Ketidakhadiran di sekolah, kampus, atau kantor akibat kondisi kesehatan yang menurun adalah hal yang lumrah. Namun, untuk memastikan ketidakhadiran Anda tercatat secara legal dan tidak menimbulkan masalah administrasi, menyusun surat izin sakit yang benar dan efektif menjadi krusial. Dokumen ini berfungsi sebagai bukti resmi dan alasan yang sah atas absennya seseorang, sekaligus menunjukkan profesionalisme dan tanggung jawab.
Surat izin sakit, meskipun tergolong surat pribadi, memiliki sifat resmi dan perlu ditulis dengan bahasa formal serta sopan. Baik untuk siswa, mahasiswa, maupun karyawan, pemahaman akan struktur dan komponen yang tepat akan memudahkan pihak berwenang dalam memproses permohonan izin Anda. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah dalam menyusun surat izin sakit yang baik, lengkap dengan tips dan contoh dari optimaise.co.id.
Memahami Esensi Surat Izin Sakit
Surat izin sakit adalah dokumen tertulis yang berisi permohonan untuk tidak masuk kerja, kuliah, atau sekolah karena alasan kesehatan yang kurang prima. Fungsinya sangat penting, tidak hanya sebagai pemberitahuan, tetapi juga sebagai bukti resmi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak berwenang, seperti guru, dosen, atau atasan. Tanpa surat izin yang jelas, ketidakhadiran Anda bisa dianggap tidak sah dan berpotensi menimbulkan konsekuensi administratif.
Dalam konteks dunia kerja, surat izin sakit merupakan hak karyawan yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003. Regulasi ini menegaskan bahwa perusahaan wajib memberikan izin cuti sakit dan tidak diperbolehkan memecat karyawan yang cuti karena sakit, bahkan harus tetap membayarkan gaji. Pasal 95 UU Ketenagakerjaan juga mensyaratkan karyawan untuk menyertakan surat keterangan dokter untuk mendapatkan izin dari perusahaan, terutama jika sakit berlangsung lebih dari satu atau dua hari atau lebih dari dua minggu. Ini menunjukkan betapa pentingnya formalitas dalam pengajuan izin sakit.
Struktur Utama Surat Izin Sakit yang Benar

Meskipun tidak ada format baku yang ditetapkan secara institusional, surat izin sakit yang baik umumnya mengikuti struktur dasar agar informasinya tersampaikan dengan jelas dan lengkap. Pastikan Anda menyertakan komponen-komponen berikut:
Baca juga: Mudah! Cara Cek SLIK OJK Online via HP, Gratis!
- Tempat dan Tanggal Penulisan Surat: Ini ditempatkan di bagian kanan atas surat, memberikan informasi kapan dan di mana surat tersebut dibuat. Contoh: “Jakarta, 28 Desember 2025”.
- Alamat Tujuan/Penerima Surat: Tuliskan nama dan jabatan penerima surat, serta alamat institusi jika diperlukan. Gunakan frasa “Yth.” (Yang Terhormat) yang tidak perlu didahului kata “Kepada”. Contoh: “Yth. Bapak/Ibu Wali Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakarta” atau “Yth. Kepala Divisi HRD PT Maju Jaya”.
- Salam Pembuka: Mulailah surat dengan salam yang sopan dan formal, seperti “Dengan hormat,”.
- Isi Surat: Bagian inti ini menjelaskan alasan ketidakhadiran dan durasi izin yang dibutuhkan. Sebutkan identitas diri Anda (nama, kelas/jabatan, departemen). Hindari merincikan kondisi kesehatan secara detail karena bersifat rahasia; cukup sebutkan bahwa Anda sakit dan perlu istirahat.
- Salam Penutup: Akhiri surat dengan kalimat penutup yang sopan dan ucapan terima kasih atas perhatian dan pengertian penerima. Contoh: “Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.”
- Nama Pengirim dan Tanda Tangan: Cantumkan nama lengkap Anda dan bubuhkan tanda tangan di bawahnya. Untuk siswa, surat ini biasanya ditulis oleh orang tua atau wali murid.
Langkah-Langkah Menulis Surat Izin Sakit (Step-by-Step)
Ikuti panduan ini untuk menyusun surat izin sakit yang jelas dan profesional:
1. Tentukan Bentuk Penulisan (Ketik atau Tulis Tangan)
Pertama, cari tahu apakah institusi Anda (sekolah, kampus, atau kantor) memiliki preferensi. Umumnya, surat izin sakit tulis tangan lebih lazim untuk siswa SD hingga SMA, sementara di perguruan tinggi dan dunia kerja, format diketik dan dikirim via email lebih sering digunakan. Jika ragu, tanyakan kepada rekan kerja, wali kelas, atau bagian administrasi.
2. Cantumkan Tempat dan Tanggal Surat
Tempatkan informasi ini di pojok kanan atas surat. Formatnya adalah “[Kota], [Tanggal] [Bulan] [Tahun]”. Misalnya, “Surabaya, 28 Desember 2025”. Ini penting untuk relevansi waktu izin yang diberikan.
