Tips

Kumpulan Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur, Cerita Ringan Sebelum Terlelap

Tiara Motik

Kumpulan Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur, Cerita Ringan Sebelum Terlelap

Setiap malam adalah kesempatan baru untuk menghadirkan senyum sebelum si kecil terlelap, dan di sinilah dongeng anak bergambar sebelum tidur menjadi teman terbaiknya.

Dalam cerita-cerita ringan yang penuh warna dan imajinasi, anak dapat menyelami petualangan kecil yang hangat tanpa membuat pikirannya lelah.

Melalui kumpulan dongeng ini, kamu bisa mengajak buah hati berkeliling ke dunia ajaib yang tenang, penuh kebaikan, dan mudah dipahami, sempurna sebagai penutup hari yang manis. Siap menyelami kisah-kisah lembut yang membuat tidur terasa lebih nyaman? Mari mulai ceritanya.

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Sepatu Merah Milik Lala

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Sepatu Merah Milik Lala
Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Sepatu Merah Milik Lala

Lala sangat menyukai sepatu merah barunya. Sepatu itu tidak memiliki hiasan apa pun, hanya warna merah cerah yang membuatnya terlihat berani setiap kali dipakai. Namun ada satu hal yang belum diketahui Lala: sepatu itu punya kebiasaan kecil yang istimewa.

Setiap malam, ketika seluruh rumah menjadi sunyi dan lampu kamar sudah dipadamkan, sepatu merah itu mengeluarkan kilau lembut.

Kilau itu bukan sihir yang heboh, bukan pula suara aneh. Hanya cahaya kecil seperti kunang-kunang yang keluar dari bagian solnya, seolah sepatu itu menyimpan cerita sendiri.

Suatu malam, Lala sedang sulit tidur. Ia memandang sepatu merahnya yang berada di rak paling bawah. “seandainya kamu bisa bercerita,” gumamnya pelan. Saat itulah, cahaya kecil muncul lagi, lebih terang dari biasanya.

Pelan-pelan, sepatu itu bergerak sedikit. Tidak berlari, tidak melompat. Hanya bergeser, seolah mengajak Lala mendekat. Lala menahan napas, lalu turun dari kasurnya.

Begitu Lala menyentuh sepatu itu, cahaya berubah menjadi gambar-gambar kecil di lantai kamar, bayangan taman sekolah, jalur trotoar dekat rumah nenek, dan jejak-jejak kecil yang menyerupai langkah Lala sendiri.

Sepatu merah itu ternyata menyimpan semua jejak perjalanan Lala selama ini.

Ada gambar saat Lala pertama kali berlari kencang tanpa takut jatuh. Ada juga gambar ketika Lala pulang sekolah sambil menahan tangis karena bertengkar dengan temannya. Bahkan ada gambar ketika Lala menendang bola terlalu pelan dan semua orang tetap menyemangatinya.

Setiap jejak itu membuat Lala tersenyum. Sepatunya seakan berkata, “kamu sudah berjalan jauh. Kamu sudah berani. Kamu sudah hebat.”

Setelah semua cahaya mereda, Lala kembali ke kasurnya dengan hati hangat. Ia memeluk selimutnya dan berbisik, “terima kasih, sepatu merah.”

Malam itu, Lala tertidur lebih cepat dari biasanya, dengan keyakinan bahwa besok ia siap melangkah lebih jauh lagi.

Baca juga: 6 Contoh Dongeng Fabel yang Seru dan Edukatif untuk Mengasah Imajinasi Anak

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Toko Mimpi yang Hanya Buka 7 Menit

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Toko Mimpi yang Hanya Buka 7 Menit
Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Toko Mimpi yang Hanya Buka 7 Menit

Setiap malam, tepat tujuh menit sebelum anak-anak mengantuk, sebuah toko kecil muncul di balik lemari kamar Arin.

Toko itu tidak memiliki pintu besar, hanya tirai kain lembut berwarna biru muda yang bergoyang pelan seolah ditiup angin. Di atasnya ada papan kecil bertuliskan, “Toko Mimpi. Buka Hanya 7 Menit.”

Pemilik toko itu adalah seekor burung hantu kecil bernama Limo. Ia memakai kacamata bulat dan rompi mungil, membuatnya terlihat seperti penjaga toko paling ramah di dunia. Setiap malam, Limo menawarkan mimpi kepada Arin.

“Pilih satu mimpi malam ini,” kata Limo sambil membuka rak-rak kecil berisi botol kaca berwarna-warni.

Ada mimpi yang berisi debu bintang, mimpi petualangan di laut tenang, mimpi berjalan di taman bunga, bahkan mimpi tanpa suara untuk malam ketika kepala terasa lelah.

Namun malam ini, Arin merasa ragu. Ia baru saja bertengkar dengan sahabatnya, dan hatinya masih berat. Ia berdiri lama di depan rak. Setiap botol tampak cantik, tetapi tidak ada yang terasa tepat.

Limo memperhatikan dengan lembut. “Kalau kau tidak tahu harus memilih yang mana,” katanya, “pilihlah mimpi yang bisa menenangkan hatimu.”

Burung hantu itu lalu mengambil botol transparan yang hampir tak terlihat. Di dalamnya ada cahaya putih yang lembut seperti kabut.

“Inilah Mimpi Menyembuhkan Hati. Ia tidak membawa petualangan, tapi membantumu tidur dengan lebih ringan.”

Arin menerima botol itu. Saat ia membuka tutupnya, cahaya lembut menyebar ke seluruh kamar, membuat udara terasa hangat. Perlahan, perasaan sesaknya menghilang. Ia tersenyum kecil.

Toko itu mulai memudar. Tujuh menit sudah hampir habis.

“Terima kasih, Limo,” bisik Arin menguap.

“Tidurlah,” jawab Limo. “Dan besok, hatimu akan siap untuk berdamai.”

Arin memejamkan mata, dan malam itu, ia tidur paling nyenyak sepanjang minggu.

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Langkah Kecil Sang Bayangan

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Langkah Kecil Sang Bayangan
Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Langkah Kecil Sang Bayangan

Setiap malam, ketika lampu kamar dimatikan dan suara rumah mulai mereda, bayangan milik Raka perlahan melepaskan dirinya dari lantai. Bukan untuk menakuti, bukan untuk berpetualang jauh, hanya untuk berjalan-jalan sebentar setelah seharian menempel setia.

Bayangan itu bernama Kilo. Ia kecil, lentur, dan selalu bergerak dengan ringan. Begitu Raka tertidur, Kilo mengibaskan ujung kakinya dan mulai melangkah.

Ia berjalan mengitari kamar, menepuk-nepuk mainan yang berserakan, lalu mengintip keluar jendela, memastikan malam berjalan damai. Kilo tahu bahwa Raka sering merasa takut gelap, sehingga dirinya selalu memeriksa apakah ada yang membuat suasana kurang nyaman.

Suatu malam, Kilo melihat sesuatu yang aneh: sebuah bayangan kecil di bawah meja tampak meringkuk ketakutan. Ketika Kilo mendekat, ia mendengar suara lirih.

“Aku bayangan tidur siang Raka… hari ini ia marah dan melempar bantal. Aku terkejut dan bersembunyi. Sekarang aku tidak tahu bagaimana kembali.”

Kilo tersenyum lembut. “Raka tidak bermaksud menakutimu. Ia hanya sedang kesal sebentar.” Kilo lalu mengajak bayangan kecil itu berjalan mendekati kasur, tempat Raka terlelap.

Ketika berada cukup dekat, sesuatu yang hangat terjadi, bayangan tidur siang itu perlahan menyatu kembali dengan bayangan utama Raka yang sedang beristirahat di bawah tubuhnya.

Kilo merasa lega. Ia pun duduk sebentar di samping kasur, memandang wajah Raka yang tenang. “Kau memang mudah marah,” gumamnya pelan, “tapi hatimu tetap lembut.”

Saat fajar mulai datang, Kilo kembali ke tempatnya, menempelkan diri tepat di bawah kaki Raka sebelum ia bangun. Bayangan itu kembali utuh, siap menemani hari baru.

Ketika Raka membuka mata, ia merasa lebih ringan, seolah semalam seseorang sudah membereskannya dari dalam. Tanpa ia sadari, langkah kecil bayangannya telah menjaganya sepanjang malam.

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Kue Bolu untuk Ibu

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Kue Bolu untuk Ibu
Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Kue Bolu untuk Ibu

Sore itu, rumah terasa lebih sunyi daripada biasanya. Ibu sedang bekerja lembur, dan Asha merindukan kehangatan pelukan serta tawa ibunya. Untuk mengisi waktu, Asha melihat-lihat resep di buku masak keluarga. Di halaman tengah, ia menemukan satu yang sederhana, kue bolu vanila.

Asha tersenyum kecil. “Kalau aku membuat ini, Ibu pasti senang,” pikirnya.

Ia mengumpulkan semua bahan, telur, tepung, gula, mentega, dan sedikit vanila cair. Dapur terasa besar untuk seorang anak kecil, tetapi Asha berusaha bekerja perlahan.

Ia memecahkan telur dengan hati-hati, meski tetap ada sedikit cangkang yang jatuh ke mangkuk. Ia menimbang tepung, mengocok adonan, dan menyalakan oven seperti yang pernah diajarkan Ibu.

Saat adonan dituang ke loyang, aroma vanila mulai mengisi udara. Asha duduk di depan oven sambil menunggu, memandangi kue yang perlahan mengembang. Ada rasa deg-degan kecil di dadanya. “Semoga tidak gosong,” ia berbisik.

Ketika bunyi timer berbunyi, Asha menarik napas panjang. Kue itu matang dengan warna keemasan yang cantik. Ia menaburkan gula halus tipis-tipis, lalu meletakkannya di meja makan dengan kartu kecil bertuliskan, “Untuk Ibu. Dari Asha.”

Beberapa jam kemudian, pintu rumah terbuka. Ibu pulang dengan wajah lelah. Namun kelelahan itu langsung hilang ketika ia melihat kue di meja.

“Ini… Asha yang buat?” tanya Ibu terharu.

Asha mengangguk, pipinya memerah. “Aku kangen Ibu.”

Ibu memeluk Asha erat. “Terima kasih, Sayang. Ini hadiah terbaik hari ini.”

Mereka duduk berdua, menikmati kue bolu hangat sambil bercerita tentang hari masing-masing. Asha merasa hatinya penuh, seperti kue bolu yang mengembang sempurna.

Malam itu, sebelum tidur, Ibu mencium kening Asha dan berkata, “Kamu sudah membuat rumah kita terasa manis.”

Asha tertidur dengan senyum, bahagia karena telah membuat sesuatu dari hati.

Baca juga: 25 Doa Ulang Tahun Bahasa Arab yang Cocok untuk Caption atau Kartu Ucapan

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Rumah Kucing di Teras

Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Rumah Kucing di Teras
Dongeng Anak Bergambar Sebelum Tidur: Rumah Kucing di Teras

Setiap sore, ada seekor kucing abu-abu yang selalu duduk diam di sudut teras rumah Dira. Bulunya agak kusut, matanya jernih, dan ia selalu menatap Dira dengan wajah seolah ingin berkata sesuatu. Dira menamainya Si Pucat, karena warnanya lembut seperti awan mendung.

Awalnya, Si Pucat hanya datang untuk berteduh. Ia duduk sambil menggulung ekornya, menunggu hujan reda atau sekadar mencari tempat hangat. Dira merasa kasihan setiap kali melihat kucing itu kedinginan. Suatu hari, ia memberanikan diri memberi sedikit makanan kucing yang tersisa.

Si Pucat mengendus pelan, lalu makan perlahan seolah berterima kasih tanpa suara.

Sejak itu, ia menjadi tamu tetap. Namun Dira tahu, teras bukan tempat yang nyaman untuk seekor kucing yang hidup sendirian. Maka ia mengumpulkan kardus bekas, selimut tipis, dan beberapa pita berwarna yang ditemukan di laci.

“Aku buatkan kamu rumah, ya,” kata Dira sambil menempelkan selimut kecil di dalam kardus.

Setelah selesai, rumah kecil itu terlihat hangat dan sederhana. Dira meletakkannya di sudut teras tempat Si Pucat biasa duduk. Ketika kucing itu datang sore hari, ia mendekat perlahan, mengendus rumah baru itu, lalu masuk dengan gerakan lembut.

Dira tersenyum lebar. “Kamu suka?”

Si Pucat menjawab dengan dengkuran halus.

Sejak malam itu, kucing abu-abu itu selalu tidur dengan nyaman di dalam rumah kecilnya. Kadang, hanya telinganya yang terlihat dari pintu kardus. Kadang, ia keluar dan menggeliat panjang di bawah sinar pagi.

Melihat kucing itu aman membuat Dira merasa ada kehangatan baru di rumahnya.

Malam itu, sebelum tidur, Dira berkata pada Ayah, “ternyata membuat makhluk lain merasa nyaman… rasanya enak sekali di hati.”

Dan di teras, Si Pucat mengedipkan mata pelan, seolah berkata, “terima kasih telah memberiku rumah.

Melalui berbagai dongeng anak bergambar sebelum tidur, kamu bisa melihat betapa cerita sederhana mampu membuat si kecil merasa aman, nyaman, dan siap menyelam ke dunia mimpi. Kumpulan kisah ini bukan hanya hiburan, tetapi juga cara lembut untuk menanamkan nilai kebaikan sejak dini.

Jika kamu ingin menghadirkan lebih banyak dongeng anak bergambar sebelum tidur yang menarik, original, dan mudah dipahami, Optimaise, digital agency Malang, siap membantumu dengan jasa penulisan artikel berkualitas.

Yuk, terus ikuti berbagai dongeng sebelum tidur romantis lainnya dan jadikan waktu malam sebagai momen hangat penuh imajinasi bersama pasangan.

Baca Juga

Optimaise