Surah Al Kafirun merupakan salah satu surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Surat ini ada dalam 30 juz terakhir, yuk kita bedah makna diturunkannya surat ini.
Table of Contents
Dari sekian banyak surat di dalam Al-Qur’an, surat ini masuk kategori surat pendek, namun latar belakang turunnya surat tersebut banyak di ceritakan dan diriwayatkan, mau tahu kisahnya? Yuk baca sampai tuntas!
Apa Itu Surah Al Kafirun?
Suraj Al Kafirun Adalah salah satu dari surat pendek yang ada di Al-Qur’an yang sering dibaca oleh umat muslim. Biasanya di baca pada saat sholat lima waktu dan dzikir harian. Surah ini memiliki arti yang kuat untuk mengenai toleransi beragama dan ketegasan dalam Aqidah. Meskipun singkat, tapi makna dari surah ini menjadi landasan prinsipil bagaimana seorang muslim bersikap terhadap perbedaan keyakinan mereka sendiri.
Penjelasan Singkat Surah Al Kafirun
Pada kitab Al-Qur‘an, surah Al Kafirun memiliki arti “Orang-Orang Kafir“ Nama ini diambil dari ayat pertama surah tersebut. Berikut adalah keterangan lengkap dari surah al-kafirun:
- Nomor Surah: Ke-109 dalam Al-Qur’an.
- Jumlah Ayat: 6 ayat.
- Golongan Surah:Makkiyah (diturunkan di kota Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah).
- Inti Sari: Penegasan tauhid murni dan pemutusan harapan orang-orang kafir yang ingin mengajak Nabi Muhammad SAW menyembah berhala.
Ayat terakhir dari surah ini, “Lakum dinukum waliyadin” (Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku), sering dikutip sebagai prinsip dasar toleransi dalam Islam: menghormati hak orang lain beribadah, namun tidak mencampuradukkan tata cara peribadahan agama lain.
Latar Belakang Diturunkannya Surah Al Kafirun
Surah ini turun sebagai komunikasi dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada saat kaum quraisy yang melakukan negosiasi kepada Nabi Muhammad SAW terhadap Dakwahnya. Kaum Quraisy sudah putus asa dalam menghentikan dakwah islam makanya pemimpin kaum Quraisy bernegosiasi kepada Rasullah SAW.
Yang mana isi negosiasi tersebut membuat kesepakatan untuk “Tukar-Menukar”Ibadah. Mereka berkata: “Wahai Muhammad, marilah kita menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu menyembah apa yang kami sembah. Kita bersekutu dalam segala hal.”
Lalu, Allah SWT menurunkan Surah Al-Kafirun melalui Malaikat Jibril. Surah ini memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menolak mentah-mentah tawaran tersebut dan menyatakan bahwa Tuhan yang disembah oleh Nabi Muhammad berbeda dengan apa yang disembah oleh kaum kafir Quraisy.
Makna dan Tafsir Surah Al Kafirun
Secara garis besar, Surah Al-Kafirun memiliki makna sebagai pemutus harapan bagi orang-orang kafir yang ingin mengajak Nabi Muhammad SAW berkompromi dalam hal akidah. Surah ini menegaskan Tauhid, yaitu prinsip bahwa ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah semata tanpa dicampuri oleh agama lain.
Tafsir Ayat per Ayat Surah Al Kafirun
Ayat 1: قُلْيٰٓاَيُّهَاالْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yā ayyuhal-kāfirūn (Katakanlah: Hai orang-orang kafir)
- Tafsir: Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW (dan umatnya) untuk memproklamirkan identitas dengan lantang dan jelas. Panggilan “Hai orang-orang kafir” di sini ditujukan khusus kepada para tokoh Quraysh yang mengajak bernegosiasi. Ini adalah pemisahan identitas pertama: “Saya Nabi, kalian Kafir.”
Ayat 2: لَآاَعْبُدُمَاتَعْبُدُوْنَۙ
Lā a’budu mā ta’budūn (Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah)
- Tafsir: Ini adalah penolakan terhadap masa sekarang dan masa depan. Nabi menegaskan bahwa beliau tidak sedang menyembah berhala mereka saat ini, dan tidak akan pernah melakukannya nanti. Ini menolak permintaan mereka untuk menyembah berhala selama setahun.