3. Tulis Tujuan Surat dengan Jelas
Sebutkan kepada siapa surat ini ditujukan. Gunakan “Yth.” diikuti dengan nama atau jabatan penerima yang spesifik. Hindari penulisan “Kepada Yth.” karena tidak sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (PUEBI). Contoh: “Yth. Bapak/Ibu [Nama Guru/Dosen/Atasan], [Jabatan], [Nama Institusi/Perusahaan]”.
4. Gunakan Salam Pembuka yang Sopan
Awali isi surat dengan salam pembuka yang formal, seperti “Dengan hormat,”. Ini menunjukkan kesopanan dan etika berkomunikasi.
5. Masukkan Identitas Diri dan Alasan Ketidakhadiran
Di paragraf pertama isi surat, perkenalkan diri Anda atau siswa/anak Anda (jika Anda wali). Sebutkan nama lengkap, kelas/jabatan, dan departemen (untuk karyawan). Kemudian, sampaikan alasan ketidakhadiran secara singkat dan jelas, yaitu “karena sakit”. Anda tidak perlu merincikan kondisi medis secara detail. Contoh: “Saya yang bertanda tangan di bawah ini, [Nama Lengkap], [Jabatan/Kelas], dengan ini memberitahukan bahwa saya tidak dapat masuk kerja/sekolah/kuliah pada tanggal [Tanggal Izin] dikarenakan kondisi kesehatan yang kurang baik.”
6. Sebutkan Durasi Izin dengan Spesifik
Nyatakan dengan jelas berapa lama Anda membutuhkan izin. Sebutkan tanggal mulai dan tanggal berakhirnya izin. Ini membantu penerima memahami situasi dan membuat pengaturan yang diperlukan. Contoh: “Saya memohon izin untuk tidak masuk kerja mulai dari tanggal [Tanggal Mulai] hingga [Tanggal Berakhir] agar dapat beristirahat dan memulihkan diri.”
Kapan dan Bagaimana Melampirkan Surat Keterangan Dokter?
Melampirkan surat keterangan dokter (SKD) akan memperkuat permohonan izin sakit Anda dan memberikan bukti medis yang sah. Kebijakan mengenai kewajiban SKD bervariasi antar institusi. Banyak perusahaan dan sekolah mewajibkan SKD jika izin sakit lebih dari satu atau dua hari. Bahkan, UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 secara eksplisit menyatakan bahwa karyawan yang sakit harus menyertakan SKD untuk mendapatkan izin dari perusahaan.
Untuk mendapatkan SKD, Anda perlu mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (puskesmas, klinik, atau rumah sakit) dan menjalani pemeriksaan oleh dokter. Sampaikan keluhan dan gejala Anda secara jujur. Setelah pemeriksaan, dokter akan menerbitkan SKD yang berisi nama pasien, usia, diagnosis, serta rekomendasi lama waktu istirahat yang diperlukan. Anda juga bisa mendapatkan SKD melalui konsultasi dokter online di beberapa aplikasi kesehatan, dengan syarat dokter telah melakukan pemeriksaan (baik langsung maupun daring).
Jika Anda memiliki SKD, sebutkan dalam surat izin sakit Anda bahwa dokumen tersebut terlampir. Contoh: “Sebagai bukti pendukung, saya lampirkan surat keterangan sakit dari dokter.” Pastikan Anda membuat salinan dokumen SKD untuk arsip pribadi.
Tips Tambahan untuk Surat Izin Sakit yang Profesional
- Gunakan Bahasa Formal dan Sopan: Selalu gunakan bahasa Indonesia baku dan hindari singkatan atau bahasa tidak resmi.
- Tulis dengan Jelas dan Singkat: Sampaikan informasi secara lugas, tidak bertele-tele, dan langsung ke inti permohonan.
- Kirim Tepat Waktu: Usahakan mengirimkan surat izin sesegera mungkin setelah Anda mengetahui tidak dapat hadir. Idealnya, beritahukan sebelum waktu yang ditentukan dalam kebijakan institusi. Beberapa institusi mungkin memiliki batas waktu pengajuan.
- Tunjukkan Tanggung Jawab: Jika memungkinkan, sebutkan upaya yang telah Anda lakukan atau akan Anda lakukan terkait tugas/pekerjaan yang tertunda. Ini menunjukkan sikap profesionalisme Anda.
- Periksa Kembali: Sebelum mengirim, baca ulang surat Anda untuk memastikan tidak ada kesalahan penulisan, ejaan, atau informasi yang kurang lengkap.
- Hindari Memalsukan Surat: Jangan pernah memalsukan surat izin sakit atau surat keterangan dokter, karena tindakan ini dapat merugikan diri sendiri dan institusi, serta berpotensi memiliki konsekuensi hukum.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda akan dapat menyusun surat izin sakit yang efektif, profesional, dan diterima dengan baik oleh pihak terkait. Ingatlah bahwa komunikasi yang baik dan transparan adalah kunci untuk menjaga hubungan harmonis di lingkungan pendidikan maupun pekerjaan.
