TipsEdukasi

6 Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu yang Bikin Senyum Sendiri

Tiara Motik

6 Dongeng Sebelum Tidur Lucu yang Bikin Senyum Sendiri

Pernah nggak sih, kamu mau tidur tapi pikiran malah ke mana-mana? Nah, di saat seperti itu, kumpulan dongeng sebelum tidur lucu bisa jadi teman terbaikmu. Bukan cuma bikin rileks, tapi juga bikin kamu senyum-senyum sendiri sebelum terlelap.

Cerita-cerita ringan penuh kelucuan dan kejutan kecil ini bisa jadi hiburan manis setelah hari yang melelahkan. Yuk, siapin posisi paling nyaman, karena kumpulan dongeng sebelum tidur lucu berikut bakal nemenin kamu menutup hari dengan tawa hangat dan hati yang ringan.

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Anak

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Anak
Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Anak

Kalau kamu ingin waktu malam jadi lebih hangat dan ceria, kumpulan dongeng sebelum tidur lucu adalah pilihan yang pas. Melalui kumpulan dongeng sebelum tidur lucu, anak-anak bisa belajar sambil tertawa lewat kisah ringan penuh imajinasi.

Setiap cerita dalam kumpulan dongeng sebelum tidur lucu juga membantu si kecil merasa tenang sebelum terlelap, sambil membawa mimpi manis penuh tawa dan warna. Lewat tawa dan imajinasi, malam jadi waktu paling ditunggu, bukan lagi perjuangan buat “ayo, tidur dulu!”.

Tara dan Payung Terbalik di Tengah Hujan

Sore itu, hujan turun deras sekali. Tara menatap keluar jendela sambil memeluk boneka kelincinya. “Aduh, padahal aku mau beli roti cokelat,” gumamnya.

Tapi rasa penasarannya lebih besar dari rasa malasnya. Ia pun mengambil payung biru kesayangannya dan berlari ke luar rumah.

Angin kencang langsung menyapa, “Wussshh!”

Payung Tara bergetar hebat. “Tenang ya, Payu! Kita pasti bisa!” katanya pada payungnya yang sudah mulai miring. Tapi tiba-tiba… BRUUK! payung itu terbalik! Sekarang bentuknya seperti mangkuk raksasa menampung air hujan.

Tara bengong, lalu tertawa. “Wah, lucu juga! Aku bawa kolam berjalan!”.

Anak-anak lain yang melihat dari teras ikut tertawa. Ada yang berteriak, “eh Tara, payungmu malah nangkep hujan, bukan ngelindungin!”.

Dengan langkah pelan, Tara menutup payungnya, menepuk-nepuk airnya yang menetes, lalu berlari ke warung. Saat sampai, rambutnya sudah basah, tapi wajahnya malah cerah.

Ibu warung ikut tertawa kecil. “Kamu ini, Tara… payungnya kebalik aja masih semangat beli roti ya?”.

Tara mengangguk sambil menjawab polos, “soalnya rotinya enak, Bu. Hujan aja nggak bisa ngalahin aku!”.

Malamnya, saat Tara berbaring di tempat tidur, ia melihat payung birunya tergantung di sudut kamar, masih menetes pelan. Ia tersenyum dan berbisik, “Besok kita latihan lagi ya, Payu. Tapi jangan kebalik lagi, ya?”.

Dan malam pun terasa hangat, meski sore tadi penuh hujan dan tawa.

Baca juga: Asal-usul dan Latar Belakang Dongeng Sangkuriang dari Tanah Sunda

Tita dan Mie Instan Tengah Malam

Suatu malam, perut Tita tiba-tiba berbunyi keras sekali. “Kruuukkk!”.

Ia melihat jam dinding, sudah hampir pukul sebelas malam. Semua orang di rumah sudah tidur. Tapi perutnya bilang hal lain, “Tita, aku lapar!”

Pelan-pelan Tita turun dari tempat tidur, menapaki tangga sambil menahan tawa kecil karena takut bunyi kreeeek kayu tangga membangunkan Mama. Ia menuju dapur, membuka lemari, dan menemukan satu bungkus mie instan rasa ayam bawang.

“Yesss, penyelamat malam!”, bisiknya senang.

Tapi begitu ia menyalakan kompor, klik… klik… klik… gasnya malah habis!

Tita tidak menyerah. Ia menuang air panas dari dispenser ke panci kecil dan menunggu mie-nya lembek. Saat menaburkan bumbu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang.

“Siapa itu?” suara Mama terdengar pelan tapi tegas.

Tita kaget setengah mati. “Aduh, ketahuan!”.

Mama menatap panci di meja. “Kamu masak mie tengah malam, Ta?”.

Tita mengangguk malu, “hehe… cuma sedikit, Ma. Soalnya perut aku nyanyi terus.”

Mama tertawa kecil. “Ya sudah, bagi dua. Mama juga belum sempat makan malam tadi.”

Akhirnya mereka berdua duduk bersebelahan, makan mie hangat sambil tertawa pelan agar tidak membangunkan yang lain.

Selesai makan, Tita tersenyum puas. “Enak banget, Ma. Tapi janji, besok aku nggak makan tengah malam lagi.”

Mama menjawab sambil menguap, “iya… kecuali kalau Mama juga lapar.”

Dan malam itu pun berakhir dengan perut kenyang dan hati senang.

Kucing dan Ikan Goreng yang Hilang

Pagi itu, aroma ikan goreng memenuhi dapur. Mama baru saja mengangkat ikan terakhir dari wajan. “Jangan ada yang ambil sebelum makan siang, ya!”, katanya sambil menatap Dodi dan kucing mereka, Mio.

Dodi mengangguk patuh. Tapi Mio cuma mengeong pelan, seolah berkata, “baunya enak banget, Ma…”

Beberapa jam kemudian, Mama keluar sebentar ke warung. Dodi asyik menonton kartun, sampai tiba-tiba ia mendengar suara “Cling!” dari dapur. Ia berlari, dan, astaga! piring ikan goreng tinggal separuh!

“Mioooo!”, teriak Dodi. Kucing abu-abu itu duduk manis di bawah meja, menjilat kaki depannya.

Dodi melipat tangan, “Ketahuan! Kamu makan ikan Mama, ya?”.

Mio menatap polos, lalu mengeong, seolah menjawab, “bukan aku, kok…”.

Dodi semakin curiga, tapi kemudian angin bertiup kencang dari jendela dapur. Taplak meja terangkat, dan… ternyata separuh ikan goreng lain jatuh ke lantai, tepat di dekat lubang kecil tempat tikus sering lewat!

“Wah, berarti pelakunya si tikus, bukan kamu!”, kata Dodi tertawa.

Mio ikut mengeong bangga, seolah berkata, “Tuh kan, aku cuma penjaga dapur!”

Saat Mama pulang, Dodi menceritakan semuanya. Mama tertawa dan membelai Mio. “Pintar juga ya kucing kita, bisa jaga rahasia dapur,” katanya.

Malamnya, Mio tidur nyenyak di pangkuan Dodi. Mungkin dia bermimpi jadi detektif kucing yang menjaga ikan goreng setiap hari.

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Dewasa

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Dewasa
Dongeng Sebelum Tidur Lucu untuk Dewasa

Siapa bilang dongeng sebelum tidur lucu cuma buat anak-anak? Meski kamu sudah dewasa, bukan berarti nggak bisa menikmati kumpulan dongeng sebelum tidur lucu.

Justru di tengah penat dan rutinitas, kumpulan dongeng sebelum tidur lucu bisa jadi hiburan sederhana yang bikin kamu senyum sebelum tidur.

Dengan cerita-cerita ringan dan kocak yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, kumpulan dongeng sebelum tidur lucu membantu kamu menutup hari dengan perasaan ringan dan hati yang lebih bahagia.

Baca juga: 6 Dongeng Panjang Sebelum Tidur untuk Menemani Malam yang Tenang

Cinta di Antara Dua Warung Kopi

Di sebuah gang kecil yang selalu wangi kopi tiap pagi, berdirilah dua warung yang saling berhadapan, Warung Kopi Damai Sentosa milik Bu Narti, dan Warung Kopi Tenang Jiwa milik Pak Jaya. Dua-duanya menjual kopi tubruk, tapi rasa saingannya jauh lebih kental dari kopinya sendiri.

Setiap pagi, Bu Narti selalu menatap seberang sambil berkata, “kopi saya lebih harum, pelanggan pasti balik lagi.”

Sedangkan Pak Jaya cuma tersenyum, “iya, balik lagi ke sini maksudnya.”

Sampai suatu hari, hujan turun deras. Genteng warung Bu Narti bocor parah. Semua pelanggan kabur kecuali satu orang, Pak Jaya, yang tiba-tiba datang sambil bawa payung dan… termos kopi.

“Saya pinjamkan atap sementara, tapi bayarnya secangkir senyum,” katanya. Bu Narti mendengus, tapi diam-diam tersipu.

Sejak hari itu, dua warung itu makin ramai. Bukan karena kopinya, tapi karena gosip, “Bu Narti dan Pak Jaya ngopi berdua tiap sore, loh.”

Mereka akhirnya buka satu warung bersama, Kopi Damai Jiwa. Tulisan di spanduknya:

“Kopi bisa pahit, tapi hidup lebih enak kalau diminum berdua.”

Dan setiap kali pelanggan tanya, siapa yang pertama jatuh cinta, mereka kompak menjawab, “yang duluan menakar gula.”