Ayat 3: وَلَآاَنْتُمْعٰبِدُوْنَمَآاَعْبُدُۚ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a’bud (Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah)
- Tafsir: Penegasan balik bahwa sesungguhnya kaum kafir Quraysh itu tidak benar-benar menyembah Allah. Meskipun mereka mengklaim menyembah Allah (selain berhala), cara ibadah mereka penuh kesyirikan, sehingga tidak dianggap sebagai ibadah yang sah di mata Allah.
Ayat 4: وَلَآاَنَا۠عَابِدٌمَّاعَبَدْتُّمْۙ
Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abadtum (Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah)
- Tafsir: Penekanan kembali dengan nuansa yang sedikit berbeda. Jika ayat ke-2 menolak tindakan menyembah, ayat ke-4 ini menolak cara menyembah. Artinya: “Saya tidak akan pernah mengikuti tata cara ritual kalian.”
Ayat 5: وَلَآاَنْتُمْعٰبِدُوْنَمَآاَعْبُدُۗ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a’bud (Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah)
- Tafsir: Pengulangan ayat ini memiliki fungsi Taukid (penguat) dan untuk memutus harapan (Qath’u al-athma’). Ini menegaskan bahwa perbedaan ini bersifat permanen dan tidak akan berubah. Sifat syirik mereka sudah mendarah daging sehingga mereka tidak mungkin menyembah Allah dengan tauhid yang murni.
Ayat 6: لَكُمْدِيْنُكُمْوَلِيَدِيْنِࣖ
Lakum dīnukum wa liya dīn (Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku)
- Tafsir: Ini adalah kesimpulan final (konklusi). Ayat ini membebaskan Nabi Muhammad SAW dari tanggung jawab atas kesesatan mereka. Ini adalah pengakuan adanya perbedaan, bukan pengakuan kebenaran agama lain. Artinya: “Silakan jalani konsekuensi dari pilihan kalian, dan saya akan menjalani konsekuensi dari pilihan saya.”
Pesan Toleransi dalam Surah Al Kafirun
Dalam pesan terdapat pada Surah Al Kafirun disebutkan sebagai landasan untuk toleransi dalam beragama dalam islam. Hal ini di ajurkan di agama islam untuk berbuat baik, berlaku adil, dan menjadi hubungan social dengan non muslim. Dan juga surah ini menjaga bahwa mengajak seseorang untuk masuk islam tidak boleh ada paksaan.
Keutamaan Membaca Surah Al Kafirun
Keutamaan surah al kafirun yang mana sebutkan di beberapa hadis Nabi Muhammad SAW.
Yang pertama yakni melepaskan diri dari kesyirikan yang mana nabi Muhammad SAW besabda:
إِذَاأَوَيْتَإِلَىمَضْجَعِكَ،فَاقْرَأْقُلْيَاأَيُّهَاالْكَافِرُونَإِلَىخاَتِمَتِهَا؛فَإنَّهَابَرَاءَةٌمِنَالشَّركِ
“Jika engkau hendak tidur, bacalah surah Al-Kafirun hingga selesai. Karena surat tersebut mengandung bentuk berlepas dirinya seorang hamba dari segala macam bentuk kesyirikan.”
Yang kedua, membaca surah Al kafirun dua rakat sebelum sholat subuh mengikuti sunah dari Nabi Muhammad SAW. Yang dijelaskan pada hadis dibawah ini
إِنَّرَسُولَاللهِ -صَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ- قَرَأَفِيرَكْعَتَيالْفَجْرِ: قُلْيَاأَيُّهَاالكَافِرُونَ،وَقُلْهُوَاللهُأَحَدٌ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama membaca di dalam dua rakaat sebelum salat Subuh dengan surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas.” (HR. Muslim no. 726)
Keutamaan Lainnya dalam Perspektif Islam
Selain manfaat di atas, ada juga beberapa hadis shahih yang menjelaskan kedudukan istimewa pada surah ini di dalam syariah Islam.
Nabi Muhammad SAW sering membaca surah Al Kafirun pada shalat Sunnah Fajar (Qabliyah Shubuh) dan Shalat Sunnah Ba’diyah Magrib. Biasanya dibaca pada saat rakaat pertama dan surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua.
Bisa untuk menjadi amalam sebelum tidur. Salah satu sunnah Nabi sebelum tidur Adalah membaca surah Al Kafirun. Hal ini bertujuan supaya seorang muslim menutup harinya dengan tauhid. Sehingga jika dalam keadaan meninggal dalam tidur, ia meninggal dalam keadaan Tauhid (Husnul Khotimah)
