TipsEdukasi

5 Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar yang Manis dan Ringan Dibaca

Tiara Motik

5 Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar yang Manis dan Ringan Dibaca

Malam hari sering menjadi momen paling tenang untuk menutup hari yang panjang, dan apa yang lebih hangat dari membacakan dongeng sebelum tidur untuk pacar?

Kali ini, kamu tidak hanya akan mendengar cerita biasa, tapi kisah-kisah manis dan ringan yang bisa membuat senyummu muncul tanpa perlu alasan besar.

Setiap cerita dirancang agar kamu merasa dekat dengan pasanganmu, meski hanya lewat kata-kata, dan meninggalkan rasa nyaman sebelum kamu memejamkan mata. Dengan dongeng sebelum tidur untuk pacar ini, malam kamu akan terasa lebih hangat, manis, dan penuh keakraban.

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Putri yang Menyembunyikan Senyum

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Putri yang Menyembunyikan Senyum
Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Putri yang Menyembunyikan Senyum

Dulu, di sebuah kerajaan kecil yang selalu diselimuti awan tipis, hiduplah seorang putri yang jarang tersenyum. Bukan karena sombong, tapi karena setiap kali ia tersenyum, hujan turun di seluruh negeri.

Awalnya orang-orang senang, hujan membawa kesuburan dan kesejukan. Tapi lama-lama, setiap senyum sang putri berarti ladang banjir dan jalanan becek.

Akhirnya, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak tertawa lagi. Ia belajar menahan tawa di balik kipas, belajar menatap lurus tanpa ekspresi, bahkan menutup diri dari pesta istana.

Sampai suatu hari datang seorang pengembara. Ia tidak tahu apa-apa tentang kutukan itu. Ia hanya melihat seorang gadis yang matanya menyimpan banyak hal yang ingin disampaikan. Ia bercerita dengan canggung, membuat lelucon yang tidak lucu, dan entah bagaimana, membuat sang putri hampir tertawa.

Saat hujan mulai menetes dari langit, semua orang panik. Tapi pengembara itu malah menatap langit dan berkata, “kalau hujan datang setiap kali kamu tersenyum, biarlah dunia basah. Paling tidak, mereka tahu kamu bahagia.”

Putri itu akhirnya tertawa, lepas, jujur, dan untuk pertama kalinya tidak menyesal. Hujan turun deras malam itu, tapi anehnya tidak ada yang marah. Anak-anak berlarian di luar, orang-orang menyalakan lampu, dan udara terasa lebih hidup.

Sejak saat itu, sang putri tak lagi menyembunyikan senyumnya. Ia sadar, mungkin dunia memang butuh sedikit hujan… supaya bisa tumbuh sesuatu yang baru.

Baca juga: 6 Dongeng Sebelum Tidur Lucu yang Bikin Senyum Sendiri

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Dua Orang dan Semangkuk Mie Rebus

Malam itu hujan turun pelan. Bukan badai, tapi cukup untuk membuat udara jadi dingin dan jalanan beruap. Di dapur kecil yang lampunya agak redup, dua orang duduk di depan panci yang mendidih.

“Aku cuma punya satu bungkus,” katanya sambil menatap isi panci.

“Ya udah, bagi dua,” jawab yang satu lagi, setengah bercanda.

Mereka tertawa kecil. Bau mie rebus, campur aroma bawang goreng dan sedikit cabai, memenuhi ruangan. Tidak ada lilin, tidak ada musik lembut, tidak ada kata romantis, tapi suasananya tenang. Nyaman dengan cara yang susah dijelaskan.

Mereka makan dari mangkuk yang sama. Sendoknya dua, tapi kadang saling tunggu giliran. “Kamu dulu aja,” katanya.

“Nanti keburu lembek,” balas yang lain. Hal-hal kecil seperti itu membuat waktu berjalan lambat.

Di luar, suara hujan seperti irama yang lembut. Mereka tidak bicara banyak, tapi keheningan itu tidak canggung. Justru di situlah semua terasa cukup, tidak berlebihan, tidak kurang.

Setelah mie habis, yang satu menatap panci kosong dan berkata, “lucu ya, cuma semangkuk mie, tapi rasanya kayak makan di restoran paling mahal.”

Yang lain tertawa pelan, lalu menjawab, “iya, karena bukan mienya yang bikin enak, tapi orang yang duduk di depan aku.”

Hujan belum berhenti malam itu, tapi hangatnya sudah cukup untuk menutupi dingin di luar jendela. Kadang cinta memang sesederhana itu, cuma dua orang dan semangkuk mie rebus, tapi rasanya seperti dunia ikut tersenyum.

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Waktu Lima Menit Sebelum Tidur

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Waktu Lima Menit Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Waktu Lima Menit Sebelum Tidur

Malam sudah larut. Suara kendaraan di luar mulai hilang satu per satu, digantikan oleh dengung kipas angin dan cahaya layar ponsel yang masih menyala. Dua orang masih saling kirim pesan, walau mata sudah mulai berat.

“Masih bangun?”

“Iya. Kamu?”

“Ngantuk sih, tapi belum mau tidur.”

Percakapan itu hampir sama setiap malam, sederhana, tapi entah kenapa nggak pernah membosankan. Kadang mereka cerita sedikit tentang hari itu, kadang cuma saling mengeluh capek, atau saling mengingatkan untuk minum air sebelum tidur.

Lima menit terakhir sebelum mata benar-benar terpejam selalu mereka isi dengan hal-hal kecil yang hangat. Kadang tawa pelan, kadang hening yang nyaman. Tak perlu kata “aku sayang kamu” di setiap akhir kalimat, karena rasanya sudah cukup jelas tanpa diucapkan.

Sebelum menutup mata, salah satu dari mereka biasanya mengirim foto lampu kamar yang sudah dimatikan.
Pesannya cuma satu, “selamat tidur, aku duluan ya.”

Yang satu lagi membalas, “oke. Aku nyusul.”

Dan seperti biasa, tak ada kata pamit panjang. Hanya diam, lalu tidur dengan senyum kecil.

Mungkin begitulah cinta yang tenang, bukan yang penuh janji besar, tapi yang terasa dari lima menit terakhir sebelum tidur. Lima menit yang singkat, tapi cukup untuk membuat malam terasa utuh.

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Janji di Kedai Kopi yang Tutup Terlambat

Kedai kopi itu kecil, terletak di ujung jalan yang jarang dilewati orang. Lampunya kuning redup, musiknya pelan, dan aroma kopinya selalu terasa sampai ke luar pintu. Biasanya kedai itu tutup jam sepuluh malam, tapi malam itu, hujan turun lebih lama dari biasanya.

Mereka berdua duduk di pojok ruangan, menatap jendela yang dipenuhi titik-titik air. Tak ada pembicaraan penting. Kadang mereka cuma saling bertukar pandang, lalu tertawa kecil tanpa alasan.

“Lucu ya,” kata dia sambil menatap cangkirnya yang mulai dingin.

“Apa yang lucu?”

“Kita nunggu hujan reda, padahal nggak tahu kapan berhentinya.”

Yang satu tersenyum. “Mungkin bukan hujannya yang penting, tapi siapa yang nunggu bareng.”

Barista sudah mulai membereskan meja, tapi tidak menegur mereka. Entah kenapa, malam itu kedai kopi terasa ingin ikut diam bersama mereka berdua. Waktu seakan berjalan lebih pelan, memberi ruang untuk kata-kata yang tak perlu diucapkan.

Saat akhirnya hujan reda, mereka masih duduk sebentar, menikmati sisa aroma kopi dan suara tetesan air dari atap. Sebelum beranjak, salah satunya berkata pelan, “Kapan-kapan, kita tunggu hujan lagi di sini, ya?”

Yang lain menjawab, “boleh. Tapi jangan tunggu hujannya berhenti, tunggu sampai kopinya habis.”

Malam itu mereka berpisah di depan pintu, dengan senyum kecil yang sama. Tak ada janji besar, hanya perasaan sederhana bahwa mereka akan kembali ke tempat itu, bukan karena kopinya enak, tapi karena di sanalah mereka belajar diam yang terasa hangat.

Baca juga: Asal-usul dan Latar Belakang Dongeng Sangkuriang dari Tanah Sunda

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Playlist yang Hanya Diputar Saat Sendiri

Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Playlist yang Hanya Diputar Saat Sendiri
Dongeng Sebelum Tidur untuk Pacar: Playlist yang Hanya Diputar Saat Sendiri

Ada seseorang yang diam-diam menyimpan playlist di ponselnya. Judulnya sederhana, “buat yang jauh tapi masih di sini.” Tidak ada orang lain yang tahu, bahkan kamu pun tidak.

Setiap lagu di dalamnya punya cerita kecil. Lagu pertama diputar waktu kalian pertama kali pulang bareng naik motor di malam yang berangin.

Lagu kedua, lagu yang kamu kirim waktu bilang, “ini enak banget, coba denger.” Lagu terakhir? Lagu yang selalu ia putar kalau rindu, tapi nggak tahu harus ngomong apa.

Lucunya, playlist itu nggak pernah diputar kalau sedang ramai. Hanya saat sendirian, biasanya malam-malam, di kamar yang lampunya cuma nyala separuh. Ia memutar lagu itu pelan-pelan, bukan untuk bersedih, tapi untuk mengingat rasa tenang yang pernah ada.

Kadang, sambil mendengarkan, ia tersenyum kecil. Ada bagian lagu yang mengingatkannya pada caramu tertawa, atau bagaimana kamu selalu protes tiap lagunya terlalu mellow.

Tapi justru di situ letak hangatnya, bahwa meski waktu terus berjalan, kenangan nggak perlu dilupakan, cukup disimpan dalam bentuk musik.

Setiap nada adalah percakapan yang tak sempat disampaikan. Setiap bait lirik seperti ucapan “aku masih ingat.”

Dan meski kalian kini jarang bicara sebanyak dulu, playlist itu tetap ada, tak pernah dihapus, tak pernah diperbarui. Karena bagi sebagian orang, cara mencintai paling tenang adalah dengan mendengarkan lagu yang sama, sendirian, sambil tersenyum kecil sebelum tidur.

Dengan dongeng sebelum tidur untuk pacar, kamu bisa menghadirkan momen manis yang ringan dan menyenangkan di penghujung hari, sekaligus meninggalkan kesan hangat yang sulit dilupakan. Bahkan, dengan membiasakan membaca dongeng sebelum tidur untuk pacar, kamu akan menemukan cara baru untuk menjaga keintiman dan kebahagiaan hubunganmu.

Jika kamu ingin menghadirkan konten serupa dengan kualitas terbaik untuk blog atau website, Optimaise sebagai digital agency Malang siap membantu dengan jasa SEO artikel profesional. Jangan lupa juga untuk menyimak artikel kami lainnya tentang dongeng sebelum tidur romantis yang tak kalah menarik!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise