.

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise