TipsEdukasi

5 Dongeng Legenda yang Membawa Kamu Bernostalgia ke Masa Kecil

Tiara Motik

5 Dongeng Legenda yang Membawa Kamu Bernostalgia ke Masa Kecil

Siapa yang tidak rindu dengan masa kecil, saat sebelum tidur kamu mendengarkan kisah ajaib dari orang tua tentang dongeng legenda yang penuh makna?

Dari cerita rakyat tentang kebaikan hati hingga kisah cinta tragis yang berujung menjadi asal-usul suatu tempat, setiap dongeng legenda selalu punya daya tarik tersendiri. Cerita-cerita itu bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana untuk mengenalkan nilai moral dan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Dalam artikel ini, kamu akan diajak bernostalgia lewat lima dongeng legenda paling ikonik yang pernah mewarnai masa kecil banyak orang di Indonesia, kisah yang hingga kini masih tetap hidup di hati kita.

Dongeng Legenda: King Arthur

Dongeng Legenda: King Arthur
Dongeng Legenda: King Arthur

Dahulu kala, di tanah Inggris yang masih dipenuhi kabut misterius, hiduplah seorang pemuda bernama Arthur. Ia tumbuh tanpa mengetahui bahwa dirinya adalah pewaris takhta kerajaan yang besar. Setelah raja sebelumnya wafat, Inggris terpecah tanpa pemimpin yang sah.

Di tengah kekacauan itu, muncullah sebilah pedang ajaib yang tertancap di sebuah batu besar. Pada batu itu terukir tulisan, “siapa pun yang mampu mencabut pedang ini, dialah raja sejati Inggris.”

Banyak kesatria mencoba mencabutnya, tapi tak seorang pun berhasil. Hingga suatu hari, Arthur yang kala itu hanya seorang pembantu kesatria, tanpa sengaja menarik pedang itu untuk membantu tuannya, dan dengan mudah pedang itu terlepas dari batu. Semua orang terkejut, dan Merlin sang penyihir bijak pun mengumumkan bahwa Arthur adalah raja yang dijanjikan.

Sebagai raja, Arthur memerintah dengan keadilan dan keberanian. Ia mendirikan “Meja Bundar”, tempat para kesatria terbaiknya berkumpul tanpa membedakan derajat.

Bersama mereka, ia berjuang menjaga perdamaian dan melawan kejahatan di seluruh negeri. Pedang Excalibur menjadi simbol kekuatannya, tidak hanya kekuatan fisik, tapi juga hati yang tulus dan keberanian untuk menegakkan kebenaran.

Namun, perjalanan Arthur tak selalu mulus. Ia harus menghadapi pengkhianatan dari dalam istana dan peperangan yang menguji kesetiaannya.

Meskipun akhirnya ia gugur dalam pertempuran, legenda King Arthur tidak pernah pudar. Hingga kini, namanya dikenang sebagai lambang kepemimpinan, keberanian, dan keadilan sejati.

Baca juga: 5 Dongeng Buat Pacar yang Bisa Dibaca Sebelum Tidur

Dongeng Legenda: Nyi Roro Kidul

Dahulu kala, di tanah Jawa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita, putri dari Raja Munding Wangi. Kecantikannya membuat banyak orang iri, termasuk salah satu selir raja yang jahat.

Suatu malam, selir itu menuduh Kadita membawa kutukan dan menyihir kerajaan. Raja yang termakan fitnah pun murka dan mengusir putrinya dari istana.

Dengan hati hancur, Kadita berjalan tanpa tujuan hingga tubuhnya dipenuhi luka dan gatal-gatal parah. Namun, ia tetap tabah dan tidak menyalahkan siapa pun. Suatu hari, ia tiba di tepi pantai selatan yang ombaknya tinggi dan berwarna kehijauan.

Dalam keputusasaan, Kadita menyerahkan diri pada lautan dan terjun ke dalamnya. Ajaibnya, laut yang bergelora justru menyembuhkannya. Luka dan penyakitnya lenyap, berganti dengan kecantikan yang lebih menakjubkan.

Sejak saat itu, Kadita tidak lagi manusia biasa. Ia berubah menjadi penguasa samudra, dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan. Dengan kekuatannya, ia menjaga keseimbangan laut dan daratan, serta menuntut hormat dari siapa pun yang berani mengganggu wilayahnya.

Masyarakat di pesisir selatan Jawa percaya, siapa pun yang mengenakan pakaian berwarna hijau di pantai selatan bisa dipanggil oleh sang ratu untuk bergabung ke kerajaannya di bawah laut.

Meski sering dikaitkan dengan hal mistis, legenda Nyi Roro Kidul mengajarkan bahwa kesabaran dan keteguhan hati dapat mengubah penderitaan menjadi kekuatan.

Dongeng Legenda: Roro Jonggrang

Dahulu kala, di Kerajaan Prambanan, hiduplah seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Ia adalah putri Raja Prabu Boko, seorang raja yang gagah namun keras hati.

Suatu ketika, kerajaan mereka diserang oleh pasukan dari Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh seorang kesatria sakti bernama Bandung Bondowoso. Dalam pertempuran besar itu, Prabu Boko gugur, dan Bandung Bondowoso berhasil merebut Prambanan.

Melihat kecantikan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso jatuh cinta dan melamarnya. Namun, sang putri menolak karena dialah yang telah membunuh ayahnya.

Untuk menolak secara halus, Roro Jonggrang memberikan syarat mustahil, Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam satu malam sebelum fajar tiba. Jika berhasil, barulah ia mau menikah.

Dengan kesaktiannya dan bantuan pasukan jin, Bandung Bondowoso mulai bekerja. Dalam waktu singkat, ratusan candi berdiri megah. Roro Jonggrang mulai cemas karena syaratnya hampir terpenuhi. Ia pun menyusun rencana licik.

Bersama dayangnya, ia menumbuk padi dan menyalakan obor agar jin-jin mengira pagi telah tiba. Tertipu oleh cahaya dan suara ayam yang berkokok, para jin pun lari ketakutan sebelum menyelesaikan candi terakhir.

Menyadari dirinya telah ditipu, Bandung Bondowoso murka. Ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu untuk melengkapi candi yang belum selesai. Sejak saat itu, berdirilah Candi Roro Jonggrang, yang kini dikenal sebagai Candi Prambanan di Yogyakarta.

Dongeng Legenda: Malin Kundang

Dahulu kala, di sebuah desa nelayan di pesisir Sumatra Barat, hiduplah seorang janda miskin bersama anak laki-lakinya bernama Malin Kundang.

Sejak kecil, Malin dikenal rajin dan cerdas, namun hidup mereka serba kekurangan. Ketika dewasa, Malin memutuskan merantau untuk mencari keberuntungan di kota besar, dengan janji akan kembali dan membahagiakan ibunya.

Tahun demi tahun berlalu. Ibunya menunggu dengan penuh harap, namun Malin tak kunjung pulang. Hingga suatu hari, kabar datang bahwa sebuah kapal megah berlabuh di pelabuhan, dan di atasnya berdiri seorang saudagar kaya yang ternyata adalah Malin Kundang.

Sang ibu bergegas menyambut anaknya dengan air mata bahagia. Namun, saat ia menghampiri dan memeluknya, Malin justru malu dan menolak mengakuinya di depan istrinya yang cantik dan para pengawalnya.

“Wanita miskin ini bukan ibuku!” katanya dengan sombong.

Hati sang ibu hancur. Dengan sedih, ia menengadahkan tangan ke langit dan berdoa, “Ya Tuhan, jika benar dia anakku, kutuklah dia menjadi batu agar ia sadar akan dosanya.”

Tak lama kemudian, langit gelap dan badai besar mengguncang lautan. Petir menyambar kapal Malin hingga hancur berkeping-keping.

Ketika badai reda, tubuh Malin Kundang membatu di tepi pantai, berlutut dengan wajah menyesal. Batu itu kini dikenal sebagai Batu Malin Kundang, yang masih dapat dilihat di pantai Air Manis, Padang.

Baca juga: 5 Dongeng Hewan yang Mengajarkan Arti Persahabatan dan Keberanian

Dongeng Legenda: Atlantis

Dongeng Legenda: Atlantis
Dongeng Legenda: Atlantis

Dahulu kala, di masa yang sangat jauh sebelum sejarah manusia tertulis, terdapat sebuah kerajaan megah bernama Atlantis.

Kota ini dikatakan sebagai peradaban paling maju di dunia, penuh dengan istana dari emas, taman-taman indah, dan teknologi yang jauh melampaui zamannya. Penduduknya hidup makmur dan damai, dipimpin oleh raja-raja bijaksana yang menurunkan garis keturunan dari dewa laut, Poseidon.

Pada awalnya, rakyat Atlantis hidup selaras dengan alam dan penuh rasa syukur. Namun seiring waktu, mereka menjadi serakah. Mereka ingin menaklukkan negeri-negeri lain dan menguasai dunia.

Hati mereka dikuasai kesombongan, dan mereka mulai melupakan para dewa yang dulu mereka hormati. Melihat hal itu, para dewa murka karena manusia telah kehilangan keseimbangan antara kekuasaan dan kebijaksanaan.

Suatu malam, langit berubah gelap dan lautan bergemuruh. Gempa besar mengguncang pulau itu, diikuti gelombang raksasa yang menelan seluruh daratan.

Dalam sekejap, Atlantis tenggelam ke dasar samudra, lenyap dari permukaan bumi. Hanya laut biru yang tersisa, tanpa jejak satu pun dari kota yang dulu bersinar megah.

Hingga kini, banyak orang masih mencari keberadaan Atlantis, ada yang percaya ia berada di Samudra Atlantik, ada pula yang meyakini tersembunyi di bawah lapisan es Antartika. Namun, legenda ini tetap menjadi simbol tentang kesombongan manusia dan akibat dari melupakan keseimbangan alam.

Setiap kisah membawa kamu bernostalgia ke masa kecil, masa ketika imajinasi, keajaiban, dan pelajaran hidup berpadu dalam satu cerita yang tak terlupakan.

Kalau kamu ingin menghadirkan cerita-cerita menarik seperti ini di website atau blog bisnismu, kamu bisa mengandalkan Optimaise, digital marketing agency Malang yang ahli dalam jasa penulisan artikel berkualitas dan SEO-friendly.

Dengan dukungan tim penulis profesional, Optimaise siap membantu kamu membangun konten yang tidak hanya menarik, tapi juga mampu meningkatkan visibilitas dan engagement.

Dan setelah menikmati nostalgia dari kisah legenda ini, jangan lewatkan artikel dongeng sebelum tidur romantis, yang akan membawamu ke suasana hangat dan penuh makna sebelum beristirahat malam.

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise