TipsEdukasi

5 Dongeng Bahasa Indonesia yang Populer dan Melegenda Sepanjang Masa

Tiara Motik

5 Dongeng Bahasa Indonesia yang Populer dan Melegenda Sepanjang Masa

Dongeng selalu punya tempat istimewa di hati kita. Sejak kecil, berbagai dongeng bahasa Indonesia telah menjadi teman setia sebelum tidur yang penuh dengan pesan moral dan kehangatan.

Dari kisah keberanian, ketulusan, hingga balasan bagi yang durhaka, setiap dongeng bahasa Indonesia mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang tak lekang oleh waktu.

Dalam artikel ini, kita akan mengenang kembali beberapa dongeng bahasa Indonesia yang populer sepanjang masa, kisah-kisah klasik yang tidak hanya menghibur, tapi juga menumbuhkan semangat kebaikan dan rasa cinta terhadap budaya nusantara.

Siap bernostalgia dengan cerita-cerita penuh makna dari negeri sendiri? Mari kita mulai.

Dongeng Bahasa Indonesia: Nyi Roro Kidul

Dongeng Bahasa Indonesia: Nyi Roro Kidul
Dongeng Bahasa Indonesia: Nyi Roro Kidul

Alkisah, Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran tersesat saat berburu di hutan. Di tengah kebingungannya, ia bertemu seorang perempuan cantik misterius yang menolongnya dengan satu syarat, sang raja harus tinggal bersamanya sementara waktu.

Tanpa curiga, Prabu Siliwangi menyetujui. Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang putri bernama Kadita. Namun, sang istri kemudian menghilang dan meninggalkan pesan agar putri mereka dirawat seperti manusia, karena sejatinya ia adalah ratu siluman hutan.

Putri Kadita tumbuh cantik dan bijak, tetapi nasib malang menimpanya ketika Prabu Siliwangi menikah lagi dengan Dewi Mutiara. Sang permaisuri baru iri terhadap kasih sayang raja kepada Kadita dan memerintahkan dukun untuk menyihir sang putri.

Tubuh Kadita pun dipenuhi luka dan nanah hingga diasingkan dari kerajaan. Meski menderita, Kadita tidak dendam. Ia berjalan tanpa arah hingga mencapai pantai selatan.

Dalam keputusasaan, Kadita mendengar suara ibunya yang menyuruhnya menceburkan diri ke laut agar sembuh. Dengan keberanian dan keyakinan, ia menyelam ke dalam ombak besar. Ajaib, seluruh penyakitnya hilang, dan tubuhnya memancarkan cahaya indah.

Laut bergemuruh, seolah menandakan lahirnya penguasa baru. Sejak saat itu, Kadita dikenal sebagai Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan yang berkuasa atas ombak dan angin.

Penduduk pesisir menghormatinya sebagai pelindung lautan dan penjaga keseimbangan alam. Hingga kini, namanya tetap hidup dalam legenda, mengajarkan kita untuk tetap sabar dan berbuat baik, sekalipun dunia memperlakukan kita dengan tidak adil.

Baca juga: 5 Dongeng Anak Sebelum Tidur Malam Si Kecil yang Menyanangkan

Dongeng Bahasa Indonesia: Keong Mas

Pada zaman dahulu kala, hiduplah Raja Kertamarta yang memimpin Kerajaan Daha dengan makmur dan damai. Sang raja memiliki dua putri cantik, yaitu Candra Kirana dan Dewi Galuh.

Keduanya hidup bahagia di istana. Suatu hari, datang seorang pangeran tampan dari Kerajaan Kahuripan bernama Raden Inu Kartapati. Ia melamar Candra Kirana, dan lamaran itu diterima dengan suka cita oleh Raja Kertamarta.

Namun, kebahagiaan itu menimbulkan rasa iri di hati Dewi Galuh. Ia tidak terima saudarinya menjadi tunangan Raden Inu dan meminta bantuan seorang nenek sihir untuk menyingkirkan Candra Kirana. Dengan sihir jahat, Candra Kirana pun berubah menjadi keong emas dan dibuang ke sungai.

Suatu hari, seekor keong emas tertangkap oleh seorang nenek tua yang sedang menjala ikan. Nenek itu membawanya pulang dan meletakkannya di tempayan air. Keesokan harinya, saat nenek pergi, rumahnya tiba-tiba berubah rapi dan penuh dengan hidangan lezat.

Hal itu terus terjadi setiap hari, hingga sang nenek memutuskan untuk mengintip. Betapa terkejutnya ia saat melihat keong emas berubah menjadi gadis cantik yang ternyata adalah Candra Kirana.

Sementara itu, Raden Inu tak tinggal diam. Ia mencari tunangannya ke berbagai tempat dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Dalam perjalanannya, ia bertemu seekor burung gagak jelmaan nenek sihir yang hendak menyesatkannya.