Kadang cinta nggak datang dari swipe kanan, tapi dari seberang warung, saat kamu cuma mau numpang kopi, tapi malah ketemu yang bikin jantung deg-degan kayak diseduh dua kali.

Chat Kerja yang Masuk di Hari Minggu

Hari Minggu pagi, Dani baru saja rebahan sempurna. Posisi bantal pas, selimut hangat, playlist lo-fi sudah jalan. Hidup terasa damai… sampai ting! notifikasi WhatsApp muncul.

Dari siapa lagi kalau bukan “Bos Project 💼”.

“Mas, bisa kirim revisi proposalnya hari ini ya?”.

Dani menatap layar dengan mata yang perlahan kehilangan cahaya hidup. Ia mencoba berpura-pura tidak melihat, tapi rasa bersalah datang lebih cepat dari sinar matahari.

Lima menit kemudian, notifikasi kedua muncul, “sudah dibaca belum, Mas?”.

Dani akhirnya bangun, membuka laptop dengan wajah seperti pahlawan yang terpaksa berkorban. Tapi yang paling menyedihkan? File proposalnya… belum disentuh sejak Jumat. Ia mengetik sambil meneguk kopi sachet, berharap kafein bisa menggantikan semangat hidup.

Sementara itu, notifikasi terus berdatangan, dari teman-teman nongkrong, “Gas ke pantai, Dan?”.

Dani hanya membalas, “Gas… tapi ke revisi dulu.”

Siang itu, sambil mengedit, Dani berandai-andai, kalau malaikat pencatat amal menilai orang sabar berdasarkan gangguan di hari libur, ia pasti sudah masuk surga VIP.

Menjelang malam, bosnya membalas singkat, “oke, mantap. Terima kasih ya, Mas.”

Tanpa emoji. Tanpa “selamat beristirahat”.

Dani menatap layar, lalu berbisik ke dirinya sendiri, “ternyata yang paling setia bukan pasangan, tapi chat kerja di hari libur.”

Malam itu Dani tidur cepat, sambil berdoa semoga minggu depan… notifikasinya cuma dari promo makanan, bukan dari “Bos Project 💼”.

Kasur, Tempat Tidur, dan Pikiran yang Nggak Mau Diam

Sudah hampir tengah malam. Rani menatap langit-langit kamarnya sambil memeluk guling. Kasur empuk, lampu redup, udara pas, semua sempurna untuk tidur. Kecuali satu hal, pikirannya masih rapat pleno tanpa izin tidur.

“Besok kerja jam berapa, ya?”

“Listrik udah dibayar belum?”

“Kalau semesta luas tak terbatas, berarti kapan habisnya?”

Rani mendesah. Ia membalik bantal ke sisi yang lebih dingin, berharap keajaiban datang dari situ. Lima menit berlalu, otaknya malah ingat chat lama dari mantan, ‘Hati-hati ya, jangan begadang.’

“Kenapa sih otak bisa lebih hafal pesan mantan daripada password Wi-Fi?”, gumamnya kesal.

Ia mencoba meditasi. Tarik napas, buang napas.

Tapi di kepala malah muncul suara narrator imajiner, ‘Rani mencoba tidur… tapi gagal, karena ingat dia belum balas email klien.’

Pukul 1 dini hari, Rani menyerah. Ia membuka ponsel, scroll TikTok, dan merasa makin sadar. Ironisnya, video pertama yang muncul bilang, “tidur cukup itu penting.”

Akhirnya, Rani tertidur jam 2 lewat sedikit, setelah berkata lirih, “terima kasih, kasur. Kamu selalu menerima aku bahkan saat pikiranku ribut sendiri.”

Dan begitulah, dongeng malam ini berakhir, bukan dengan “hidup bahagia selamanya”, tapi dengan “akhirnya bisa tidur juga, meski cuma tiga jam sebelum alarm bunyi.”

Dari semua cerita yang sudah dibahas, bisa kita lihat bahwa kumpulan dongeng sebelum tidur lucu bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga bisa bikin kamu tertawa dan rileks meski sudah dewasa. Dengan kumpulan dongeng sebelum tidur lucu, kamu bisa menutup hari dengan senyum, sementara imajinasi tetap terasah.

Bahkan sekadar membaca kumpulan dongeng sebelum tidur lucu bisa menjadi momen kecil yang menyenangkan untuk kamu sendiri. Jika kamu tertarik untuk mengembangkan konten seru seperti ini, Optimaise sebagai digital agency marketing Malang siap membantu dengan jasa SEO Bali dan penulisan artikel berkualitas.

Jangan lupa juga untuk menyimak artikel kami tentang dongeng sebelum tidur romantis yang tak kalah menarik!

[addtoany]

Baca Juga

Optimaise