Beruntung, seorang kakek sakti menolong dan menunjukkan arah yang benar menuju tempat Candra Kirana berada.

Akhirnya, Raden Inu menemukan Candra Kirana di sebuah gubuk sederhana. Saat keduanya bertemu, kutukan pun sirna, dan Candra Kirana kembali menjadi manusia sepenuhnya. Raden Inu membawa kekasihnya serta sang nenek baik hati ke istana Daha.

Di hadapan Raja Kertamarta, Candra Kirana menceritakan semuanya. Dewi Galuh pun mendapat hukuman atas kejahatannya, sementara Candra Kirana dan Raden Inu menikah dengan pesta megah dan hidup bahagia selamanya.

Dongeng Bahasa Indonesia: Timun Mas

Dongeng Bahasa Indonesia: Timun Mas
Dongeng Bahasa Indonesia: Timun Mas

Pada zaman dahulu di sebuah desa di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda bernama Mbok Srini. Ia hidup sendirian setelah suaminya meninggal dan sangat merindukan kehadiran seorang anak. Setiap hari, Mbok Srini berdoa agar Tuhan memberinya seorang anak meski ia tahu itu mustahil.

Suatu malam, ia bermimpi didatangi raksasa yang menyuruhnya mengambil bungkusan di bawah pohon besar di hutan. Keesokan harinya, Mbok Srini mengikuti petunjuk dalam mimpinya dan menemukan sebutir biji timun.

Tak lama, raksasa dari mimpinya muncul dan berkata bahwa jika biji itu ditanam, Mbok Srini akan mendapatkan seorang anak perempuan. Namun, ada syaratnya, ketika anak itu dewasa, raksasa akan datang menjemputnya untuk dimakan. Demi memiliki anak, Mbok Srini menyetujui perjanjian itu.

Biji timun itu kemudian ditanam dan dirawat dengan penuh kasih. Beberapa bulan kemudian, tanaman itu berbuah satu timun besar berwarna keemasan.

Saat dibelah, keluarlah seorang bayi perempuan yang cantik, yang kemudian diberi nama Timun Mas. Mbok Srini sangat bahagia dan merawat Timun Mas dengan sepenuh hati hingga tumbuh menjadi gadis baik dan cerdas.

Namun, ketika Timun Mas beranjak remaja, raksasa itu datang menagih janjinya. Mbok Srini ketakutan dan memohon penundaan waktu. Ia lalu pergi ke gunung menemui pertapa sakti, yang memberinya empat bungkusan berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi.

Sang pertapa berkata, “jika raksasa mengejar anakmu, taburkan isi bungkusan ini satu per satu.”

Ketika raksasa datang kembali, Timun Mas melarikan diri dan menaburkan isi bungkusan itu. Biji timun berubah menjadi ladang timun yang menjalar, jarum berubah menjadi hutan bambu tajam, garam menjadi lautan luas, dan terasi menjadi lumpur mendidih. Raksasa itu akhirnya tenggelam dan tewas di dalamnya.

Timun Mas pun pulang dengan selamat ke pelukan ibunya. Mbok Srini menangis bahagia dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah melindungi anaknya. Sejak saat itu, Timun Mas dan Mbok Srini hidup bahagia selamanya.

Dongeng Bahasa Indonesia: Malin Kundang

Pada zaman dahulu, di sebuah desa nelayan di Air Manis, Sumatra Barat, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah bersama anak laki-lakinya, Malin Kundang.

Sang suami telah lama pergi merantau dan tak pernah kembali, sehingga Mande Rubayah harus membesarkan Malin seorang diri. Karena sering dibawa ke mana pun oleh ibunya, anak itu dipanggil dengan sebutan “Malin Kundang”.

Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas namun agak nakal. Suatu hari, saat mengejar ayam, ia terjatuh dan tangannya terluka hingga meninggalkan bekas di lengannya. Meski hidup sederhana, Malin tumbuh menjadi pemuda baik hati dan ingin membantu ibunya. Ia pun berniat merantau untuk memperbaiki nasib. Awalnya, Mande Rubayah menolak karena takut kehilangan anak satu-satunya, tetapi akhirnya mengizinkan dengan berat hati.

Malin berlayar bersama kapal dagang dan bekerja keras hingga akhirnya menjadi orang sukses. Ia memiliki banyak kapal dan menikahi putri seorang saudagar kaya. Sementara itu, Mande Rubayah tetap menunggu kepulangan anaknya setiap hari di tepi pantai, namun kabar tentang Malin tak pernah datang.

Suatu hari, sebuah kapal besar berlabuh di pantai Air Manis. Warga desa berkumpul menyambut kedatangan kapal megah itu, termasuk Mande Rubayah. Dari kejauhan, ia melihat seorang pemuda tampan berdiri di anjungan kapal dan mengenali bekas luka di lengannya. Ia pun yakin bahwa itu adalah anaknya, Malin Kundang. Dengan penuh haru, Mande Rubayah memeluknya.

Namun, di hadapan istrinya yang bangsawan, Malin menyangkal dan mengusir ibunya. Ia malu mengakui bahwa dirinya anak seorang wanita tua dan miskin. Hati Mande Rubayah pun hancur. Dalam kesedihan, ia berdoa kepada Tuhan agar jika pemuda itu benar Malin, maka ia dikutuk menjadi batu.

Tak lama kemudian, badai besar datang menggulung kapal Malin. Petir menyambar, dan kapalnya hancur berkeping-keping.

Keesokan harinya, di tepi pantai, warga menemukan batu besar berbentuk manusia yang menunduk. Mereka percaya, batu itu adalah Malin Kundang yang dikutuk karena durhaka kepada ibunya.

Baca juga: 5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Klasik yang Tak Lekang Waktu

Dongeng Bahasa Indonesia: Singa dan Tikus

Dongeng Bahasa Indonesia: Singa dan Tikus
Dongeng Bahasa Indonesia: Singa dan Tikus

Pada suatu hari yang cerah di tengah hutan lebat, seekor Singa sedang tidur nyenyak di bawah rindangnya pepohonan. Angin berhembus lembut, dan suasana hutan terasa tenang.

Tiba-tiba, seekor Tikus kecil berlari-lari di rerumputan tanpa melihat arah. Tanpa sengaja, ia berlari tepat di atas kepala Sang Singa dan menuruni hidungnya.

Tentu saja, Sang Singa terbangun dengan raungan keras karena merasa terganggu. Dalam sekejap, ia menekan si Tikus dengan cakarnya yang besar. Sang Tikus gemetar ketakutan dan berkata dengan suara lirih, “Ampun, Tuan Raja Hutan! Tolong lepaskan aku kali ini. Aku tidak bermaksud mengganggumu. Jika Tuan berkenan mengampuni, aku berjanji suatu hari nanti akan membalas kebaikanmu.”

Sang Singa mendengar permohonan itu dan tertawa terbahak-bahak. “Kau? Seekor tikus kecil hendak menolong aku, sang Raja Hutan? Lucu sekali!” katanya sambil menggeleng.

Namun, melihat si Tikus begitu ketakutan, Sang Singa akhirnya merasa iba. “Baiklah, aku lepaskan kau. Lagipula tubuhmu terlalu kecil untuk dijadikan santapan.” Lalu ia mengangkat cakarnya, dan si Tikus segera berlari menjauh dengan lega.

Beberapa waktu kemudian, Sang Singa terjebak dalam perangkap pemburu. Jaring tali yang kuat melilit tubuhnya hingga ia tak bisa bergerak. Ia meraung keras meminta pertolongan, tapi semakin ia berontak, semakin erat tali-tali itu menjerat.

Suara raungannya terdengar jauh hingga ke telinga si Tikus kecil. Ia segera berlari mengikuti arah suara itu. Betapa terkejutnya ia melihat Sang Singa dalam kesulitan.

“Jangan khawatir, Tuan Raja,” kata si Tikus. “Aku akan menepati janjiku.”

Dengan gigi kecilnya yang tajam, Tikus mulai menggerogoti tali-tali jaring. Sedikit demi sedikit, tali itu putus hingga akhirnya Sang Singa terbebas.

Sang Singa menatap Tikus dengan kagum dan berkata lembut, “Terima kasih, sahabat kecilku. Kini aku tahu, bahkan makhluk sekecil dirimu pun bisa memberi pertolongan besar. Kebaikan, sekecil apa pun, tidak akan pernah sia-sia.”

Dari berbagai kisah di atas, kita bisa melihat bahwa dongeng bahasa Indonesia bukan sekadar cerita, melainkan warisan budaya yang sarat makna dan nilai kehidupan. Setiap tokohnya mengajarkan kebaikan, kejujuran, dan pentingnya menghormati sesama.

Nilai-nilai inilah yang membuat dongeng tetap relevan hingga kini, bahkan di tengah dunia digital. Nah, jika kamu ingin situs atau kontenmu juga dikenal luas seperti kisah-kisah legendaris ini, Optimaise, digital marketing agensi Malang, siap membantumu dengan layanan jasa backlink berkualitas yang bisa meningkatkan peringkat dan kredibilitas websitemu di mesin pencari.

Yuk, lanjutkan petualangan ceritamu dengan membaca artikel selanjutnya tentang dongeng sebelum tidur romantis yang tak kalah menarik!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise